YakusaBlog- Jika di usia mudanya HMI, kita contohkanlah dari 1947-1966, musuh terlihat secara tampak. Bisa diketahui siapa dan seperti apa gerakannya. Aktor-aktor bisa dikenal dan kegiatan-kegiatannya bisa diketahui. Akan tetapi bagaimana dengan saat ini?
Jelas dahulu Lafran dkk sampai Sulastomo dkk mengalami perlawan yang sangat sengit dari kaum komunis yang secara legal formal-Politik bernaung di Partai Komunis Indonesia (PKI) dan underbow-underbownya. Bukan hanya saja HMI yang terancam bubar, tapi nyawa aktivis HMI pun terancam. Berdasarkan pengakuan Mas Tom (Panggilan akrab Sulastomo), ia diberi senjata api untuk melindungi diri dari Mala petaka bahaya kaum komunis.
Mereka terus dan terus melawan. Di tengah hebatnya pertarungan fisik, pertarungan ideologi dan politik kekuasaan pun sangat sengit pada masa itu. Hingga pada akhirnya, naungan atau rumah kaum komunis Indonesia pun hancur setelah gagal atas kudetanya dan dilarangnya PKI serta ajarannya di Indonesia. HMI tidak jadi dibubarkan dan selamat hingga saat ini.
Baca juga: Inilah Mereka Kader dan Alumni HMI Gadungan!
Perjuangan kader-kader HMI pada masa itu perlu menjadi perenungan bagi kita kader HMI saat ini. HMI saat ini perlu memperhatikan sejarahnya yang lalu. Mereka melawan kejahatan yang walau nyawa menjadi taruhannya.
Saat ini, tidak sedikit yang kecewa pada HMI atau kader-kadernya. Tidak sedikit yang menilai bahwa HMI atau kader-kadernya saat ini tidak bisa mendiagnosa penyakit atau virus yang masuk ke HMI. Alhasil, HMI hari ini susah mengetahui siapa-siapa musuh dan virus-virus apa saja yang telah merusak-rusak HMI. Tidak menutup kemungkinan, HMI akan bubar jika begini-begini saja.
Menurut saya, salah satu penyakit kita hari ini di HMI adalah kader-kader HMI terpengaruh godaan materil yang menghilangkan esensinya sebagai HMI atau kader HMI. Saling rebut kekuasaan di HMI tidak lain bukan lagi untuk belajar jadi pemimpin, akan tetapi untuk menambah pundi-pundi uang atau agar kelak dapat jabatan di pemerintahan, padahal kualitas diri rendah.
Kemudian, "sel darah putih" Independensi HMI mulai habis yang berakibatkan luka di HMI susah untuk sembuh. Antibodi HMI tidak diperkuat sehingga virus-virus jahat mudah masuk ke HMI. Kemandirian kader jauh menurun dibanding kemandirian kader-kader dahulu padahal zaman semakin canggih. Seharusnya, dengan kemajuan teknologi dan informasi saat ini, kader HMI harus lebih mandiri.
Baca juga: Apa Jadinya HMI Jika Kadernya Terlibat di Parpol?
Kita sering menyalahkan sistem perkaderan, tapi kita mengaminkan mereka-mereka yang memimpin HMI dengan jahil dan rakus. Sogok-menyogok dan atau jual-beli suara saat memilih pimpinan di HMI sudah menjadi biasa. Memilih pimpinan di HMI bukan berdasarkan latar belakang seorang tersebut, tapi berapa ikat uang yang bisa ia beri. Praktik jual beli suara ini tidak susah ditemukan di Himpunan kita ini. Perhatikan saja saat Konfercab, Musda bahkan terdekat Kongres HMI. Dan banyak lagi praktek-praktek iblis yang saat ini diaminkan di HMI yang perlu kita hancurkan.
Kita sebagai seorang kader HMI, jika memang kita mau menjadi kader-kader HMI sejati, apabila melihat kejahatan di HMI harus berani kita lawan, sekalipun itu dilakukan alumni atau senior kita sendiri. Jika senior dan alumni HMI itu jahat, sebenarnya dia bukan senior atau alumni HMI. Mengapa demikian? Karena HMI tidak pernah mengajarkan kejahatan. Mereka yang jahat itu adalah iblis-iblis yang berbentuk manusia.
Sebagai seorang kader HMI, jangan kita biarkan HMI perpanjangan tangan senior, alumni HMI dan pemerintahan. Independensi HMI telah menegaskan bahwa kita hanya tunduk dan patuh pada kebenaran. Dalam NDP HMI menegaskan tunduk dan patuh itulah Islam serta kebenaran itu adalah Dia Yang Maha Kuasa. Jadi, kita hanya tunduk dan patuh pada Dia bukan pada iblis-iblis itu.
Kita tidak perlu takut akan nasib hidup, karena yang mengatur dan yang menentukan bukanlah iblis-iblis itu. Perlawanan internal ini harus berani kita tegakkan, demi kebaikan kita ke depan dan kebaikan HMI.
Perjuangan dan perlawanan kita bukan lagi secara fisik, saat ini perjuangan kita begitu soft. Pembodohan terhadap kader-kader harus kita hanguskan. Kita ber-HMI dan kita menjadi kader bukan untuk iblis-iblis itu, tapi untuk menegakkan kebenaran. Menegakkan kebenaran sama dengan menegakkan perintah-Nya.
Baca juga: Astaga, PB HMI Ternyata Pernah Mendukung tuhan Orba!
Saat ini kita terlalu fokus pada politik praktis, sehingga lupa tugas dan fungsi utama kita sebagai kader HMI. Hal itu harus kita rubah dan kembali fokus pada khittah HMI.
Kita harus berani melawan kejahatan-kejahatan yang masuk ke rumah kita, HMI![]
Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).
ReplyDeleteayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^