YakusaBlog- Menjawab pertanyaan; apa yang menarik dari HMI hari
ini? Akan membawa kita pada renungan-renungan yang kadang kala membuat kita
senang dan optimisme ber-HMI. Tapi, tidak menutup kemungkinan perasaan itu
beriringan dengan rasa miris bin gelisah bin sedih bin resah melihat HMI saat
ini. Perasaan pertama itu muncul karena melihat HMI saat ini secara historis
usia sangat mengagumkan. Hal in mengagumkan secara psikologi karena setiap
orang menginginkan usianya sampai tua. Akan tetapi, keinginan ini juga masih
terbatas sesuai kondisi. Jika kondisi sakit-sakitan, biasanya ada muncul dalam
hati ingin cepat “pulang”. Penyebab selanjutnya rasa yang pertama ini adalah kebanggaan
pada histori perjalanan HMI dari 1947 hingga saat ini. Artinya, perjalanan HMI
itu memberikan kontribusi yang banyak dibangga-banggakan sebagai apologia
kritikan. Ada juga optimisme yang disebabkan karena keluarga HMI sudah ada di
mana-mana. Dan mungkin masih juga ada penyebab (cause) dan motif (motive)
tertentu lainnya.
Untuk perasaan yang pertama ini, aku ingin sekali
melemparkan pertanyaan, apakah kontribusi HMI belakangan tahun ini masih ada? Apakah
keluarga HMI yang ada di mana-mana ini solid dan saling tolong menolong dalam
kebaikan? Dan pertanyaan paling frontal lagi adalah; apakah HMI hari ini masih
layak ada?
Secara pribadi, aku lebih tertarik pada pertanyaan
terakhir ini. Dan hari ini sikapku lebih cenderung berkeinginan HMI BUBAR SAJA!
Sikap ini bukan tanpa dasar dan bukan tanpa perenungan panjang. Dasarnya adalah
pabila HMI tak lagi sejatinya HMI, di sinilah saatnya HMI BUBAR. Supaya apa? Supaya
tidak lagi menambah daftar dosa terhadap HMI itu sendiri, terhadap sejarah HMI
yang mengagumkan, terhadap sejarah perjuangan HMI, terhadap Lafran Pane dan
orang-orang HMI dahulu yang lurus, terhadap agama, terhadap umat, terhadap
bangsa, terhadap negara, terkhususnya terhadap diri kita sendiri.
Jika HMI ini bubar, maka jiwa kita pun terasa
tenang. Jika masih ada yang cinta HMI, yang lurus-lurus di HMI, silahkan saja
membentuk organisasi seperti HMI ini, tapi tidak lagi HMI, tidak lagi dengan
sejarah HMI tapi dengan sejarah yang baru, tidak lagi logo yang sama, nama yang
sama dan hal-hal yang sama dengan HMI lainnya. Kemudian, jika ada kader-kader
HMI hari ini tidak terima dibubarkan, karena HMI telah memberi ia makan, telah
menebalkan kantongnya, memanfaatkan HMI untuk kepentingan pribadinya, dan
hal-hal buruk lainnya, silahkan saja membentuk organisasi sesuai tujuan-tujuan
maksiat itu. Yang jelas tidak lagi mengatasnamakan HMI.
(Segera terbit...!!! yang ingin baca klik gambar)
Penglihatan ini benar atau tidak, di HMI belakangan
tahun ini, telah bercampur kebaikan dengan kajahatan, kejujuran dengan
kemunafikan, kepentingan yang baik dengan kepentingan yang jahat, malaikat
dengan iblis, kader-kader baik dengan kader-kader buruk, alumni-alumni baik
dengan alumni-alumni buruk, yang ber-teis dengan yang ateis, yang idealis
dengan yang pragmatis, yang gnostik dengan yang agnostik dan campur aduk
lainnya. Nah, supaya HMI tidak lagi menambah daftar dosa beberapa tahun
belakangan ini, baiknya HMI BUBAR!
