YakusaBlog- Tentunya sudah menjadi kewajiban
seorang kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) membaca dan memahami nilia-nilai
(substansi) yang terkandung dalam isi Mukaddimah Anggaran Dasar HMI (AD HMI).
Secara praktiknya, isi Mukaddimah AD HMI tersebut, sering menjadi syarat
normatif dalam screening test Latihan Kader II (LK II) dalam
materi screening Konstitusi HMI yang
harus bisa disebutkan tanpa melihat teksnya.
Lantas, apakah cukup dengan mengucapkan
tanpa melihat teks itu sudah cukup dan dianggap telah memahaminya? Tentunya
tidak. Isi Mukaddimah yang terdapat dalam AD HMI tersebut menurut saya sangat
bernilai sakral (suci) walaupun dia tidak sesuci ayat-ayat Allah Swt. Karena ia
mempunyai nilai-nilai yang baik, maka tentunya kita harus memahaminya dan
mengaplikasikannya. Sebenarnya, dengan hanya memahami Mukaddimah tersebut,
seorang kader sudah dapat mengerti bagaimana itu HMI, karena isi Mukaddimah
itulah yang melahirkan “Batang Tubuh” (pasal-pasal) AD HMI.
Di dalam isi Mukaddimah tersebut,
terdapat 6 (enam) paragraf atau alinea yang masing-masing alinea membicarakan
hal-hal yang sangat fundamen dan mempunyai nilai yang berbeda-beda. Seperti:
Alinea pertama menyebutkan bahwa: “Sesungguhnya
Allah Subhanahu wata’ala telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq lagi sempurna
untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai
khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadirat-Nya.”
Jika kita tarik penafsirannya, alinea
pertama ini membicarakan tentang agama Islam. di mana pada alinea ini bernilai
tauhid, hal mana Allah Swt. disebutkan di dalamnya. Selain itu, ia membicarakan
Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. sebagai ajaran yang haq (benar) lagi sempurna. Artinya, tidak ada lagi ajaran yang
benar dan sempurna selain Islam. manusia sebagaimana fitrahnya menjadi pemimpin
di muka bumi ini harus memeluk ajaran yang benar lagi sempurna agar dapat
mengatur atau memimpin ummat manusia yang berlandaskan ajaran yang benar
(Islam), bukan atas dasar ajaran manusia (seperti ajaran komunisme, sosialisme,
liberalisme, sekularisme, kapitalisme dan sebangsanya), memimpin bukan atas dasar
hawa nafsu dan keinginan manusia. Karena menjadi pemimpin hanyalah untuk
mengabdikan diri semata-mata mengharap ridho dan kehadirat Allah Swt. Atas dasar
itulah, seorang kader HMI harus memimpin atau menjadi pemimpin atas dasar
ajaran yang benar lagi sempurna, yaitu ajaran Islam.
Alinea kedua menyebutkan: “Menurut
iradat Allah Subhanahu wata’ala kehidupan yang sesuai dengan fitrah-Nya adalah
panduan utuh antara aspek duniawi dan ukhrawi, individu dan sosial serta iman,
ilmu, dan amal dalam mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.”
Nah, dalam alinea kedua tersebut
mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan yang utuh atau kehidupan yang bahagia
itu harus sesuai fitrah-Nya. Di mana panduan hidup yang utuh itu tidak
memisahkan aspek kehidupan duniawi dan ukhrawi. Sangat berbeda dengan ajaran
filsafat materialisme (seperti komunisme) yang hanya percaya bahwa kehidupan
itu hanya di dunia ini saja. Nilai yang terkandung di dalamnya juga menyatakan
bahwa seorang kader HMI tidak boleh eksklusif dan bersifat individualistis. Akan
tetapi kader HMI harus juga peduli terhadap sosial (ummat). Selain pemenuhan
aspek dunia dan ukhrawi, individu dan sosial, seorang kader juga harus
meningkatkan keimanan, keilmuan dan amal sholeh. Maka jika aspek-aspek tersebut
terpenuhi oleh setiap kader HMI, maka insya
Allah, kebahagiaan hidup seorang kader HMI di duni dan akhirat akan
didapatkan.
Alinea ketiga menyebutkan: “Berkat
rahmat Allah Subhanahu wata’ala Bangsa Indonesia telah berhasil merebut
kemerdekaan dari kaum penjajah, maka umat Islam berkewajiban mengisi
kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala.”
Alinea ketiga di atas membicarakan
tentang keindonesiaan, di mana HMI mempercayai bahwa kemerdekaan yang
didapatkan oleh Negara Indonesia tidak murni dari perjuangan rakyat Indonesia
melawan penjajah. Akan tetapi, ada peran kekuasaan Allah Swt. tentunya setiap
yang beragama pasti mempercayainya adanya peran Yang Kuasa, Tuhan Yang Maha
Esa. Sangat berbeda dengan kepercayaan dari orang-orang komunis yang tidak
mempercayai kehendak Tuhan dalam kehidupan manusia.
