“Kader
adalah prasyarat dari organisasi, dan hanya di organisasi ada gelar kader. Disebut
kader karena sadar akan fungsi dan tanggung jawabnya di organisasi dan sekelompok
orang yang akan terus menerus berproses tanpa henti, menjadi penyangga jatuh
bangunnya organisasi (tulang punggung). Usaha penyadaran tersebut dikatakan
perkaderan”
YakusaBlog- Jika berpacu pada kamus besar bahasa indonesia
istilah "Perkaderan" sulit dijumpai, atau bahkan tidak ditemukan.
Lebih tepatnya pengkaderan, yang berasal dari bahasa baku "pengaderan"(KBBI).
Istilah ini menggambarkan tentang usaha sistem untuk melakukan tata cara
(proses) kepada seseorang menuju target dan tujuan sistem. Hal ini selaras dengan
istilah "kaderisasi" versi kamus besar bahasa indonesia (KBBI).
Cara melihat arti kata yang sering digunakan
dilingkungan kita berdasarkan aturan baku mungkin sulit, terkadang beberapa
istilah tidak terdaftar di KBBI namun eksis di lingkungan kita, seperti istilah
"Romantisme" yang eksis digunakan namun tidak terdaftar di kamus besar
bahasa indonesia. Hal itu termasuk kategori bahasa popular (Rohmat Kurnia dkk),
bahasa yang sering digunakan oleh setiap lapisan masyarakat dan disepakati
dengan makna tertentu. Sebagaimana kata (istilah) baru lainnya yang beredar di masyarakat.
Dengan demikian maka wajar ketika seseorang dan kelompok menggunakan istilah
tertentu dengan makna tertentu dan disepakati di internal kelompok tertentu
berdasarkan analisa dan tafsir perseorangan dan kelompok tertentu.
Istilah "Perkaderan" berasal dari kata
"kader" dengan imbuhan per-an, yang titik tekannya kepada proses terencana
membentuk anggota organisasi (kader) agar menjadi pondasi kuat perjalanan
organisasi. Perkaderan senantiasa diperuntukkan pada sekelompok orang yang
terikat kontrak dengan organisasi tertentu untuk mewujudkan dan meneruskan visi
misi organisasi, artinya mereka yang berorganisasi. Mereka (kader) ialah yang
diproses, dicetak, digodok, untuk menjadi tulang punggung organisasi dan bagi
kelompok yang lebih besar demi terwujudnya tujuan organisasi. Perkaderan ialah
tindakan sadar, terencana dan sistematis yang disusun untuk tujuan organisasi.
Tindakan terencana dan sistematis menjadi kata kunci
dari pengertian perkaderan yang dimaksud. Tindakan yang bukan tanpa disadari
untuk melaksanakan aktifitas Perkaderan beserta rancangan melalui pertimbangan
dan hasil pengamatan dari situasi dan kondisi pribadi kader. Tindakan yang
dilaksanakan diluar situasi sadar bukan termasuk perkaderan, dan tidak mungkin
seseorang melakukan aktifitas Perkaderan diluar kesadaran, contoh ketika bangun
tidur langsung membuat pelatihan kader tanpa direncanakan, dalam keadaan mabuk (tidak
sadar) kemudian melaksanakan kegiatan, besar maupun kecil, kecuali orang tidak waras
dan pasti tidak maksimal. Selain itu Perkaderan juga disusun secara sistematis,
di konsep, di rancang, di atur bagaimana pelaksanaan dan teknis Perkaderan di
lingkungan organisasi, tidak ada istilah Perkaderan diluar organisasi sebab Perkaderan
bisa hadir ketika ada tujuan kongkrit yang ingin diraih oleh organisasi, karena
Perkaderan merupakan usaha membangun kesadaran terhadap kader tentang fungsi
dan tanggung jawabnya sebagai anggota organisasi. Melalui proses terencana dan
sistematis.
Perkaderan terjadi secara terus menerus sebab hakikat
kader ialah mereka yang terorganisir dan berproses berkelanjutan dan harus
menikmati perkaderan organisasi terus menerus. Kader yang mengikuti proses
kaderisasi secara sistematis dan tidak berhenti sampai kapanpun selama dia
berstatus anggota organisasi, karena gambaran ideal tujuan organisasi yang dikejar
akan selalu berwujud rupa baru untuk senantiasa diperjuangkan, sehingga tidak
ada titik final dimana tujuan organisasi ini bisa dicapai secara utuh yang
memang tidak diberikan tafsir khusus bagaimana realitas tujuan organisasi. Tujuan
organisasi selalu tergambar dalam ide kita yang selalu kita usahakan dalam
realitas untuk tiba pada gambaran idealita, dan itu tidak akan pernah kita
capai, sebab selalu akan muncul gambaran ideal baru dalam ide kita tentang
tujuan organisasi bila relalitas itu hampir tiba pada gambaran ideal awal, dan
seperti itu seterusnya sampai akhir zaman. Karena apabila realitas sesuai
dengan idealitas maka hal tersebut menyalahi hakikat diciptakannya manusia di bumi
ini, yang diciptakan sebagai khalifah dan hamba, beserta manusia yang berusaha
(Ikhtiar). Dan bukan berarti kita pasrah terhadap keadaan apalagi berputus asa,
tugas hakiki kita ialah berusaha bagaimana aktifitas kita bisa menyerupai gambaran
ideal kita, dari situlah kemudian manusia bercita-cita, berharap untuk mewujudkan
realitas yang tergambar dalam idelaitas kita, hingga kemudian disebut insan
cita atau manusia yang senantiasa bercita-cita dan ikhtiar mewujudkannya, hal
ini selaras dengan tujuan hidup kita, hakikat manusia diciptakan. Tujuan organisasi
selaras dengan tujuan hidup kita, dan tujuan organisasi menyatu dengan diri
kita (kader), dan kongruen.
Oleh sebab itu, perkaderan akan terus hidup dalam
organisasi dan kader akan terus menerus berproses sebagai penyandang cita organisasi
(insan cita) hingga kemudian keluar dari organisasi dan berperan di masyarakat.
Situasi ketika di masyarakat juga tidak jauh beda dengan situasi saat di
organisasi, mengusahakan realitas mendekati idealitas masyarakat adil Makmur yang
diridhoi oleh Allah AWT. Idealnya masyarakat adil Makmur yang senantiasa
dicita-citakan, sehingga kerap kali dijuluki masyarakat cita, yakni masyarakat
yang bercita-cita besar untuk mewujudkan realitas masyarakat adil Makmur seideal
mungkin.[]
Penulis: Ahmad
Ma’mun*
*Penulis adalah
mahasiswa IAIN Jember Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, sekaligus aktivis
HMI Cabang Jember
ReplyDeleteAJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
gampang menangnya dan banyak bonusnya :)
ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)
WA;+855969190856