Kalau ada yang protes dengan kata-kataku tadi,
mengatakan maksud daftar dosa yang kumaksud itu seperti apa, baik kukasih
contohnya sedikit. Saat Kongres HMI, uang rakyat yang diberikan oleh negara
pada kegiatan Kongres HMI itu sangat banyak jumlahnya. Jika dana itu diberikan
kepada anak-anak miskin yang tidak mampu sekolah, atau yang tidak mampu berobat
karena tidak ada biaya, sudah berapa ratus anak miskin yang tertolong.
Oke, jika ada yang mengatakan
bahwa sumbangan uang rakyat itu juga baik, karena memberikan kepada kader-kader
HMI yang dislogankan dengan “kader-kader umat dan bangsa” yang memperjuangankan
nasib-nasib umat dan bangsa, ah, lihatlah hasil dari Kongres beberapa tahun
ini. Apa hasilnya? Apa manfaatnya? Yang ada hanya menambah daftar sejarah
kehancuran HMI. Menambah daftar dosa dengan praktik “pelacuran” di Kongres,
bahkan sampai pada Musda dan Konferensi.
Contoh lainnya masih ada? Ya, masih ada. Lihatlah betapa
banyak kader-kader HMI yang memanfaatkan HMI untuk kepentingan pribadinya,
memenuhi hasrat nafsunya, memenuhi kantongnya, “merampok” di mana-mana,
sikut-menyikut untuk mendapatkan jabatan di HMI, demo-demo tapi tarik duit,
buat kegiatan serimonial untuk mendapatkan modal. Bahkan, kader-kader HMI saat
ini sudah seperti perusahaan biro jasa. Jasa “jual kepala” untuk mendapatkan
memenuhi hasrat hawa nafsunya.
Masih ada yang lain? Ya, masih. Orang-orang HMI hari
ini terlalu eksklusif. Membantu sesama HMI saja, yang lain di kesampingkan. Jika
mereka mengatakan, semuanya sudah begitu, kita (HMI) harus juga buat begitu. Ini
lah pemikiran yang sudah terkontaminasi dengan pemikiran syetan. Seharusnya kita
tidak terpengaruh dengan hal itu. Jelas, ajaran Islam yang kita junjung tinggi
mengajarkan pada kita, tidak boleh mengikuti langkah-langkah syetan.
Masih adakah yang lainnya? Ya, masih. Sungguh masih
sangat banyak jika kita tuliskan daftar dosa HMI beberapa tahun belakangan HMI
ini. Hal inilah yang membuat HMI tidak menarik lagi. Hal-hal itu yang membuatku–mungkin
teman-teman juga–merasa miris, gelisah, resah dan prihatin melihat HMI hari
ini. Daftar dosa HMI belakangan ini sudah mengalahkan daftar pahala, daftar
perjuangan, daftar amal shaleh HMI yang sudah diterohkan di atas bumi pertiwi
ini.
Semakin miris lagi dengan kondisi HMI saat ini banyak
vacuum, stagnant, dan mandul. Kondisi hari ini dibiarkan begitu saja tanpa
ada tindakan entah apalah itu. Jika alasannya virus corona, aku melihat kok banyak
kader-kader HMI, baik itu lewat story-nya
di media social online maupun langsung, berjalan-jalan, nongkrong di café-café, jalan-jalan entah ke mana,
dan aktivitas lainnya. Sedangkan di HMI dibiarkan tanpa aktivitas. Kalau pun
ada yang aktif, itu sekelumit dibading kader HMI secara kuantitas dan HMI
sacara tingkatan di seluruh wilayah, Kabupaten/Kota.
Jika kita bandingkan dengan kondisi kader-kader HMI
awal-awal berdiri HMI, dan tahun 1960-an, kondisi kita ini belum ada
apa-apanya. Nyawa mereka juga dahulu terancam, tapi HMI tidak vacuum, tidak stagnant, dan tidak mandul. Apakah saat ini kita ini kader-kader
cengeng? Ah, sepertinya aku akan berceloteh tentang kader cengeng lain kali. Aku
pikir ini sangat menarik untuk dicelotehkan.
