Di HMI Aku Memilih Jalan Sunyi - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Thursday 13 April 2017

Di HMI Aku Memilih Jalan Sunyi


YakusaBlog- Sebetulnya judul di atas sudah lama kusimpan dalam catatan pribadiku. Setelah aku menyelesaikan Senior Course (SC) di HMI untuk menjadi Instruktur di HMI, sekaranglah baru dapat sedikit kutuliskan bagaimana maksud judul itu. Tulisan ini pun tidaklah dalam bentuk artikel ilmiah sebagaimana tulisan-tulisanku sebelumnya tentang HMI. Tulisan ini lebih cenderung seperti catatan ringan saja, atau semacam catatan kaki dan menurutku sangat perlu untuk direnungkan.

Mulanya aku dilema pekiran apakah aku ikut Pelatihan Khusus untuk menjadi Instruktur di HMI (Senior Course atau Training Instruktur) sekitar satu tahun yang lalu, Februari 2016. Setelah berijtihad dengan diriku sendiri, aku pun memutuskan untuk ikut dan siap mengabdi apabila dinyatakan lulus.

Menjadi Instruktur HMI berari siap mengabdikan diri untuk HMI, menjadi Instruktur juga berarti siap dan bersedia memilih ‘jalan sunyi’.

Seperti apakah yang dimaksud ‘jalan sunyi’ itu? Kata-kata ini (‘jalan sunyi’) aku dapatkan dari seorang Instruktur HMI yang menjadi Master of Training kami Februari 2016, Roni Gunawan. Aku juga tidak tahu darimana istilah itu ia dapatkan.

Dikatakan ‘jalan sunyi’ kerena sedikit sekali kader yang melewati proses ini (menjadi Instruktur), adapun yang ikut pelatihannya cukup banyak, tapi pada pertengahan jalan habis tereliminasi (seleksi) oleh alam sendiri. Hal ini juga dikatakan ‘jalan sunyi’ karena ribuan kader HMI se-Nusantara telah menyelesaikan Latihan Kader II (Intermediate Training) tapi hanya sedikit yang menjadi Instruktur. Menurutku ini juga bagian dari kelemahan HMI saat ini sehingga kualitas kader-kader organisasi mahasiswa tertua di Nusantara ini menurun.

Sudah lebih dari satu tahun, tepatnya satu tahun dua bulan, aku bersama ‘jalan sunyi’ ini. Awalnya aku dan teman-teman (seangkatan) itu berjumlah belasan orang, tapi sekarang yang aktif hanya sedikit. Dengan alasan dan kendala, teman-teman yang lain pun sudah ada yang tak aktif dan kurang aktif.

Tentunya yang kami rasakan ini, telah dilewati oleh pendahulu-pendahulu kami.
Di umur jagung ini, aku pun bertambah semangat berada di ‘jalan sunyi’ setelah  beberapa teman-teman kader HMI Cabang Medan ikut bergabung di ‘jalan sunyi’. Seleksi alam juga tetap berlaku kepada mereka. Semua proses harus dilewati setelah gorum SC. Apalagi di HMI Cabang Medan, untuk menjadi Instruktur HMI sangat banyak sekali hal-hal yang harus dilewati supaya menjadi Instruktur Penuh dan baru dapat dapat dilantik.

Menjadi Instruktur di HMI (jalan sunyi), sangat besar peran dan tanggung jawabnya. Selain wawasan keilmuan yang harus mumpuni, sikap atau akhlak juga harus dijaga. Banyak sekali ‘zona nyaman’ yang harus ditinggalkan.


Ber-HMI rasanya tidak sempurna kalau tidak menjadi Instruktur HMI. Tidak afdhol rasanya bergabung dalam organisasi yang fungsinya perkaderan tidak terlibat di dalamnya secara langsung. ‘Jalan sunyi’ ini adalah satu pilihan di mana kita harus siap mengabdi. Siap tenaga dan waktu terkuras demi perkaderan HMI dan semuanya harus dilalui dengan ikhlas juga tanpa pamrih. Instruktur HMI se-Indonesia tetaplah semangat digaris perkaderan. Semoga Allah SWT merahmati dan meridhoi kita.


Penulis : Ibnu Arsib Ritonga
Instruktur HMI dari HMI Cabang Medan

Sumber gambar ilustrasi : http://nenektanjung.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment