YakusaBlog- Ketua Commite
Central Partai Komunis Indonesia (CC PKI), DN. Aidit, saat memberikan
ceramahnya di depan kursus Tavip Permusyawaratan Pelajar Indonesia (PPI), suatu
onderbouw dari Baperki-Cina Komunis,
di Gedung Pemuda, Jakarta tanggal 10 Maret 1965, antara lain, mengatakan:
“Seharusnya
tidak ada plintat-plintut terhadap HMI. Saya menyokong penuh tuntutan pemuda,
pelajar, dan mahasiswa Indonesia yang menuntut pembubaran HMI, yang seharusnya
sudah lama bubar bersamaan dengan bubarnya Masyumi.”
Setelah para Pelajar berhasil diorganisir,
ditingkatkanlah penorganisiran para mahasiswa yang dilakukan oleh PKI. Melalui CGMI
(Central Gerakan Mahasiswa Indonesia), yang sejak tahun 1964 menyatakan dirinya
sebagai organisasi mahasiswa Komunis dan non-Komunis progresif revolusioner,
dimasukkanlah kader-kadernya ke dalam tubuh organisasi mahasiswa GERMINDO
(Gerakan Mahasiswa Indonesia), PERHIMI (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia), dan
GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia). Semakin organisasi-organisasi
mahasiswa tersebut dimasuki banyak kader CGMI, sikap mereka pun terhadap HMI
semakin tajam, bahkan kadang-kadang melebihi sikap CGMI itu sendiri.
Begitulah suatu gambaran sikap dan perbuatan
PKI, beserta antek-anteknya dalam memulai usaha untuk membubarkan HMI. Lantas,
apakah tujuan mereka membubarkan atau mengganyang HMI? Tidak mungkin mereka
tidak mempunyai tujuan atas langkah gerakan mereka. PKI pasti mempunyai maksud
dan latar belakang yang jauh untuk membubarkan HMI.
Dalam usaha pembubaran HMI oleh PKI beserta
antek-anteknya, Sejarawan HMI, Agussalim Sitompul, mencatat dalam bukunya yang
berjudul Sejarah Perjuangan HMI
1947-1975, setidaknya ada lima tujuan PKI ingin membubarkan HMI. Yaitu:
Pertama; PKI ingin memetong kader-kader umat Islam
dan bangsa Indonesia yang lahir dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Kedua; PKI ingin menguasai Perguruan Tinggi dan
tidak membiarkan HMI berada dan menguasai Perguruan Tinggi, karena mereka (PKI
dan antek-anteknya) berusaha menguasai masa depan bangsa.
Ketiga; memecah belah kekuatan mahasiswa sebagai
angkatan muda khususnya dan kekuatan bangsa Indonesia pada umumnya.
Keempat; mereka melatih dan mempersiapkan kader-kader
CGMI atau kader-kader PKI.
Terakhir, kelima;
mematangkan situasi dan checking up
kader-kader PKI untuk persiapan gerakan kontrarevolusi Gestapu/PKI.
Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI
Cabang Medan
Sumber gbr: https://www.kupasmerdeka.com/
No comments:
Post a Comment