Lagi-lagi kukatakan, daripada kita menambah daftar
dosa HMI hari ini, baik HMI BUBAR SAJA! Tapi jika tidak ingin, baiknya HMI
BUBAR SAJA juga! Kader-kader yang cinta HMI, silahkan membuat organisasi lagi,
kalau bisa lebih baik lagi dari HMI. Jangan lupa ajak mahasiswa yang baik dan
alumni-alumni HMI yang baik untuk bergabung. Untuk kader-kader HMI BAJINGAN,
silahkan buat organisasi lain yang diisi oleh bajingan-bajingan,
bangsat-bangsat, dan “pelacur-pelacur”. Jangan lupa juga ajak
mahasiswa-mahaiswa bajingan dan alumni-alumni HMI BANGSAT. Jangan jadikan HMI
motif kebangsatanmu!
Mungkin teman-teman pembaca mengatakan celotehan ini
sangat emosional, tidak ada sisi intelektual. Ah, tak apa. Yang jelas ini bukan
kegiatan serimonial untuk menarik modal. Tidak juga tulisan-tulisan flyer seruan aksi untuk menarik materi. Tulisan
ini bukan pula seruan kontroversial supaya viral dan bahan pembicaraan, tapi
ini seruan untuk MEMBUBARKAN HMI, jika daftar dosa HMI terus bertambah.
Kesimpulan ocehan ini kuserahkan pada teman-teman
pembaca. Oh aku lupa, kalau ada yang merespon dengan mengatakan mengapa tidak
aku saja yang keluar dari HMI dan tak perlu membubarkan HMI. Aku akan
mengajukan pertanyaan, “Mengapa kau takut HMI BUBAR? Takut tak dapat
penghasilan lagi, tak ada jabatan yang mau dijual lagi, tak bisa buat acara
serimonial menarik modal lagi?” Kalau ada jawaban, “Aku masih ingin belajar di
HMI dan hal-hal positif lainnya?” Kan kutanyakan lagi, “Beranikah kau melawan
dan mengusir kader-kader HMI BAJINGAN, kader-kader BANGSAT, kader-kader ‘pelacur’,
kader-kader setan, alumni-alumni HMI BAJINGAN, alumni-alumni BANGSAT,
alumni-alumni ‘pelacur’ dan alumni-alumni setan, dari HMI? Buktikan secara perbuatan,
bukan hanya perkataan!”
Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh,
Ada kader dan alumni bajingan, bangsat, gadungan menyulam jaring laba rupiah di tembok keraton hijau,
Mudah-mudahan HMI BUBAR jika kader-kadernya masih
terus menambah daftar dosa HMI. Amiin![]Ada kader dan alumni bajingan, bangsat, gadungan menyulam jaring laba rupiah di tembok keraton hijau,
Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).
Permisi ya kak Admin ^^
ReplyDeleteituBola - ituBolaonline - Bandar Bola - Casino Online - Baccarat - Dragon Tiger - Roulette - Sicbo - BlackJack
Ayo Pasang Taruhanmu Sekarang di ItuBolaAgen Judi Bola & Casino Online Terpercaya dan Terbaik di Indonesia.
Minimal Deposit Rp. 25.000,- Dan untuk minimal Withdraw Rp. 50.000,-
Proses Deposit & Withdraw Yang Tercepat.
Menyediakan berbagai macam permainan Judi Bola & Casino Online Terlengkap.
