Mahasiswa yang Tersesat - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday 27 August 2017

Mahasiswa yang Tersesat

YakusaBlog- Ketika saya punya keluangan waktu dan dana, saya sengaja menyempatkan diri berkunjung ke kampus-kampus. Ada banyak mahasiswa tersesat di kampus-kampus. Saya tahu itu sejak dulu, saat saya masih jadi dosen tetap. Di hari pertama kuliah, biasanya saya ajukan pertanyaan kepada para mahasiswa, "Apa tujuanmu kuliah?" Kebanyakan dari mereka gagap dalam menjawab pertanyaan ini. Mereka tak tahu untuk apa mereka kuliah. Sebagian menjawab klise, untuk menuntut ilmu. Tetapi, pertanyaan saya konkret: Kamu mau jadi apa? Nanti setelah lulus akan bekerja sebagai apa? Sebagian besar tidak menyadari bahwa kelak mereka harus bekerja sebagai manusia mandiri.

Lalu mengapa kuliah? Sebagian karena tak tahu mau melakukan apa selepas tamat SMA, atau sekedar ikut-ikutan saja. Mereka ini kemudian hanya memperpanjang masa sekolah, atau menunda masa menganggur. Setelah lulus, mereka akan jadi pengangguran.

Ada begitu banyak orangtua yang mengirim anaknya kuliah, juga tanpa tujuan. Pokoknya kuliah, punya gelar sarjana kalau kelak lulus. Kalau sudah sarjana, pasti dapat pekerjaan. Sarjana pasti cerah masa depannya. Di masa lalu memang begitu. Sarjana Muda saja pun sudah bisa bekerja. Para orangtua ini tak menyadari bahwa zaman sudah berubah. Kini sudah banyak, bahkan sangat banyak, sarjana menganggur.

Dalam satu ceramah oleh kepala BKKBN di sampaikan data bahwa hanya 1 dari 7 lulusan sarjana yang mendapat pekerjaan. Para orangtua beranggapan bahwa semua anak harus kuliah. Mereka juga beranggapan bahwa kuliah harus mendapat gelar. Maka, banyak orangtua yang memaksa anak-anaknya kuliah, tanpa memperhatikan kemampuan intelektual sang anak serta minatnya. Dulu, ada teman saya yang saya kenal betul tingkat kecerdasannya – mohon maaf – sangat rendah. Tetapi kebetulan orangtuanya kaya. Sang anak dikuliahkan. Hasilnya, selama kuliah anak itu hanya hura-hura menghabiskan harta orangtuanya.

Dalam sebuah ceramah di sebuah kampus di Mataram, seorang mahasiswa mengeluh, “Saya ini tak berminat kuliah, Pak. Saya mau berbisnis. Tetapi orangtua saya memaksa. Saya asal masuk kuliah saja, lalu masuklah saya ke jurusan fisika. Padahal saya samasekali tak berminat dengan bidang ini.”

Saya pergi ke kampus dengan tujuan membawa pesan dari dunia nyata kepada para mahasiswa. Dunia nyata adalah dunia kerja, di mana setiap orang dituntut dengan suatu tanggungjawab, dan di mana orang harus berkompetisi. Kompetisi dimulai sejak di pintu masuk ke dunia itu. Yang kalah tak akan bisa masuk, dan harus berada di dunia nyata yang lain, yaitu dunia pengangguran.

Ada mahasiswa yang sadar bahwa mereka harus masuk ke dunia kerja. Tetapi samasekali tidak mengenal dunia itu, dan tidak mempersiapkan diri untuk bersaing di pintu masuknya. Mereka tak tahu bagaimana pelajaran-pelajaran yang mereka tekuni di bangku kuliah akan terpakai di dunia kerja. Atau, mereka tak tahu bekal apa yang harus mereka kumpulkan selama kuliah.

Ada kasus klise yang sering saya lihat. Mahasiswa barus sadar bahwa kemampuan bahasa Inggris mereka parah saat mereka sudah lulus. Ketika mencari kerja, mereka gagal karena itu. Kemudian mereka baru mulai belajar, ikut kursus. Terlambat sudah. Penguasaan bahasa Inggris memerlukan waktu setidaknya dua tahun. Mereka harus kehilangan waktu lagi. Padahal seharusnya hal ini dipersiapkan selama kuliah.

Saya pergi ke kampus-kampus, mengajak para mahasiswa membangun mimpi, menetapkan visi. Saya mengajak mereka menjalin kontak dengan mimpi itu. Saya mengajak mereka untuk membuat program persiapan menuju dunia kerja, dengan target terukur, dalam batas waktu yang jelas. Sayangnya, saya belum punya banyak kesempatan untuk bertemu dengan para orangtua. Para orangtua harus diingatkan bahwa tidak semua anak harus atau perlu kuliah. Ada begitu banyak orang sukses tanpa kuliah. Kuliah bukan jaminan sukses. Saya ingin mengajak mereka mengenal potensi setiap anak, dan mengarahkan mereka meraih sukses dengan mengembangkan potensi masing-masing.[]



*Ket: Tulisan di atas disadur dari bukunya Kang Hasan, Melawan Miskin Pikiran, dengan judul tulisan Mahasiswa Sesat.  hal: 40-42.
____________________________________________________________________________________________________________
*Kirim tulisan teman-teman ke YakusaBlogAlamat email:yakusablog@gmail.com (tulisan dalam file Microsoft Word dengan maksimal 800 kata).

Pesan kami: Perbanyaklah membaca dan menulis. Serta pegang teguhlah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. (YakusaBlog)

No comments:

Post a Comment