Paradigma Perkaderan HMI - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Saturday, 28 March 2020

Paradigma Perkaderan HMI

Kader adalah prasyarat dari organisasi, dan hanya di organisasi ada gelar kader. Disebut kader karena sadar akan fungsi dan tanggung jawabnya di organisasi dan sekelompok orang yang akan terus menerus berproses tanpa henti, menjadi penyangga jatuh bangunnya organisasi (tulang punggung). Usaha penyadaran tersebut dikatakan perkaderan”

YakusaBlog- Jika berpacu pada kamus besar bahasa indonesia istilah "Perkaderan" sulit dijumpai, atau bahkan tidak ditemukan. Lebih tepatnya pengkaderan, yang berasal dari bahasa baku "pengaderan"(KBBI). Istilah ini menggambarkan tentang usaha sistem untuk melakukan tata cara (proses) kepada seseorang menuju target dan tujuan sistem. Hal ini selaras dengan istilah "kaderisasi" versi kamus besar bahasa indonesia (KBBI).
Cara melihat arti kata yang sering digunakan dilingkungan kita berdasarkan aturan baku mungkin sulit, terkadang beberapa istilah tidak terdaftar di KBBI namun eksis di lingkungan kita, seperti istilah "Romantisme" yang eksis digunakan namun tidak terdaftar di kamus besar bahasa indonesia. Hal itu termasuk kategori bahasa popular (Rohmat Kurnia dkk), bahasa yang sering digunakan oleh setiap lapisan masyarakat dan disepakati dengan makna tertentu. Sebagaimana kata (istilah) baru lainnya yang beredar di masyarakat. Dengan demikian maka wajar ketika seseorang dan kelompok menggunakan istilah tertentu dengan makna tertentu dan disepakati di internal kelompok tertentu berdasarkan analisa dan tafsir perseorangan dan kelompok tertentu.
Istilah "Perkaderan" berasal dari kata "kader" dengan imbuhan per-an, yang titik tekannya kepada proses terencana membentuk anggota organisasi (kader) agar menjadi pondasi kuat perjalanan organisasi. Perkaderan senantiasa diperuntukkan pada sekelompok orang yang terikat kontrak dengan organisasi tertentu untuk mewujudkan dan meneruskan visi misi organisasi, artinya mereka yang berorganisasi. Mereka (kader) ialah yang diproses, dicetak, digodok, untuk menjadi tulang punggung organisasi dan bagi kelompok yang lebih besar demi terwujudnya tujuan organisasi. Perkaderan ialah tindakan sadar, terencana dan sistematis yang disusun untuk tujuan organisasi.
Tindakan terencana dan sistematis menjadi kata kunci dari pengertian perkaderan yang dimaksud. Tindakan yang bukan tanpa disadari untuk melaksanakan aktifitas Perkaderan beserta rancangan melalui pertimbangan dan hasil pengamatan dari situasi dan kondisi pribadi kader. Tindakan yang dilaksanakan diluar situasi sadar bukan termasuk perkaderan, dan tidak mungkin seseorang melakukan aktifitas Perkaderan diluar kesadaran, contoh ketika bangun tidur langsung membuat pelatihan kader tanpa direncanakan, dalam keadaan mabuk (tidak sadar) kemudian melaksanakan kegiatan, besar maupun kecil, kecuali orang tidak waras dan pasti tidak maksimal. Selain itu Perkaderan juga disusun secara sistematis, di konsep, di rancang, di atur bagaimana pelaksanaan dan teknis Perkaderan di lingkungan organisasi, tidak ada istilah Perkaderan diluar organisasi sebab Perkaderan bisa hadir ketika ada tujuan kongkrit yang ingin diraih oleh organisasi, karena Perkaderan merupakan usaha membangun kesadaran terhadap kader tentang fungsi dan tanggung jawabnya sebagai anggota organisasi. Melalui proses terencana dan sistematis.
Perkaderan terjadi secara terus menerus sebab hakikat kader ialah mereka yang terorganisir dan berproses berkelanjutan dan harus menikmati perkaderan organisasi terus menerus. Kader yang mengikuti proses kaderisasi secara sistematis dan tidak berhenti sampai kapanpun selama dia berstatus anggota organisasi, karena gambaran ideal tujuan organisasi yang dikejar akan selalu berwujud rupa baru untuk senantiasa diperjuangkan, sehingga tidak ada titik final dimana tujuan organisasi ini bisa dicapai secara utuh yang memang tidak diberikan tafsir khusus bagaimana realitas tujuan organisasi. Tujuan organisasi selalu tergambar dalam ide kita yang selalu kita usahakan dalam realitas untuk tiba pada gambaran idealita, dan itu tidak akan pernah kita capai, sebab selalu akan muncul gambaran ideal baru dalam ide kita tentang tujuan organisasi bila relalitas itu hampir tiba pada gambaran ideal awal, dan seperti itu seterusnya sampai akhir zaman. Karena apabila realitas sesuai dengan idealitas maka hal tersebut menyalahi hakikat diciptakannya manusia di bumi ini, yang diciptakan sebagai khalifah dan hamba, beserta manusia yang berusaha (Ikhtiar). Dan bukan berarti kita pasrah terhadap keadaan apalagi berputus asa, tugas hakiki kita ialah berusaha bagaimana aktifitas kita bisa menyerupai gambaran ideal kita, dari situlah kemudian manusia bercita-cita, berharap untuk mewujudkan realitas yang tergambar dalam idelaitas kita, hingga kemudian disebut insan cita atau manusia yang senantiasa bercita-cita dan ikhtiar mewujudkannya, hal ini selaras dengan tujuan hidup kita, hakikat manusia diciptakan. Tujuan organisasi selaras dengan tujuan hidup kita, dan tujuan organisasi menyatu dengan diri kita (kader), dan kongruen.
Oleh sebab itu, perkaderan akan terus hidup dalam organisasi dan kader akan terus menerus berproses sebagai penyandang cita organisasi (insan cita) hingga kemudian keluar dari organisasi dan berperan di masyarakat. Situasi ketika di masyarakat juga tidak jauh beda dengan situasi saat di organisasi, mengusahakan realitas mendekati idealitas masyarakat adil Makmur yang diridhoi oleh Allah AWT. Idealnya masyarakat adil Makmur yang senantiasa dicita-citakan, sehingga kerap kali dijuluki masyarakat cita, yakni masyarakat yang bercita-cita besar untuk mewujudkan realitas masyarakat adil Makmur seideal mungkin.[]


Penulis: Ahmad Ma’mun*
*Penulis adalah mahasiswa IAIN Jember Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, sekaligus aktivis HMI Cabang Jember

1 comment:


  1. AJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
    gampang menangnya dan banyak bonusnya :)
    ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)
    WA;+855969190856

    ReplyDelete