Stimulan Gagasan HMI Berbenah Sesuai Khitah Perjuangan - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday, 14 January 2018

Stimulan Gagasan HMI Berbenah Sesuai Khitah Perjuangan

YakusaBlog- Idealisme yang dimiliki oleh Himpunan Mahasiswa Islam kini terindikasi hanya menjadi sebuah mitos, gerak dan perjuangan HMI kini lebih banyak pada persoalan politik pragmatisme, HMI yang menjadi harapan masyarakat indonesia, kini telah banyak terjebak pada intrik gerakan yang sangat bertabrakan dengan apa yang menjadi visi organisasi yang sering disebut hijau hitam ini, dimana dari unsur pengurus, hingga kadernya kini telah mengalami degradasi akan kepemilikan akan himpunan ini sehingga membuat gerakan organisasi ini stagnan atau statis dan tidak pernah lagi ada kesempatan melakukan pembaharuan pemikiran yang bermanfaat bagi ummat dan bangsa.
Kondisi kekinian kini banyak membuat pejabat yang diberi amanah oleh konstitusi HMI itu sendiri seaka tak mau tahu dengan apa yang menjadi tugas, fungsi dan tanggung jawab yang diembannya, pengurus HMI sebutlah disalah satu cabang, lebih nyaman dengan membakan label jabatan, atau Ke-LKannya daripada berkarya secara nyata dalam mengembangkan himpunan yang dididirikan oleh Prof. Dr. Lafran Pane ini, bagaimana kondisi Kanda Lafran Pane apabila melihat kondisi para pejabat HMI yang kain semakin  mengalami keterpurukan secara ekslisip.
Diketahui memang tak seluruhnya pejabat yang berada distruktur HMI itu suka bicara politik pragmatis, berbagai macam karakter yang sering muncul pada kepengurusan HMI adalah pengurus yang acuh tak acu, ada yang beralih pada sikap hedonisme, pragmatisme, bahkan tidak lagi memegang teguh nilai-nilai yang termaktub dalam Independensi HMI, sungguh sayang Himpunan yang begitu diharapkan dapat melahirkan calon-calon penerus baik pemimpin bangsa, integensia, cendekiawan muslim kini lebih mmayoritas dihuni oleh mereka yang ngga paham akan pedoman mereka yakni AD/ART HMI itu sendiri.
Masih banyak hal internal yang seharusnya menjadi pembahasan dan kerja ekstra oleh pengurus daripada mengurusi urusan politik pragmatisme, yang entah keuntungannya untuk siapa, bahkan hanya akan menggiring himpunan ini kehilangan marwahnya sebagai organisasi yang telah menjatuhkan nilainya pada dua jenis independensi yakni Independensi etis dan Independensi organisatoris.
HMI sebagai organisasi perkaderan kadang banyak diperhadapkan pada urusan yang tidak penting, seyogyanya HMI itu lebih baik urus saja perkadera secara baik dan sistematis darpada mengurusi hal-hal yang hanya akan menghiring kader pada hal-hal yang tidak bermanfaat, bukan maksud menghiring senior pada tulisan ini akan tetapi realitas yang terjadi tampaknya beberapa oknum senior yang harusnya menjadi tauladan bagaimana merumuskan pola perkaderan yang baik khususnya ditingkat cabang yang sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal, malah lebih banyak menghiring adik-adiknya keranah pragmatisme, mungkin adik-adik HMI disatukan tapi bukan memetakan atau memecahkan persoalan perkaderan malah lebih dominan bahas politik dan seribu kepentingan yang penulis menganggap manfaatnya tak tahu kemana.
