YakusaBlog- Muhammad Asad adalah seorang tokoh Islam dunia, seorang cendekiawan Muslim
termasyhur, mantan Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan Bangsa Bangsa. Dia
pernah menjadi wartawan dan penulis buku-buku tentang Islam, antara lain yaitu
buku berjudul Islam at the Cross Roads
(Islam di Simpang Jalan) dan The Road to
Mecca serta tafsir Al-Qur’an The
Message of the Qur’an. Buku-buku itu menjadi sangat fenomenal dan menjadi
rujukan penting bagi kaum akademisi di seluruh dunia Islam.
Muhammad Asad lahir di Lemberg, Austria-Hongaria pada tahun 1900. Nama
aslinya adalah Leopold Weiss. Ia terlahir dalam keluarga Yahudi. Keluarganya
secara turun-temurun adalah rabbi
atau pemuka agama Yahudi, kecuali ayahnya yang menjadi seorang pengacara. Ia
mengenyam pendidikan agama sejak kecil, hingga berkenalan dengan bahasa Aram,
Kitab Perjanjian Lama serta teks-teks maupun tafsir dari Talmud, Mishna, Gemara
dan Targum.
Ketika berusia 14 tahun, ia lari dari rumahnya untuk bergabung dengan
tentara Austria dalam Perang Dunia I. Pada usia 19 tahun, ia bekerja sebagai
pembantu Doktor Mornoe kemudian pada Maks Rainhart, keduanya merupakan prosedur
film. Leopold Weiss kemudian menjadi wartawan United Telegraph (1921) dan pada tahun 1922 menjadi koresponden Harian
Surat Kabar Jerman terkemuka, Frankfurt
Zeitung, untuk wilayah Timur Dekat.
Ia berkunjung ke berbagai negara di Timur Tengah dan menghabiskan sebagian
besar waktunya di sana. Dari sanalah ia mulai berkenalan dengan Islam,
kebudayaan dan peradabannya, serta perilaku umatnya. Ia mendapatkan suatu
masyarakat yang berbeda dengan masyarakat Eropa, baik struktur kehidupannya
maupun pandangan hidupnya. Ia melihat kehidupan yang lebih tenang jika
dibanding dengan cara hidup masyarakat Eropa yang serba terburu-buru. Hal ini
menimbulkan perasaan simpati dan membuatnya tertarik untuk mempelajari
sebab-sebab perbedaan cara hidup semacam itu. Sejak itu ia tertarik untuk
mempelajari ajaran agama Islam.
Teori-teori ajaran Islam yang ia dapatkan dan dirasakannya tidak sejalan
dengan perilaku kehidupan masyarakat Islam. Kehidupan kaum Muslimin tampaknya
sangat jauh dari kemungkinan-kemungkinan ideal dalam ajaran Islam. Apa yang
dalam ajaran Islam merupakan kemajuan ternyata tidak berjalan secara praktis
dalam kehidupan masyarakat Islam.
Leopold Weiss kemudian menyadari bahwa penyebab kemunduran sosial dan
budaya Islam terletak dalam kenyataan bahwa mereka secara perlahan melalaikan
jiwa ajaran Islam. Islam masih ada pada mereka, tetapi tinggal jasad tanpa
jiwa.
Makin ia paham tentang praktisnya ajaran Islam, makin besar hasratnya untuk
bertanya, mengapa umat Islam tidak menerapkannya dalam kehidupan nayata.
Persoalan ini ia bicarakan dengan para pemuka Islam di berbagai negara, seolah
ia sebagai seorang Muslim yang membela agamanya dari kekeliruan dan sikap masa
bodoh kaum Muslimin.
Pada 1925 di pegunungan Afganistan, seorang gubernur menyampaikan padanya
bahwa sesungguhnya Leopold Weiss seorang Muslim, hanya Leopold Weiss sendiri
tidak menyadarinya. Ucapan gubernur tersebut membuatnya terkejut, hingga pada
saat kembali ke Eropa pada tahun 1926, ia menyadari bahwa satu-satunya
konsekuensi logis dari sikap dan sepak terjangnya selama ini adalah memeluk
agama Islam. Ia masuk Islam di Berlin dan mengubah namanya mejadi Mohammad
Asad.
Setelah memeluk Islam, ia terus mempelajari ajaran Islam, seperti
Al-Qur’an, Hadits, sejarah serta buku-buku tentang Islam, baik yang ditulis
oleh lawan maupun kawan. Studi-studinya tentang Islam ini menciptakan keyakinan
kuat bahwa Islam adalah satu landasan spiritual dan sosial yang modern,
kemunduran yang terjadi adalah disebabkan oleh sikap masa bodoh kaum Muslimin.
Dan sejak itu perhatiannya ia tumpahkan untuk mengembalikan Islam kepada
kejayaan.
Pada tahun1932-1947, ia menjelajahi negeri-negeri Islam, kecuali Asia
Tenggara. Ia membatalkan ke Indonesia karena ditugaskan di Departemen
Rekonstruksi Islam Pakistan (1947-1951). Mohammad Asad pun pernah menjadi wakil
negara Pakistan di PBB dan diangkat sebagai warga negara kehormatan di berbagai
negeri Islam.[]
Bacajuga: “Umar bin Khattab” Dari Amerika Serikat
Sumber bacaan: Mohammad Asa, Islam Di
Simpang Jalan, Sega Arsy, Bandung, 2015, hal: 7-9.
Sumber gbr: http://myvoiceunheard.com/
No comments:
Post a Comment