( Taruhan Bola )
( Baccarat )
( Sicbo )
( Roulette )
( Dragon Tiger)
( Blackjack )
=> Bonus Cashback 5% (dibagikan setiap Hari Senin)
=> Customer Service 24 Jam Nonsto
=> Support Deposit Via Aplikasi OVO,PULSA,GOPAY
Kontak Kami
LINE : itubola757
WECHAT : itubolanet
WHATSAPP :+85517696120
TELEGRAM : Itu Bola / +85517696120
Link Alternatif
ituBola Online
Agen Taruhan Judi Teraman, Situs Taruhan Judi Teraman, Agen JudiBola, Agen Judi Bola Online, Agen Bola Online, Agen Sportsbook, Judi Casino, Agen Judi Casino, Agen Casino Online, Agen Live CasinoTerpercaya
AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong, bandar66, perang bacarat dan capsa :)
ReplyDeleteayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)
WA;+855969190856
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
ReplyDeleteSalam ukhuwah,
Setelah saya membaca untaian tulisan ini, saya teringat kembali masa-masa saya masih bersemangat ber-HMI disemester awal kuliah. Awal saya tertarik untuk bergabung ke HMI adalah melihat bahwa HMI sebagai salah satu organisasi pergerakan pemuda Islam, yang dalam bayangan awal saya adalah organisasi dengan protokol keislaman yang ketat terhadap akidah, moral, dan pejuang kebaikan bernafaskan Islam.
Pertama kali dikenalkan HMI oleh abang yang sudah lebih dulu ikut LK 1, kemudian diajaknya bertemu dengan salah satu kader HMI yang sudah cukup senior dan ngobrol-ngobrol dengan beliau. Mendengar retorika abang ini saya sangat takjub, MasyaAllah luar biasa untaian argumentasi dengan dalil terbungkus rapih. Membuat saya semakin bersemangat untuk bergabung dengan HMI, abang itupun memberikan saya saran sebelum bergabung di maperca baiknya saya membaca sedikit-sedikit tentang HMI, sejarahnya, hafalkan pasal 4 tujuan HMI, dsb.
DeleteLalu saya datang malam-malam kesalah satu komisariat HMI dan bilang mau bergabung dengan HMI dan mulai diajak ngobrol ditanya-tanya itu membuat saya merasa diterima di HMI, benar-benar first impresaion yg luar biasa waktu itu. Semakin sering saya datang ke kom, ikut maperca ngobrol sampai larut malam, baru saya mulai sadar ada yang tidak benar di komisariat ini. Pertama kali yang saya sadari adalah kader yang tidak peduli waktu sholat, dimana mereka hanya sibuk ngobrol, diskusi, merokok, dan entah obrolan-obrolan yang jauh sangkut pautnya dari nuansa agama.
DeleteSampai saya yang mengajak senior-senior itu untuk sholat berjamaah di masjid, terus berjalan waktu seminggu saya maperca dimalam terakhir seingat saya, waktu itu saya diberi materi tentang sejarah perjuangan Islam pada fase Mekkah dan Madinah, lalu diakhir saya bertanya dengan abang yang memberi saya materi. "Bang kalau misal kita lupa sholat, atau dalam keadaan genting sehingga tidak bisa sholat tepat waktu, apakah boleh kita meng-qodho sholat kita?".
ReplyDeleteAbang ini ternyata kebingungan mau jawab apa dan cenderung berputar-putar dan jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan pertanyaan tadi. Disini saya mulai sadar lagi keanehan dikomisariat, bahwa kader HMI paham politik dan beretorika tapi tak paham soal Islam yang padahal adalah azaz dr HMI itu sendiri. Dan banyak lagi hal-hal yang menurut sepengetahuan saya yang masih awam pun, itu bukan budaya yang islami. Sampai pada waktu LK 1 (Latihan Kader 1) atau Basic Training, banyak lagi yang saya temukan hal-hal yang sangat tidak Islami dimana sholat dilalaikan, memberi materi filsafat tanpa penjelasan yang jelas dan runut sehingga banyak kader yang saklek menelan materi mentah-mentah dan mulai tumbuh pemikiran orang-orang liberal yang Islam dianggap hanya sekedar agama tanpa dipraktikan, model kegiatan yang jauh dari kata-kata sunnah gak perlu sunnah bangetlah, cuma setidaknya jangan melanggar batasan-batasan dalam agama dan ini banyak dilanggar begitu saja, berkhalwat dimana-mana.
