YakusaBlog- Hubungan
antara makanan dan kesehatan tubuh sudah diketahui sejak berabad-abad yang
lampau. Pada zaman pemerintahan raja Nebukadnezar di kerajaan Babilonia
diceritakan, bahwa pada suatu masa raja bermaksud mendidik empat orang pemuda
untuk dijadikan kesatria. Keempat pemuda itu mendapat kehormatan sedemikian
rupa dari raja Nebukanezar setiap hari mendapat makanan berupa daging dan
anggur dari istana.
Akan
tetapi, keempat calon kesatria itu khawatir jangan-jangan mereka tidak dapat
memenuhi harapan raja untuk menjadi kesatria yang ketangkasannya melebihi
ketangkasan kesatria lainnya yang tidak mendapat layanan makanan istimewa dari
istana raja. Oleh karena itu, keempat pemuda tadi memutuskan untuk menolak
hidangan makanan berupa daging dan anggur itu, dan sebagai gantinya mereka
memakan makanan yang terdiri dari berbagai jenis kacang dan airu.
Bca juga : Pengertian Ilmu Gizi
Pada
latihan terakhir ternyata keempat pemuda tadi jauh lebih tangkas dan gagah
daripada kesatria lainnya. sungguhpun faktor ketekunan berlatih dalam hal ini
memegang peranan penting, namun jelas terlihat pada waktu itu bahwa makanan
yang baik akan memberikan kekuatan jasmani yang sempurna.
Ada
sebuah kejadian lagi di zaman purba yang ada hubungannya dengan pengaruh
makanan terhadap kesehetan tubuh. Hipocrates, seorang pelopor dunia kedokteran
Yunani dalam tahun 460 sebelum Masehi, telah berhasil mengobati dan
menyembuhkan orang-orang yang menderita rabun senja dengan jalan memberikan
hati hewan sebagai makanan ekstra kepada para penderita penyakit itu.
Ratusan
tahun kemudian berulah ditemukan, bahwa penyakit rabun adalah penyakit yang
diakibatkan kurangnya vitamin A dalam tubuh penderita. Sementara itu, hasil
penelitian menunjukkan pula bahwa hati hewan adalah jenis bahan makanan yang
mengandung vitamin A dalam jumlah yang sangat banyak.
Penyakit-penyakit
yang timbul akibat makanan kurang baik seperti makanan yang dimakan tidak cukup
gizinya, atau makan makanan yang kadar zat gizinya tidak seimbang, disebut penyakit ganguan gizi.
Baca juga: Fungsi Tomat Untuk KesehatanTubuh
Baca juga: Fungsi Tomat Untuk KesehatanTubuh
Penyakit
ganguan gizi yang pertamakali dikenal adalah penyakit skorbut atau disebut juga sariawan.
Vasco de Gama dalam pelayarannya menuju Indonesia tahun 1497 telah kehilangan
lebih dan separuh awak kapalnya yang meninggal akibat menderita penyakit
skorbut. Penyakit itu ditandai oleh pembengkakan gusi, gigi mudah tanggal, dan
gangguan pencernaan. Baru pada permulaan abad ke-20 para ahli kedokteran dapat
memastikan penyebab penyakit itu adalah karena kekurangan vitamin C.
Dr.
Eijkman, seorang dokter bangsa Belanda yang bertugas mengawasi kesehatan para
narapidana di Jakarta tahun 1897 menemukan burung dara yang diberi makan sisa
makanan narapidana tersebut, menderita penyakit radang saraf (polyneuritis). Dr. Takaki dari angkatan
laut kerajaan Jepang ke Eropa melihat bahwa sebagian dari awak kapal yang
berlayar bersamanya memperlihatkan gejala radang saraf. Gejala itu hilang
setelah ransum awak kapal tersebut diganti dengan sejenis gandum (barley). Baru pada tahun 1901, Dr.
Grijns dapat memastikan bahwa gejala polyneuritis itu timbul akibat kekurangan
vitamin B1.
Perkembangan
yang pesat dari ilmu gizi dan berbagai ilmu lainnya terutama setelah Perang
Dunia II, telah berhasil menemukan berbagai penyakit gangguan gizi lain seperti
xerophthalmi, yaitu penyakit akibat
kekurangan kalori dan protein, penyakit akibat kekurangan zat besi, kekurangan
yodium dan sebagainya serta cara menanggulanginya.
Baca juga: Fungsi Serat Untu Kesehatan Tubuh
Baca juga: Fungsi Serat Untu Kesehatan Tubuh
Para
ahli kesehatan anak memperkirakan bahwa sebagian besar kematian bayi dan anak
di seluruh dunia adalah akibat tidak baiknya mutu makanan mereka sehingga
pertumbuhan tubuh anak-anak terhambat dan daya tahan tubuh mereka terhadap
serangan penyakit infeksi menjadi sangat lemah.
Gizi
seseorang juga dapat berpengaruh terhadap prestasi kerja dan produktivitas. Ada
hipotesa yang menyebutkan bahwa kerja otot akan menjadi lebih berhasil guna
pada saat setelah makan. Suatu percobaan yang sangat terkenal yang dilakukan
oleh Ancel Keys untuk melihat pengaruh kecukupan makanan terhadap produktivitas
kerja yaitu “Minnesota Starvation Study”.
Oleh
karena itu, perlu sekali diperhatikan kecukupan makanan para buruh yang bekerja
di pusat-pusat industri ataupun perkebunan untuk memperoleh produktivitas kerja
yang maksimal. Percobaan tersebut bahkan juga menunjukkan bahwa ada hubungan
antara kecukupan pangan penduduk di suatu daerah dengan kejadian-kejadian
kriminalitas seperti pencurian, perampokan, dan sebagainya.
Yang
paling banyak menarik perhatian para ahli gizi dan ahli kesehatan anak dewasa
ini adalah pengaruh gizi terhadap perkembangan mental anak. Hal ini sehubungan
dengan terhambatnya pertumbuhan sel otak yang terjadi pada anak yang menderita
ganguan gizi pada usia sangat muda bahkan sejak dalam kandungan.[]
Sumber tulisan: Sjahmien Moehji (Ahli Gizi)
dalam bukunya yang berjudul Ilmu Gizi; Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi, Bhrata Niaga
Media, Jakarta, 2002, hal. 2-4.
No comments:
Post a Comment