Nah, atas dasar perjuangan yang dikehendaki
oleh Allah Swt. maka kader HMI sebagai bagian daripada ummat Islam berkewajiban
mengisi kemerdekaan tersebut dalam berbangsa dan bernegara dengan tujuan
mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt. seperti yang
disebutkan dalam pasal 4 AD HMI (tujuan HMI).
Pada elinea keempat menyebutkan: “Sebagai
bagian dari umat Islam, maka umat Islam Indonesia memiliki kewajiban berperan
aktif dalam menciptakan Ukhuwah Islamiyah sesama umat Islam sedunia menuju
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala.”
Jika kita tarik nilai-nilai yang terdapat
dalam alinea keempat Mukaddimah AD HMI tersebut, maka kita dapatkan bahwa
alinea tersebut bernilai Ukhuwah
Islamiyah. HMI sebagai bagian dari ummat Islam di Indonesia dan dunia harus menguatkan hubungan sesama ummat Islam
sedunia. Artinya, perjuangan HMI tidak hanya berkewajiban dan berperan aktif untuk ummat Islam di
Indonesia, akan tetapi untuk Islam sedunia dengan tujuan menciptakan masyarakat
adil makmur yang diridhoi Allah Swt.
Dalam alinea kelima disebutkan: “Mahasiswa
Islam sebagai generasi muda yang sadar akan hak dan kewajibannya serta peran
dan tanggung jawab kepada ummat manusia, ummat muslim dan Bangsa Indonesia
bertekad memberikan dharma baktinya untuk mewujudkan nilai-nilai keIslaman demi
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala.”
Dalam alinea (baca: kelima) ini,
membicarakan bagaimana peran dan fungsi seorang mahasiswa Muslim yang
selanjutnya disebut sebagai generasi muda. Artinya, generasi muda (kader HMI)
harus sadar akan hak dan kewajibannya serta peran dan tanggung jawabnya kepada
seluruh ummat manusia yang ada di dunia ini. Selain akan sadar atas hak dan
kewajibannya, serta peran dan tanggung jawabnya kepada seluruh ummat, kader HMI
harus siap dan konsisten berbakti kepada ummat manusia dengan mewujudkan
nilai-nilai kebaikan. Tentunya nilai-nilai kebaikan itu diukur dari indikator
ajaran Islam, bukan ajaran manusia. Dan tujuan akhirnya sama seperti
alinea-alinea sebelumnya, mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
Swt.
Yang terakhir, alinea keenam tertulis: “Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan taufiq dan hidayah
Allah Subhanahu wata’ala serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh
kebijaksanaan, dengan nama Allah kami Mahasiswa Islam menghimpun diri dalam
satu organisasi yang digerakkan dengan pedoman berbentuk anggaran dasar sebagai
berikut:”
Alinea terakhir ini, pada dasarnya
meneguhkan suatu organisasi (HMI) yang meyakini bahwa tujuan HMI dapat tercapai
karena taufiq dan hidayah dari Allah
Swt. Selain keyakinan yang bersifat vertikal tersebut, untuk mencapai
tujuan-tujuan HMI harus membentuk usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh
kebijaksanaan. Maksudnya, HMI membentuk suatu pola atau metode yang sering kita
sebut pola perkaderan HMI untuk mewujudkan profil kader HMI yang berkualitas
maka HMI melaksanakan pelatihan-pelatihan HMI, baik secara formal maupun
informal. Dan untuk menggerakkan organisasi secara teratur dan terencana, maka
dibentuklah suatu norma dasar (AD HMI) dan
aturan hukum (rule of law)
atau aturan main (rule of game)
ber-HMI. HMI dapat berjalan dengan baik, apabila aturan-aturan tersebut dapat
ditegakkan dan tidak memaksakan kehendak diri pribadi atau golongan untuk
kepuasaan pribadi.
Maka dari penjelasan-penjelasan singkat
kita di atas, kiranya lah tulisan ini dapat disebutkan sebagai “Tafsir
Mukaddimah HMI” walaupun masih sangat memerlukan tambahan pendapat di setiap
tafsiran alinea. Kiranya itu dapat dilengkapi oleh setiap kader HMI. Dan
kiranya juga kader-kader HMI dapat memahami dan mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Karena selain berguna untuk internal pribadi kader,
berguna pula untuk eksternal kader HMI.[]
Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan
Ket.gambar: Net/Ilustrasi
No comments:
Post a Comment