Deletememberikan makanan yang tidak layak untuk kader-kader baru, yang waktu saya pikir kucing saya dirumah makanannya lebih layak daripada ini, mereka bilang biar kalian tidak manja tidak seperti harusnya Rasulullah pun dengan tawanan perang diperlakukan sebaik mungkin diberi makanan yang layak. Senioritas begitu terasa, kakak-kakak senior hanya ingin menang sendiri saja persetan dengan nasihat baik dari kader baru. Namun tidak semuanya buruk dalam agenda LK 1 ini di LK satu inilah HMI meletakkan dasar-dasar sikap kritis pada saya, kemudian menumbuhkan keberanian untuk bersuara menyampaikan pendapat dan mengkritik hal yang tidak tepat. Saya berterimakasih kepada HMI yang sudah membuka cakrawala saya tentang pentingnya orang-orang baik bersuara karena jika diam maka orang-orang jahat akan mendominasi.
ReplyDeleteSelesai LK 1 maka saatnya ber-HMI di komisariat masing-masing, waktu itu malam Jum'at ada agenda pengajian dikomisariat semacar tahlil baca surah Yasin baru sebentar saya kagum dengan adanya agenda ini, kemudian merasa keheranan lagi ketika imam yang memimpin Yasinan bacaan Al-Qur'an subnallah amburadul, muncul dibenak saya pikiran kakak ini kalau diskusi politik sana-sini, pergerakan begini-begitu luarbiasa retorika rapih tapi kok ngajinya ngono parah banget saya sampai malu sendiri dengarnya. Apa tidak ada program untuk melatih kader HMI membaca Al-Qur'an dengan benar?
DeleteKemudian diskusi tak kenal waktu, sampai akhwat pun pulang tengah malam, saya paham dikomisariat kita diskusi cuma rasa-rasanya tidak pantas akhwat pulang larut malam itu justru akan menimbulkan fitnah untuk akhwatnya dan juga HMI-nya. Orang-orang dikomisariat lebih mencintai HMI-nya melebihi mereka mencintai Islam yang seharusnya menjadi nafas kader HMI yang tertuang dalam pasal 4 tujuan HMI, berbagai kekecewaan yang saya saksikan sendiri dikomisariat tempat saya bernaung kala itu membuat saya ingin sekali merubah kultur buruk ini tapi sayangnya saya tak sabar dan memilih mundur setelah kurang lebih satu semester ber-HMI melihat kultur-kultur yang jauh dari kata Islami membuat saya berpikir orang-orang ini hanya mendompleng nama Islam, saya pernah bilang sama abang saya yang ngajak saya ikut HMI diawal kenapa nama HMI itu gak diganti saja Himpunan Mahasiswa Indonesia, biar gak ada lagi sangkut pautnya dengan Islam dan tidak merusak citra Islam dari kader-kader amburadul tadi.
ReplyDeletesaya yakin masih banyak kader HMI lurus yang benar-benar menjadikan Islam asas bukan hanya asas HMI tapi asas kehidupannya.semoga HMI berbenah, memperbaiki citra Islam yang dirusak oleh kader-kader amburadul tadi, sampai saat ini pun saya masih suka mencari berita tentang HMI, membaca modul-modul pengkaderan HMI yang saya jadikan referensi. Semoga Allah senantiasa menggerakkan hati-hati kita untuk menjayakan Islam dan bangsa ini dengan benar-benar memegang Al-Qur'an dan Sunnah.
ReplyDeletePerbanyak action daripada sekedar retorika yang hanya memunculkan perdebatan dikomisariat, yang justru membuat kita seperti orang bodoh dengan mendebatkan hal-hal sederhana yang tidak perlu diperdebatkan. Saya masih mencintai HMI yang meletakkan dasar-dasar bersikap kritis dalam diri saya..
ReplyDeleteTerimakasih HMI semoga lekas sembuh..