YakusaBlog- Kongres
I HMI dilakukan pada tanggal 30 November 1947 yang diikuti oleh 4 (empat)
Cabang, yakni HMI Cabang Yogyakarta, HMI Cabang Solo, HMI Cabang Klaten dan HMI
Cabang Malang. Sedangkan, jumlah anggota HMI pada saat itu masih berkisah
antara 100 orang dari yang sebelumnya hanya 15 orang.
Salah
satu agenda utama dalam Kongres I ini adalah untuk mengesahkan Anggaran Dasar
HMI (AD HMI), yang sebelumnya masih bersifat sementara. Tentang bagaimana
Anggran Rumah Tangga-nya (ART HMI), diserahkan kepada Pengurus Besar HMI (PB
HMI) – pada masa itu.
Anggaran
Dasar yang disahkan itu belum ada muqaddimah-nya
(pembukaannya) sebagaimana Anggaran Dasar HMI saat ini. Anggaran Dasar pada
saat itu pun masih memuat 12 pasal ketentuan yang mengatur segala hal tentang
HMI, terdapat juga nama HMI versi Inggris, yaitu Indonesian Moslem Students League.
Mengenai
Usaha HMI yang diputuskan dalam Kongres I HMI, dalam Anggaran Dasar HMI
terdapat dalam Pasal V yang berisikan tiga hal, yang Pertama, Memperluas dan memperdalam pengetahuan dalam agama Islam
bagi mahasiswa khususnya dan rakyat Indonesia umumnya.
Kedua,
Menghidupkan jiwa Islam dalam hati rakyat. Dan yang terakhir, Ketiga, Bekerja bersama-sama dengan lain-lain
golongan dalam mengejar maksud dan tujuan, baik dalam maupun luar negeri.
Jika
dilihat dari makalah Prof. Dr. Agussalim Sitompul, maka tanggal 30 November
termasuk dalam fase berdiri dan pengkokohan HMI (5 Februari-30 November 1947). Tiga
poin di atas menunjukkan usaha HMI untuk memperkokoh eksistensinya sebagai
organisasi mahasiswa berasaskan Islam.
Hal
ini sangat penting mengingat saat itu pemahaman keagamaan di kalangan anggota
HMI maupun masyarakat masih sangat kurang. Selain itu, usaha di atas juga untuk
memperkokoh posisi HMI di tengah polarisasi politik, baik polarisasi politik di
antara golongan Islam dan golongan kebangsaan, maupun polarisasi politik di
antara golongan Islam itu sendiri.
Baca juga: Arah Perkaderan HMI
Sementara
Usaha HMI ketiga yang berbunyi, Bekerja
bersama dengan lain-lain golongan dalam mengejar maksud dan tujuan, baik dalam
maupun luar negeri.”, menjelaskan bahwa HMI siap bekerja sama dengan
kelompok mana pun asalkan untuk kepentingan nasional, yakni mempertahankan
kemerdekaan serta mengangkat harkat dan derajat rakyat Indonesia. HMI juga siap
bekerja sama dengan pihak mana pun untuk tujuan menegakkan dan mengembangkan
ajaran agama Islam.
Berdasarkan
landasan ini, dapat dipahami bahwa HMI lahir untuk kepentingan nasional, bukan
kepentingan kelompok. Sebab, yang dibutuhkan saat itu adalah persatuan antar
kelompok dan untuk mempertahankan kemerdekaan. Mempertahankan kemerdekaan
itulah yang seharusnya menjadi tujuan bersama. Dalam konteks ini, HMI mengambil
peran dengan berusaha menciptakan intelektual-intelektual Muslim yang nantinya
akan berperan sebagai pemersatu umat dan bangsa.[]
Sumber:
Hariqo Wibawa Satria, Lafran Pane; Jejak
Hikayat dan Pemikiran, Penerbit Lingkar, Jakarta, 2011, hal. 352-353.
Ket.gbr: Foto di atas bukanlah foto Kongres I, tapi karena Kami belum menemukan fotonya kami muat Foto Kongres HMI Di Solo dengan maksud sebagai ulasan pemikiran kebelakang (sejarah HMI).
ayo bergabung dengan saya di (D(E(W-A)P)K)
ReplyDeletemenangkan uang jutaan rupiah dengan menguji keberuntungan kalian
hanya dengan minimal deposit 10.000
untuk info lebih jelas segera di add saja Whatshapp : +8558778142
ditunggu lohhh add nya... terima kasih waktu nya ^-^