Islam Agama Manusia Sepanjang Masa - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday 17 December 2017

Islam Agama Manusia Sepanjang Masa

YakusaBlog- Islam artinya pasrah sepenuhnya (kepada Allah), sikap yang menjadi inti ajaran agama yang benar di sisi Allah. Karena itu, semua agama yang benar disebut Islam. Begitulah, Kitab Suci (Al-Qur’an) mengatakan bahwa Nabi Nuh mengajarkan Islam (QS. Yunus: 72). Nabi Ibrahim pun membawa ajaran Islam, dan mewasiatkan ajaran itu kepada anak keturuannya, termasuk kepada anak turunan Ya’qub atau Isra’il (QS. Al-Baqarah: 130-132). Di antara anak Ya’qub itu ialah Yusuf, yang berdo’a kepada Allah agar kelak mati sebagai seorang Muslim (seorang “yang ber-Islam”) (QS. Yusuf: 101).
Kitab Suci juga menuturkan bahwa para ahli sihir Mesir yang semula mendukung Fir’aun tapi akhirnya ikut dengan Nabi Musa juga berdo’a kepada Allah agar kelak mati sebagai orang-orang yang Muslim (QS. Al-A’raf: 126). Lalu Ratu Balqis dari Yaman, Arabia Selatan, yang ditaklukkan Nabi Sulaiman juga akhirnya tunduk dan patuh kepada Nabi Sulaiman itu dan menyatakan bahwa dia bersama Sulaiman pasrah sempurna atau Islam kepada Tuhan Seru sekalian alam (QS. An-Naml: 44).
Dan semua para Nabi dari Bani Isra’il (anak turunan Nabi Ya’qub) ditegaskan dalam Kitab Suci sebagai orang-orang yang menjalankan Islam kepada Allah (QS. Al-Ma’idah: 44). Lalu Isa al-Masih juga mendidik para pengikutnya (al-Hawariyyun) sehingga mereka menjadi orang-orang Muslim, pasrah kepada Allah (QS. Ali-Imran:52-53 dan Al-Ma’idah: 111).
Karena itu para ulama klasik, seperti Ibn Taymiyah, misalnya menegaskan bahwa, agama semua Nabi adalah sam dan satu, yaitu Islam, meskipun syari’atnya berbeda-beda sesuai dengan zaman dan tempat khusus masing-masing Nabi itu.
Kata Ibn Taymiyyah, “Oleh karena asal-usul agama tidak lain ialah Islam, yaitu agama pasrah (kepada Tuhan) itu satu, meskipun syari’atnya bermacam-macam, maka Nabi Saw bersabda dalam sebuah hadits shahih: ‘Sesungguhnya kami golongan para Nabi, agama kami adalah satu (sama).’” Para Nabi itu bersaudara satu ayah lain ibu, jadi agama mereka adalah satu. Yaitu ajaran beribadah hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang tiada padanan bagi-Nya.” (Ibn Taymiyyah, Iqtidla al-Shirath al-Mustaqim, Hal: 455-456).
Jadi suatu agama, seperti agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad (yang memang secara sadar dari semula disebut agama sikap pasrah sempurna kepada Allah atau al-Islam), adalah tidak unik (dalam arti, tidak berdiri sendiri dan terpisah). Dia berada dalam garis kelanjutan dengan agama-agama lain. Hanya saja, seperti halnya dengan semua yang hidup dan tumbuh, agama itu pun, dalam perjalanan sejarahnya, juga berkembang dan tumbuh, sehingga akhirnya mencapai kesempurnaan dalam agama Nabi Muhammad, Rasul Allah yang penghabisan, yang tiada lagi Rasul sesudah beliau.
Maka, seperti kata Ibn Rusyd dalam bagian terakhir kitabnya, Tahafut al-Tahafut, meskipun pada esensinya agama itu semua sama, namun manusia pada zaman tertentu mempunyai kewajiban moral untuk memilih tingkat perkembangannya yang paling akhir saat itu. Dan perkembangannya yang terakhir agama-agama itu ialah agama Nabi Muhammad. Namun tetap, dalam kesadaran akan kesatuan asal agama-agama, kita diwajibkan beriman kepada semua Nabi, tanpa membeda-bedakan antara mereka, dan pasrah hanya kepada Allah Swt. (QS. Al-Baqarah: 136).[]


Sumber: Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Paramadian, Jakarta Selatan, 2002, hal: 2-3.

Ket.gbr: Net/Ilustrasi
Sumber gbr: https://www.deviantart.com/

No comments:

Post a Comment