YakusaBlog- Alhamdulillah,
tak terasa Puasa Ramadhan sudah berlangsung melewati Malam Tujuh Belas Ramadhan. Jutaan Umat Muslim, terkhususnya di Indonesia, mulai meningkatkan
ibadahnya karena malam-malam kemuliaan telah dibuka. Pengunjung setia Masjid
terlihat khusyuk menjalankan ibadah dengan penuh ikhlas dan mengharapkan ridho
dari Allah Swt.
Lantunan
ayat suci Al-Qur’an dan suara takbir dari Masjid terdengar indah dan syahdu.
Sujud syukur umat menyentuhkan keningnya
sambil berucap syukur atas nikmat Allah Swt, karena masih diberikan kesehatan
dan kelapangan waktu untuk beribadah di bulan suci Ramadhan. Shalawat yang
bertangkaikan salam terucapkan dengan rindu kepada Rasulullah Saw. dengan
harapan syafaatnya di hari akhir kelak nanti.
Agenda-agenda
intelektual, kultural dan ritual di Masjid-masjid perlahan terselesaikan. Ceramah
dan dzikir bersama menjadi penyejuk kepala dan hati. Senyum indah dengan wajah
yang disucikan oleh air wudhu’
memancarkan cahaya yang menghiasi seisi ruangan. Seluruh aktivitas berjalan
dengan baik dan lancar. Tidak ada perdebatan dan intip-mengintip untuk memulai kegiatan.
Lain
aktivitas umat Islam di Masjid, lain pula aktivitas Kader HMI Cabang Medan,
yang katanya Kader Umat dan Kader Bangsa, pada saat Konferensi HMI Cabang Medan
XLIV saat ini. Umat Islam begitu lancar dan hikmat menjalankan ibadah di Masjid atau di
luar Masjid, Eh…kita masih alot dalam rapat-rapat yang menguras tenaga, pikiran
dan kesehatan.
Sejak
dibukanya Konferensi HMI Cabang Medan XLIV aktivitasnya tidak berbanding lurus
dengan apa yang diagendakan. Hari ini puasa sudah lebih setengah bulan, tapi
Konferensi masih berjalan seperti Kelabang Seribu. Agenda kegiatannya masih
Paripurna I, dan sampai hari ini Pimpinan Sidang Tetap juga belum terpilih.
Mengapa
Konferensi ini begitu lama? Untuk apa mengundur-undur waktunya dengan
memperbanyak skor dan kemudian tidak dibuka sesuai skor waktu yang ditentukan? Itu
apa maksudnya? Ini kah yang namanya HMI? Beginikah cara kita mengajarkan
Konferensi HMI kepada Adik-adik Pengurus Komisariat? Beginikah yang dikatakan budaya kaum intelektual?
Beberapa
pertanyaan yang dapat saya keluarkan itu kiranya menjadi bahan renungan kita
bersama. Jika ada yang membuat pertanyaan yang lain, pantas juga kita renungkan
dan pertanyakan apa kabar Konferensi HMI Cabang Medan?
Potensi HMI Cabang
Medan Dualisme
Kondisi
Struktural Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) yang dualisme akan
mempengaruhi bagaimana Struktural Kepengurusan HMI Cabang Medan Periode
2019-2020 nanti. Mengapa demikian?
Setiap
kita yang mengetahui keadaan HMI di Tingkat Pusat dan mengetahui kondisi
Konferensi HMI Cabang Medan tahun 2019 ini, pasti mempunyai analisis bagaimana
nasib HMI Cabang Medan ke depannya. Kekhawatiran setiap kita pasti ada apabila dualisme
Pengurus HMI Cabang Medan.
Potensi
HMI Cabang Medan menjadi dualisme sangat besar jika Konferensi HMI Cabang Medan
kali ini tidak sesuai aturan main, etika Konferensi, moralitas organisasi dan
jika tidak sesuai konstitusi. Jika ada yang main tangan besi untuk kepentingan
segolangan, maka konflik ini akan meledak.
