Kader HMI, Yuk Belajar dari Bughats! - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Monday 3 February 2020

Kader HMI, Yuk Belajar dari Bughats!


YakusaBlog- Dalam sebuah kisah, Nabi Daud as. berdoa pada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt. Dalam doa tersebut Daud mengangkat tangannya seraya berucap; "Ya Allah, berilah aku rejeki sebagaimana Engkau memberi rejeki pada Bughats." Dalam doanya ini, Nabi Daud as. begitu khusuk meminta kepada sejatinya tempat meminta, Allah SWT.

Dari lafaz doa di atas, tentu kita bertanya; apa itu Bughats sehingga Nabi Daud meminta pada Tuhan supaya diberi rejeki sebagaimana Tuhan memberi rejeki pada Bughats?

Bughats adalah nama burung gagak yang belum dewasa. Sedang burung gagak yang sudah dewasa bernama Ghurab. Dua nama burung ini adalah burung yang itu-itu juga, akan tetapi ada perbedaan warna bulu sebelum ia dewasa dan sesudah dewasa. Nah, di sini lah letak kisah inspirasi yang dapat kita ambil hikmahnya.

Baca juga: Kader HMI Harus Berani Melawan

Ghurab adalah burung gagak dewasa berbulu hitam. Saat Ghurab (betina) bertelur kemudian menetas, ia masih memberi makan dan mengakui itu adalah anaknya dan memberinya makan. Tapi, saat anak gagak tersebut mulai tubuh dewasa, tubuhnya mulai tumbuh bulu berwarna putih, dan inilah yang disebut Bughats.

Kemudian bagaimana kisah selanjutnya? Ghurab tidak lagi mengenali Bughats bahwa itu anaknya karena bulunya berubah berwarna putih. Sang Induk (Ghurab) pun meninggalkan Bughats.

Muncul sebuah pertanyaan; bagaimanakah Bughats itu bisa hidup sampai tumbuh dewasa atau sampai dapat terbang dan berbulu hitam?

Maha Suci Allah yang mengatur segalanya. Supaya Bughats itu bisa bertahan hidup, Allah Swt. telah ciptakan aroma yang khas di tubuhnya sehingga ulat dan serangga-serangga kecil datang sendiri ke sarang yang ditempati Bughats. Ia dapat makan ulat dan serangga-serangga itu tanpa harus terbang dan tanpa induknya yang pergi tadi memberi makan.

Rejeki kehidupan Bughats datang sendiri karena aroma badannya yang membuat serangga-serangga dan ulat mau mendekatinya. Bughats pun dapat bertahan hidup hingga ia dewasa menjadi ghurab.

Mengambil Hikmah

Dari cerita yang penuh hikmah tadi dapat kita tarik sebuah pelajaran dalam kehidupan kita sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari, terkhususnya dalam kehidupan kita di Himpunan.

Walau kita tidak bersama orangtua lagi atau ditinggalkan sejak kecil, kita harus berprasangka baik pada Tuhan bahwa kita telah diberi rejekinya masing-masing. Dalam hal ini Allah Swt. menegaskannya dalam kitabnya dengan bunyi; "Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar. Dan memberinya rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS: 56 ayat 2-3). Firman Allah ini sudah sangat populer dalam setiap dakwah guru-guru, tokoh-tokoh agama, dan orang-orang sholeh.

Baca juga: Inilah Mereka Kader dan Alumni HMI Gadungan

Nah, jika kita tarik dalam kehidupan kita dalam Himpunan, kita tidak perlu risau akan rejeki kita kedepannya jika kita bertakwa (cenderung pada kebenaran). Tuhan mengkader Bughats walau induknya telah meninggalkannya. Bughats tidak lagi bergantungan pada induknya karena dalam dirinya sudah ada potensi yang diberikan Allah sehingga rejekinya datang.

Dalam Himpunan kita, kita mengenal adanya Independensi HMI yang membuat kita kokoh dalam bersikap dan tidak bergantungan hidup pada "orang-orang". Dalam Independensi HMI kita hanya bergantung pada kebenaran. Dan kebenaran itu adalah Allah Swt. Hal ini sebagaimana ditegaskan di dalam NDP HMI juga.

Yakinlah, jika kita mempertahankan Independensi HMI, kita akan diberi rejeki oleh Allah SWT. Kita tidak perlu mengemis-ngemis materi dan jabatan pada senior-senior atau alumni HMI. Tidak perlu lagi kita menggadaikan Independensi HMI dan idealisme kita sebagai mahasiswa. Proses yang baik akan membuahkan hasil yang manis.

Kita tidak perlu sikut-sikutan sampai "membunuh" sesama kader untuk mencapai jabatan di HMI. Bukankah Allah berkata bahwa Dia tidak akan menguji seseorang melainkan sesuai kemampuan seseorang tersebut.

Walau hari ini kita miskin secara materi dalam kehidupan ber-HMI, bukankah itu yang akan membuat kita fokus menuntut ilmu. Menuntut ilmu yang kita maksud di sini bukanlah seperti doktrin-doktrin komersialisasi pendidikan yang ada di kampus.

Baca juga: Apa Jadinya HMI Jika Kadernya Terlibat di Parpol?

Tanpa saling rebut jabatan di HMI akan membuat kita lebih fokus dengan tugas utama kita sebagai kader ummat dan kader bangsa. Jika kita meninggalkan budaya buruk saling rebut kuasa di HMI, akan membuat energi tenaga dan pikiran kita lebih fokus pada peningkatan kualitas diri (Iman, Ilmu dan Amal).

Bughats tumbuh dewasa dengan potensi yang sudah ada dalam dirinya. Tentunya kita kader HMI juga begitu. Jangan takut dan jangan khawatir, Allah Swt. lebih mengerti hambanya, karena dia bukan "tuhan" yang memanfaatkan HMI dan kader-kader HMI untuk memenuhi kepentingan hawa nafsunya. Kita harus merdeka, sebagaimana yang ditegaskan dalam NDP HMI. Mudah-mudahan. Amin![]




Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).

No comments:

Post a Comment