YakusaBlog- Apa
kabar masyarakat HMI yang ada di Indonesia? Ah, pasti lagi ribut ya. Lagi pada
bahas-bahas hasil Pemilu-pemiluan. Sibuk bahas-bahas Kosong Satu dan Kosong Dua
tooh? Hahaa… sibuk bahas-bahas itu
jangan sampe lupa ber-HMI ya. Jangan lupa minum Es Kosong. Oh iya,
teringat-teringatnya, Pimpinan PB HMI kita juga dua kan? Jadi, udah biasa lah
kalau Presiden kita juga dua.
Pembaca
yang budiman. (Mohon maaf ya Kanda Budiman, aku pinjam dulu namanya). Tiga hari
ini masyarakat kita sedang asyik menyaksikan hasil pesta demokrasi. Ya…,
namanya pesta pasti ada ributnya lah. Kalau gak ada ributnya, kan gak asyik.
Anggap saja seperti nonton konser atau kibot bongkar, kalau ada rusuh kan jadi
seru. Kalau gak rusuh, besok paginya gak ada bahan cerita.
Dua-duanya
ngaku menang tooh? Nah, solusi dari aku jadikan aja mereka Presiden-Wakil
Presiden, tapi jangan lupa buat aja sifnya untuk Kosong Satu dan Kosong Dua. Dalam
satu hari satu malam kan itu ada 24 jam. Nah, bisa tuh dibagi. Sif pagi sampai
malam untuk Kosong Satu, Sif malam sampai pagi untuk Kosong Dua, kan adil. Dapat
tooh solusinya, biar gak ribut-ribut. Kalau ribut-ribut gak baik buat
pertumubuhan anak-anak bangsa.
Eh…eh…
asyik bahas hasil pemilu-pemiluan, di HMI udah gimana sekarang? Masih dualisme?
Yang mana sekarang yang sah, entar lagi mau Kongres loh. Di beberapa Cabang
juga udah ada yang selesai Konferensi dan mau Konferensi. Nanti kalau ngurus
administrasi dan pelantikannya, ke pengurus yang mana? Jangan-jangan pemilu
pilpres 2019 itu efek dari dualisme PB HMI. Bisa jadi itu. Hahahaa…
Baca juga: The Poeple Power
HMI
dualisme pimpinan, Indonesia malah ikutan. Kayaknya di Indonesia ini masyarakat
kita lagi doyan-doyannya poligami kekuasaan. Banyak yang nolak poligami istri,
tapi mau juga poligami kekuasaan.
Aku
sebagai masyarakat awam jelas bingung. Mana yang benar mana yang salah. Begitu juga
di HMI, mana yang benar mana yang salah. Tak mungkin semuanya benar dan tak
mungkin juga semuanya salah. Pasti ada kebenaran dan kesalahan yang bercampur
aduk. Kayak kalau baca teks NDP HMI, di dalam Bab I bagian-bagian awal, itu ada
dituliskan Cak Nur, dalam konteks kepercayaan sih. Aku hanya mengamandemennya
dalam konteks lain. Mungkin dalam dunia lain. Hahaa… receh.
Kalau
mau ngomong serius, aku merasa kondisi psikologi masyarakat Indonesia saat ini
lagi sedang sakit. Penyakitnya adalah eksistensialisme kekuasaan. Sehingga banyak
yang mencari dalil-dalil pembenaran untuk menyatakan perbuatannya tidak salah. Segala
cara dilakukan, tidak lagi pandang itu baik atau buruk. Yang penting tujuannya
dapat.
Moralitas,
etika, integritas, estika kehidupan dan sebangsanya sudah tidak lagi dijunjung
tinggi. Penyakit selanjutnya adalah fanatisme. Mungkin ini gejala kekosongan spiritual
dan intelektual. Sehingga, ukuran kebenaran dan kebaikannya sesuai pesanan. Kegiatan-kegiatan
dilakukan hanya serimonial untuk mengembalikan modal.
Hal-hal
substansial tidak lagi fokus utama. Di HMI, aku pikir penyakit ini sedang
menjangkit juga. Lemahnya independensi, tradisi intelektual dan sebangsanya,
menjadikan HMI semakin terpuruk lagi. Tak percaya, tengoklah PB HMI saat ini.
Atau tengoklah kondisi kader-kader HMI sekarang. Ah, mungkin aku juga bagian
dari itu.
Aku
terkadang bertanya, masihkah HMI ini layak ada? Kalau masih, mengapa ia tidak
bisa merekatkan persaudaraan dan persatuan kebangsaan. Malah, saat ini yang
terjadi ia bagian dari masyarakat fanatisme Kosong Satu dan Kosong Dua. Mudah-mudahan
tidak banyak yang terkena penyakit ini. Tapi, kalau fanatisme ke Abang-Abangan
kayaknya banyak nih. Kalau gak ke Abang, ke Uang. Asyiaaaapppp….
Jadi
apa makna dan inti tulisan ini? Ah, entah lah. Terserah pada man-teman aja. Harapannya dapat menghibur. Mungkin
tulisan ini bagian dari penyakit psikologi keadaan masyarakat kita juga. Keadaan
HMI saat ini hanya organisasi simbolik. Mungkin ada yang marah kalau aku mengatakan
seperti ini, silahkan saja. Laporkan sekalian sama polisi. Hahahaa…. Ah, aku
ngecap lagi.
Baca juga: Karena DI HMI Kita Berdua
Nah,
intinya menurutku, bagaimana pun keadaan sekarang persatuan dan persaudaraan
harus tetap ditingkatkan. Persatuan dan persaudaraan lintas suku, agama, marga,
agama dan lintas semuanya. Iblis, Malaikat, Hewan, manusia dan seluruh makhluk
harus bersaudara dan bersatu. Bukan berkosong satu bukan pula berkosong dua.
Hahahaa…. Amantaaappp…
Udah
dulu ah, aku capek ngoceh terus. Yang jelas Pimpinan PB HMI harus jelas siapa
orangnya supaya HMI tidak pecah belah. Presiden Indonesia bagaimana? Solusiku
tetap seperti tadi. Tinggal rubah aja UUD nya. Selesai tooh…
Baca Juga: Merawat Kapal Tua
Kalau
bicara kesan dan pesannya dalam keadaan HMI dan negara kita saat ini, kalau kesannya
nikmat dan agak resah sih. Kalau pesannya, aku pesan Mie Aceh Kuah pake Nasi
Putih dan minumnya Es Manis Dingin atau Mandi. Itu aja.[]
Penulis:
Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).
Ket.Gbr: Ilustration
Sbr.Gbr: https://genalfablog.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment