YakusaBlog- Pembicaraan awal tentang perkaderan di HMI dimulai pada Konferensi HMI di Taruna Giri Puncak, 20-24 Juli 1959 yang dipimpin Ismail Hasan Metareum sebagai Ketua dan Murtadho Makmun sebagai Sekretaris. Konferensi Taruna Giri menelurkan konsep pendidikan kader di HMI, yang waktu itu disebut Pendidikan Dasar. Pendidikan Dasar tingkat nasional dilaksanakan dengan mengadakan training centre, work shop, kursus menulis artikel dan memasukkan isi suatu ceramah ke dalam Majalah Media. Tingkat cabang diadakan ceramah periodik sewaktu liburan besar, ceramah-ceramah, diskusi-diskusi, seminar-seminar, simposium serta menyelenggarakan riset.[1] Dari data yang dapat ditelusuri, menghasilkan fakta bahwa konsep pendidikan dasar hasil Konferensi Taruna Giri itulah yang dikembangkan sehingga terbentuk pola perkaderan HMI seperti sekarang. Melihat perkembangan HMI baik secara kuantitatif maupun kualitatif selama 12 tahun, pendidikan kader di HMI sudah dilaksanakan di masing-masing cabang dengan sistem yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi setempat. Setelah diteliti, hal ini terjadi, karena HMI baru dalam taraf konsolidasi organisasi, dan anggota HMI pun masih sedikit.
Sebelum Konferensi HMI di Taruna Giri Puncak diadakan, di Yelival, Mysore, India, 18 April – 14 Juli 1959, oleh WAY diselenggarakan International Centre for Advance Study and Training. Peserta seluruhnya 21 orang, wakil dari sembilan negara, dua orang di antaranya dari Indonesia yaitu Mrs. Aisyah Amini mewakili HMI, dan Drs. Soe’dan resminya mewakili GPII, tetapi, tetapi Drs. Soe’dan adalah Ketua II HMI Cabang Yogyakarta periode 1956-1957.[2] Training tersebut terkenal dengan latihan “ALOKA” (Pusat Pelajaran dan Latihan). Pusat latihan ini, dalam programnya akan melatih pemimpin pemuda yang berpengalaman supaya lebih cakap dalam organisasi dan dapat melatih pemimpin-pemimpin yang lebih muda. Latihan berlangsung selama 3 bulan. Bantuan diterima dari PBB, karena “ALOKA” merupakan Associated Project dari UNESCO.[3]
Dari medan latihan ALOKA di India diperoleh masukan-masukan untuk mengembangkan pendidikan dasar di HMI. Konsultasi yang dilaksanakan PB HMI di Gunung Leutik Bogor bulan Oktober 1961 diadakan penyempurnaan konsepsi training HMI. Bersamaan dengan perumusan “Kepribadian HMI” pada Musyawarah Nasional HMI di Pekajangan – Pekalongan, 23-28 Desember 1962, dirumuskan pula Metode Training HMI. Acuan ini memuat tentang pengertian kader, tujuan pendidikan/latiham, sistem/metode training, klasifikasi kader, waktu dan penyelenggaraan training, tingkatan-tingkatan training yaitu Basic Training, Intermediate Training, dan Advance Training. Training itu disertai dengan kurikulum masing-masing jenjang.
Perkaderan HMI berkembang terus yang ditandai diselenggarakannya berbagai kegiatan seperti Seminar Nasional Metode Training di Kaliurang 1963. Pada 1967 di Pekalongan diselenggarakan Seminar Nasional Perkaderan. Juga di Pekalongan pada 1970 berlangsung Senior Course Nasional. Seminar Kader Nasional diadakan di Jakarta 1973. Lokakarya Perkaderan digelar di Kaliurang tahun 1975. Pada 1981, di Jatiwaringin diadakan Seminar Perkaderan HMI, disusul dengan Lokakarya Perkaderan HMI di Surabaya 1983, di Mataram 1986. Kembali ke Surabaya 1988 diselenggarakan Sarasehan dan Lokakarya (Saloka) Perkaderan. Lokakarya Perkaderan diadakan di Jakarta 1997. Perkembangan Perkaderan HMI menjadi wacana sejak Kongres ke-8/1966 sampai Kongres ke-21. Kegiatan-kegiatan ini menunjukkan bahwa perkembangan, penyempurnaan perkaderan HMI terus berlanjut. Strategi ini diperlukan karena perubahan situasi, ruang, waktu serta tantangan yang terus berubah dengan cepat sesuai dengan tuntutan zaman.[]
Penulis: Agussalim Sitompul
Sumber: Buku Menyatu Dengan Umat Menyatu Dengan Bangsa. Hal: 258-260. Dengan sub judul, Embrio Perkaderan HMI.
Sumber gambar: https://www.beritahmi.com/
[1] Lihat “Keputusan-Keputusan
Konferensi HMI di Taruna Giri Puncak 20 sampai 24 Juli 1959” dalam Media Nomor I Tahun VI, Juli-Agustus
tahun 1959, (Jakarta: Penerbit PB HMI, 1959), hlm.30.
[2] Baca
Agussalim Sitompul, Sejarah Perjuangan
HMI, hlm. 113.
[3] Baca Soe’dan
“International Centre for Advance Study
and Training Word Assembly of Youth ALOKA” dalam Media Nomor 2/3 tahun VI September-Oktober 1959, (Jakarta: Penerbit
PB HMI, 1959), hlm. 17.
No comments:
Post a Comment