Nilai-nilai kebudayaan (cultural) HMI khususnya ditingkat cabang, kini mengalami degradasi atau penurunan yang sangat megalomaniak (penyakit rasa ingin bermimpi besar namun tidak memilki kemampuan mencapainya) budaya diskusi, kajian, baca buku, bedah buku, seminar, atau kegiatan forum intelektual seakan luput dari pikiran, entah tiada yang dapat disalahkan dengan semua yang terjadi ini akan tetapi penulis mengajak kita semua kepada kita civitas keluarga besar HMI agar kembali pada khitah perjuangan, jangan mau diarahkan atau dimarjinalkan dengan kepentingan yang tiada manfaatnya bagi himpunan ini, mari dengan keyakinan akan semata-mata mengabdikan diri bagi umat dan bangsa dengan harapan sebagai bentuk kerja pengabdian pada Allah SWT untuk bagaimana kita selamat dunia dan akhirat kelak.
HMI harus kembali pada pada marwah organisasi ini sebagai organisasi yang berbasis mahasiswa, perkaderan dan perjuangan, kini mari bersama kita mulai memperbaiki himpunan ini dengan kesadaran dan tulus ikhlas sebagaimana dalam setiap upacara HMI kita menyanyikan Hymne HMI, makannya menjadi sebuah eksistensi bagaimana HMI harus kembali membaca dan mengkaji Al-Qur'an dan Hadis agar kita semoga dikembalikan pada jalan yang sesungguhnya,dimana tujuan awal himpunan ini didirikan, kita himpunan tak boleh terlena dengan kejayaan masa lalu dibangsa ini, kita harus mendesain bagaimana kita memikirkan HMI dimasa yang akan datang, jika tidak maka himpunan ini akan rusak ditangan kita generasi sekarang ini dan menjadi kutukan bagi para pendahulu dan menjadi sejarah bagi mereka anak cucu umat, bangsa dan negara ini.
Janganlah kita warga himpunan terjebak pada pemikiran sempit, dan pemikiran yang itu bukan type warga himpunan, apalagi kini kita berada dizaman now (zaman sekarang) atau era milenial begini harus benar-benar berjuang dan jangan setengah-setengah khususnya bagaimana berbenah untuk himpunan tercinta, dan kita sekarang ini tidak dituntut untuk berperang lagi memegang senjata melawan penjajah, atau ancaman dari asing, akan tetapi sekarang ini kita sedang dalam zaman ini berperang pada persoalan ilmu pengetahuan dan teknologi, beradu gagasan bukan beradu otot, beradu kerja nyata bukan hoax melulu, seyogyanya bukan penulis merasa sebagai kader loyal, atau militan akan tetapi ini adalah sebuah cambukan dan renungan kita semua bukankah kita dalam buku Otokritik Terhadap HMI karya Taufik bahwa "jangan tanyakan sudah apa yang himpunan ini berikan kepada anda, tapi bertanyalah sudah apa yang anda berikan untuk himpunan ini"
Tiada banyak yang perlu penulis apalogetikan (sebutlah) dalam tulisan ini melainkan bagaimana kita semua kembalikan kejayaan himpunan ini, sesuai harapan masyarakat luas, dan tetap memegang teguh nilai-nilai pluralisme kebangsaan, dan berpedoman pada Al-Qur'an dan Hadis dan hanya tunduk pada yang namanya kebenaran, berbenah harus dimulai dari kita, sekarang hari ini, agar kedepan kita tidak menjadi orang yang menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan oleh anak cucu kita.
Demikian tulisan singkat ini semoga beroleh manfaat, sedikit dan banyaknya kekurangan dalam tulisan ini mohon kembalikan kepada penulis, dan apabila dan yang mejadi pembelajaran silahkan mari bersama kita perbaiki himpunan ini kearah yang lebih baik dan sesuai cita dan harapan kita semua, agar himpunan ini bisa dirasakan oleh anak cucu kita dalam keadaan baik tidak caruk maruk, yang itu sebab kita wariskan kegaduhan himpunan ini akhirnya mereka para generasi selanjutnya menanggungnya, mari sadar termasuk penulis sebelum kiamat tiba dan sebelum HMI hanya menjadi sebuah cerita dalam buku-buku sejarah atau HMI tinggal nama, namun secara eksistensi telah tiada.[]

Penulis: Santo Ali

Sekum HMI Cabang Pohuwato Periode 2017-2018

Ket.gbr: Karikatur gambar Santo Ali

No comments:

Post a Comment