Pimpinan PB HMI Dua, Presiden Ikutan Dua - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Saturday 20 April 2019

Pimpinan PB HMI Dua, Presiden Ikutan Dua

YakusaBlog- Apa kabar masyarakat HMI yang ada di Indonesia? Ah, pasti lagi ribut ya. Lagi pada bahas-bahas hasil Pemilu-pemiluan. Sibuk bahas-bahas Kosong Satu dan Kosong Dua tooh? Hahaa… sibuk bahas-bahas itu jangan sampe lupa ber-HMI ya. Jangan lupa minum Es Kosong. Oh iya, teringat-teringatnya, Pimpinan PB HMI kita juga dua kan? Jadi, udah biasa lah kalau Presiden kita juga dua.
Pembaca yang budiman. (Mohon maaf ya Kanda Budiman, aku pinjam dulu namanya). Tiga hari ini masyarakat kita sedang asyik menyaksikan hasil pesta demokrasi. Ya…, namanya pesta pasti ada ributnya lah. Kalau gak ada ributnya, kan gak asyik. Anggap saja seperti nonton konser atau kibot bongkar, kalau ada rusuh kan jadi seru. Kalau gak rusuh, besok paginya gak ada bahan cerita.
Dua-duanya ngaku menang tooh? Nah, solusi dari aku jadikan aja mereka Presiden-Wakil Presiden, tapi jangan lupa buat aja sifnya untuk Kosong Satu dan Kosong Dua. Dalam satu hari satu malam kan itu ada 24 jam. Nah, bisa tuh dibagi. Sif pagi sampai malam untuk Kosong Satu, Sif malam sampai pagi untuk Kosong Dua, kan adil. Dapat tooh solusinya, biar gak ribut-ribut. Kalau ribut-ribut gak baik buat pertumubuhan anak-anak bangsa.
Eh…eh… asyik bahas hasil pemilu-pemiluan, di HMI udah gimana sekarang? Masih dualisme? Yang mana sekarang yang sah, entar lagi mau Kongres loh. Di beberapa Cabang juga udah ada yang selesai Konferensi dan mau Konferensi. Nanti kalau ngurus administrasi dan pelantikannya, ke pengurus yang mana? Jangan-jangan pemilu pilpres 2019 itu efek dari dualisme PB HMI. Bisa jadi itu. Hahahaa…
Baca juga: The Poeple Power
HMI dualisme pimpinan, Indonesia malah ikutan. Kayaknya di Indonesia ini masyarakat kita lagi doyan-doyannya poligami kekuasaan. Banyak yang nolak poligami istri, tapi mau juga poligami kekuasaan.
Aku sebagai masyarakat awam jelas bingung. Mana yang benar mana yang salah. Begitu juga di HMI, mana yang benar mana yang salah. Tak mungkin semuanya benar dan tak mungkin juga semuanya salah. Pasti ada kebenaran dan kesalahan yang bercampur aduk. Kayak kalau baca teks NDP HMI, di dalam Bab I bagian-bagian awal, itu ada dituliskan Cak Nur, dalam konteks kepercayaan sih. Aku hanya mengamandemennya dalam konteks lain. Mungkin dalam dunia lain. Hahaa… receh.
Kalau mau ngomong serius, aku merasa kondisi psikologi masyarakat Indonesia saat ini lagi sedang sakit. Penyakitnya adalah eksistensialisme kekuasaan. Sehingga banyak yang mencari dalil-dalil pembenaran untuk menyatakan perbuatannya tidak salah. Segala cara dilakukan, tidak lagi pandang itu baik atau buruk. Yang penting tujuannya dapat.
Moralitas, etika, integritas, estika kehidupan dan sebangsanya sudah tidak lagi dijunjung tinggi. Penyakit selanjutnya adalah fanatisme. Mungkin ini gejala kekosongan spiritual dan intelektual. Sehingga, ukuran kebenaran dan kebaikannya sesuai pesanan. Kegiatan-kegiatan dilakukan hanya serimonial untuk mengembalikan modal.
Baca juga: Lobi-Lobi Mendapatkan HMI-Wati (Bagian I) dan (Bagian II)
Hal-hal substansial tidak lagi fokus utama. Di HMI, aku pikir penyakit ini sedang menjangkit juga. Lemahnya independensi, tradisi intelektual dan sebangsanya, menjadikan HMI semakin terpuruk lagi. Tak percaya, tengoklah PB HMI saat ini. Atau tengoklah kondisi kader-kader HMI sekarang. Ah, mungkin aku juga bagian dari itu.
Aku terkadang bertanya, masihkah HMI ini layak ada? Kalau masih, mengapa ia tidak bisa merekatkan persaudaraan dan persatuan kebangsaan. Malah, saat ini yang terjadi ia bagian dari masyarakat fanatisme Kosong Satu dan Kosong Dua. Mudah-mudahan tidak banyak yang terkena penyakit ini. Tapi, kalau fanatisme ke Abang-Abangan kayaknya banyak nih. Kalau gak ke Abang, ke Uang. Asyiaaaapppp….
Jadi apa makna dan inti tulisan ini? Ah, entah lah. Terserah pada man-teman aja. Harapannya dapat menghibur. Mungkin tulisan ini bagian dari penyakit psikologi keadaan masyarakat kita juga. Keadaan HMI saat ini hanya organisasi simbolik. Mungkin ada yang marah kalau aku mengatakan seperti ini, silahkan saja. Laporkan sekalian sama polisi. Hahahaa…. Ah, aku ngecap lagi.
Nah, intinya menurutku, bagaimana pun keadaan sekarang persatuan dan persaudaraan harus tetap ditingkatkan. Persatuan dan persaudaraan lintas suku, agama, marga, agama dan lintas semuanya. Iblis, Malaikat, Hewan, manusia dan seluruh makhluk harus bersaudara dan bersatu. Bukan berkosong satu bukan pula berkosong dua. Hahahaa…. Amantaaappp…
Udah dulu ah, aku capek ngoceh terus. Yang jelas Pimpinan PB HMI harus jelas siapa orangnya supaya HMI tidak pecah belah. Presiden Indonesia bagaimana? Solusiku tetap seperti tadi. Tinggal rubah aja UUD nya. Selesai tooh…
Kalau bicara kesan dan pesannya dalam keadaan HMI dan negara kita saat ini, kalau kesannya nikmat dan agak resah sih. Kalau pesannya, aku pesan Mie Aceh Kuah pake Nasi Putih dan minumnya Es Manis Dingin atau Mandi. Itu aja.[]

Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).

Ket.Gbr: Ilustration

No comments:

Post a Comment