Beberapa
tahun ini, di Konferensi HMI Cabang Medan, sering terjadi rapat secara
diam-diam untuk memenangkan salah satu Kandidat. Evaluasi dan proyeksi tidak
lagi dijadikan bagian utama dari Rapat Konferensi HMI Cabang Medan. Intip-mengintip
antar gerbong terus terjadi. Yang memegang perangkat atau instrumen Konferensi
sering bersikap sesuka hati kapan Sidang Konferensi dibuka lagi. Peserta
Konferensi diabaikan dan hanya dijadikan seperti penonton. Kesepakatan diforum
tidak berlaku bagi Pimpinan Sidang. Pimpinan Sidang bagai Tuhan yang menentukan
kapan ia datang memulai forum, dan sesuka hati bagaimana forum Konferensi di
buat.
Nah,
jika hal-hal curang, katakan lah melarikan forum dan atau semacamnya terus
dilakukan untuk memenangkan salah satu Kandidat Ketua Umum HMI Cabang Medan
Periode 2019-2020, potensi HMI Cabang akan dualisme sangat besar. Kita menjadi orang bodoh yang pertama kali ada di dunia ini jika mengaminkan apabila ada Kandidit yang terpilih secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi tanpa
melibatkan seluruh Komisariat atau Peserta Konferensi. Kita harus mengambil
pelajaran dari dua kali Konferensi HMI Cabang Medan belakangan hari. Jika kita
masih menerima hasil Konferensi gaib, itu berarti kita berarti sudah menjadi
makhluk seperti patung, atau kerbau yang ditura hidungnya.
Jika
Anda bertanya, bagaimana mana solusinya?
Solusinya
sederhana saja. Forum dibuka dengan mengundang seluruh Peserta Konferensi.
Diselesaikan secepatnya tanpa menghilangkan substansi Konferensi. Forum harus
dibuka dan diselesaikan di Student Center HMI Cabang Medan dengan melibatkan
seluruh Peserta Konferensi, atau seminimalnya ½ N+1 dari jumlah Utusan
Komisariat Penuh. Membuat Fakta Integritas setiap Kandidat Ketua Umum HMI
Cabang Medan Periode 2019-2020 dengan saksinya seluruh Peserta Utusan atau ½ N+1
dan Ketua Umum HMI Cabang Medan saat ini, lengkap dengan apa sanksinya jika
melanggar Fakta Integritas yang buat di atas kertas dan ditandatangani di atas
Materai 6000.
Nah,
bagaimana pun evaluasi, proyeksi dan siapa pun yang terpilih pada Konfercab HMI
Cabang XLIV ini, itu adalah hasil dari Konferensi yang dijalankan dengan adil dan
tidak memancing akan dualismenya HMI Cabang Medan. Kita harus lebih mengutamakan
kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi dan golongan. HMI Cabang
Medan adalah milik kita bersama, bukan milik pribadi apalagi golongan atau
gerbong.
Baca juga: Konferensi HMI; Quo Vadis HMI Cabang Medan?
Tulisan
ini terkesan emosional dan atau apa lah namanya. Mudah-mudahan
tulisan ini dapat menjadi renungan agar tidak membiarkan adanya Konferensi HMI
Cabang Medan yang tidak sehat. Jika itu terjadi lagi seperti dua kali Konfercab
HMI Cabang Medan belakangan, maka potensi HMI Cabang Medan akan dualisme bertambah besar. Jika
kita masih menerima hasil “Konfercab Jin” maka baik kita lepaskan saja
ajaran-ajaran HMI, dan masuk ke dalam partai politik.[]
Penulis:
Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).
Ket.gbr: Gedung Insan Cita HMI Cabang Medan, Jln. Adinegoro. No. 15.
No comments:
Post a Comment