YakusaBlog- Politik secara sederhana adalah segala hal yang berkaitan dengan permainan
kekuasaan. Sebagai politikus, pekerjaannya hanya dua: menghimpun kekuasaan (machtvorming) dan menggunakan kekuasaan
(machtaannwending). Ketika seorang
politikus rajin mengunjungi orang-orang yang berpengaruh dan melakukan
negosiasi dengan mereka, berarti ia sedang menghimpun kekuasaan. Ketika seorang
politikus menyingkirkan lawannya dengan memanipulasikan wewenang yang dia
miliki, berarti dia sedang menggunakan kekuasaannya. (Jalaluddin Rakhmat,
1991:112)
Baca juga: Menegakkan Sistem Politik Islam
Menurut saya, di era kids zaman now,
dua cara itu masih sangat kurang sekali, perlu adanya tambahan agar dapat
mencapai kekuasaan politik, mungkin bentuk lebih ke taknis atau alat. Tambahannya
adalah, pertama, seorang politikus
harus mempunyai media atau membayar media, baik media cetak maupun media online, yang tujuannya untuk mempengaruhi
orang banyak, mengkampanyekan dan memperkenalkan siapa Anda, untuk apa Anda
hadir, dan bagaimana program-program Anda. Baik buruknya hanya diri Anda dan
Tuhan yang mengetahui.
Kedua, selain memerlukan media, tentunya memerlukan modal atau ongkos politik yang
cukup banyak atau banyak sekali. Segala apa yang dikerjakan untuk mencapai
kekuasaan tentunya membutuhkan biaya. Melakukan konsolidasi (penguatan) ke
semua basis tentunya membutuhkan dana.
Ketiga, Anda dapat mencapai kekuasaan karena memang berkompeten di bidang
tersebut, sehingga orang-orang yakin memberikan amanah tersebut kepada Anda. Bukan
berarti sarana dan prasarana yang kita sebutkan tidak dibutuhkan, hal-hal tadi
sangat dibutuhkan.
Cara-cara ini mempunyai sifat relatif juga, karena ia ditentukan oleh
keadaan suatu masyarakat dan sistem dalam suatu negara. Jika kita dalam negara
demokrasi, tentunya untuk mencapai kekuasaan politik, dukungan dari rakyat
sangat dibutuhkan, dan rakyat adalah penentunya. Cara-cara yang kita sebutkan
tadi, baik yang dituliskan oleh Jalaluddin Rakhmat dan juga saya, sangat besar
pengaruhnya. Jika tidak sistem demokratis, mungkin cara yang disebutkan yang
paling awal lebih berpengaruh, terkhususnya cara yang kedua, yaitu
menyingkirkan lawan dengan menggunakan kekuasaan atau wewenang.
Baca juga: Mengapa Perlu Membatasi Kekuasaan Negara?
Perlu kiranya saya menambahi catatan di sini, bahwa kita jangan menganggap
bahwa politik itu sangat kotor. Politik tidaklah demikian. Dan juga jangan
menganggap bahwa kekuasaan itu adalah sarana untuk menindas dan memperkaya
orang. Kekuasaan itu seharusnya sebagai sarana atau juga alat untuk memakmurkan
dan mensejahterakan rakyat. Karena dengan kekuasaan itu ia mempunyai wewenang
dalam mengatur dan menjalankan. Kekuasaan itu pun menjadi relatif, ia bisa
buruk jika di duduki oleh orang-orang jahat, dan kekuasaan itu bermanfaat jika
di tempati oleh orang-orang baik. Maka dari itu, orang-orang baik jangan duduk
berdiam diri, Anda harus ikut berpolitik melawan orang-orang jahat. Dan kemudian,
rakyat harus memberikan amanah kekuasaan kepada orang-orang baik tersebut.[]
Penulis: Ibnu Arsib
Mahasiswa Fakultas Hukum UISU-Medan.
Ket.gbr: Net/Ilustrasi
Sumber gbr: https://www.deviantart.com/
No comments:
Post a Comment