Keputusan Kongres Pertama HMI Tentang Usaha - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Friday, 7 June 2019

Keputusan Kongres Pertama HMI Tentang Usaha


YakusaBlog- Kongres I HMI dilakukan pada tanggal 30 November 1947 yang diikuti oleh 4 (empat) Cabang, yakni HMI Cabang Yogyakarta, HMI Cabang Solo, HMI Cabang Klaten dan HMI Cabang Malang. Sedangkan, jumlah anggota HMI pada saat itu masih berkisah antara 100 orang dari yang sebelumnya hanya 15 orang.
Salah satu agenda utama dalam Kongres I ini adalah untuk mengesahkan Anggaran Dasar HMI (AD HMI), yang sebelumnya masih bersifat sementara. Tentang bagaimana Anggran Rumah Tangga-nya (ART HMI), diserahkan kepada Pengurus Besar HMI (PB HMI) – pada masa itu.
Anggaran Dasar yang disahkan itu belum ada muqaddimah-nya (pembukaannya) sebagaimana Anggaran Dasar HMI saat ini. Anggaran Dasar pada saat itu pun masih memuat 12 pasal ketentuan yang mengatur segala hal tentang HMI, terdapat juga nama HMI versi Inggris, yaitu Indonesian Moslem Students League.
Mengenai Usaha HMI yang diputuskan dalam Kongres I HMI, dalam Anggaran Dasar HMI terdapat dalam Pasal V yang berisikan tiga hal, yang Pertama, Memperluas dan memperdalam pengetahuan dalam agama Islam bagi mahasiswa khususnya dan rakyat Indonesia umumnya.
Kedua, Menghidupkan jiwa Islam dalam hati rakyat. Dan yang terakhir, Ketiga, Bekerja bersama-sama dengan lain-lain golongan dalam mengejar maksud dan tujuan, baik dalam maupun luar negeri.
Jika dilihat dari makalah Prof. Dr. Agussalim Sitompul, maka tanggal 30 November termasuk dalam fase berdiri dan pengkokohan HMI (5 Februari-30 November 1947). Tiga poin di atas menunjukkan usaha HMI untuk memperkokoh eksistensinya sebagai organisasi mahasiswa berasaskan Islam.
Hal ini sangat penting mengingat saat itu pemahaman keagamaan di kalangan anggota HMI maupun masyarakat masih sangat kurang. Selain itu, usaha di atas juga untuk memperkokoh posisi HMI di tengah polarisasi politik, baik polarisasi politik di antara golongan Islam dan golongan kebangsaan, maupun polarisasi politik di antara golongan Islam itu sendiri.
Sementara Usaha HMI ketiga yang berbunyi, Bekerja bersama dengan lain-lain golongan dalam mengejar maksud dan tujuan, baik dalam maupun luar negeri.”, menjelaskan bahwa HMI siap bekerja sama dengan kelompok mana pun asalkan untuk kepentingan nasional, yakni mempertahankan kemerdekaan serta mengangkat harkat dan derajat rakyat Indonesia. HMI juga siap bekerja sama dengan pihak mana pun untuk tujuan menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
Berdasarkan landasan ini, dapat dipahami bahwa HMI lahir untuk kepentingan nasional, bukan kepentingan kelompok. Sebab, yang dibutuhkan saat itu adalah persatuan antar kelompok dan untuk mempertahankan kemerdekaan. Mempertahankan kemerdekaan itulah yang seharusnya menjadi tujuan bersama. Dalam konteks ini, HMI mengambil peran dengan berusaha menciptakan intelektual-intelektual Muslim yang nantinya akan berperan sebagai pemersatu umat dan bangsa.[]

Sumber: Hariqo Wibawa Satria, Lafran Pane; Jejak Hikayat dan Pemikiran, Penerbit Lingkar, Jakarta, 2011, hal. 352-353.

Ket.gbr: Foto di atas bukanlah foto Kongres I, tapi karena Kami belum menemukan fotonya kami muat Foto Kongres HMI Di Solo dengan maksud sebagai ulasan pemikiran kebelakang (sejarah HMI).


1 comment:

  1. ayo bergabung dengan saya di (D(E(W-A)P)K)
    menangkan uang jutaan rupiah dengan menguji keberuntungan kalian
    hanya dengan minimal deposit 10.000
    untuk info lebih jelas segera di add saja Whatshapp : +8558778142
    ditunggu lohhh add nya... terima kasih waktu nya ^-^

    ReplyDelete