Mohammad Asad; Mengembalikan Kejayaan Dunia Islam - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Thursday 16 November 2017

Mohammad Asad; Mengembalikan Kejayaan Dunia Islam

YakusaBlog- Muhammad Asad adalah seorang tokoh Islam dunia, seorang cendekiawan Muslim termasyhur, mantan Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan Bangsa Bangsa. Dia pernah menjadi wartawan dan penulis buku-buku tentang Islam, antara lain yaitu buku berjudul Islam at the Cross Roads (Islam di Simpang Jalan) dan The Road to Mecca serta tafsir Al-Qur’an The Message of the Qur’an. Buku-buku itu menjadi sangat fenomenal dan menjadi rujukan penting bagi kaum akademisi di seluruh dunia Islam.
Muhammad Asad lahir di Lemberg, Austria-Hongaria pada tahun 1900. Nama aslinya adalah Leopold Weiss. Ia terlahir dalam keluarga Yahudi. Keluarganya secara turun-temurun adalah rabbi atau pemuka agama Yahudi, kecuali ayahnya yang menjadi seorang pengacara. Ia mengenyam pendidikan agama sejak kecil, hingga berkenalan dengan bahasa Aram, Kitab Perjanjian Lama serta teks-teks maupun tafsir dari Talmud, Mishna, Gemara dan Targum.
Ketika berusia 14 tahun, ia lari dari rumahnya untuk bergabung dengan tentara Austria dalam Perang Dunia I. Pada usia 19 tahun, ia bekerja sebagai pembantu Doktor Mornoe kemudian pada Maks Rainhart, keduanya merupakan prosedur film. Leopold Weiss kemudian menjadi wartawan United Telegraph (1921) dan pada tahun 1922 menjadi koresponden Harian Surat Kabar Jerman terkemuka, Frankfurt Zeitung, untuk wilayah Timur Dekat.
Ia berkunjung ke berbagai negara di Timur Tengah dan menghabiskan sebagian besar waktunya di sana. Dari sanalah ia mulai berkenalan dengan Islam, kebudayaan dan peradabannya, serta perilaku umatnya. Ia mendapatkan suatu masyarakat yang berbeda dengan masyarakat Eropa, baik struktur kehidupannya maupun pandangan hidupnya. Ia melihat kehidupan yang lebih tenang jika dibanding dengan cara hidup masyarakat Eropa yang serba terburu-buru. Hal ini menimbulkan perasaan simpati dan membuatnya tertarik untuk mempelajari sebab-sebab perbedaan cara hidup semacam itu. Sejak itu ia tertarik untuk mempelajari ajaran agama Islam.
Teori-teori ajaran Islam yang ia dapatkan dan dirasakannya tidak sejalan dengan perilaku kehidupan masyarakat Islam. Kehidupan kaum Muslimin tampaknya sangat jauh dari kemungkinan-kemungkinan ideal dalam ajaran Islam. Apa yang dalam ajaran Islam merupakan kemajuan ternyata tidak berjalan secara praktis dalam kehidupan masyarakat Islam.
Leopold Weiss kemudian menyadari bahwa penyebab kemunduran sosial dan budaya Islam terletak dalam kenyataan bahwa mereka secara perlahan melalaikan jiwa ajaran Islam. Islam masih ada pada mereka, tetapi tinggal jasad tanpa jiwa.
Makin ia paham tentang praktisnya ajaran Islam, makin besar hasratnya untuk bertanya, mengapa umat Islam tidak menerapkannya dalam kehidupan nayata. Persoalan ini ia bicarakan dengan para pemuka Islam di berbagai negara, seolah ia sebagai seorang Muslim yang membela agamanya dari kekeliruan dan sikap masa bodoh kaum Muslimin.
Pada 1925 di pegunungan Afganistan, seorang gubernur menyampaikan padanya bahwa sesungguhnya Leopold Weiss seorang Muslim, hanya Leopold Weiss sendiri tidak menyadarinya. Ucapan gubernur tersebut membuatnya terkejut, hingga pada saat kembali ke Eropa pada tahun 1926, ia menyadari bahwa satu-satunya konsekuensi logis dari sikap dan sepak terjangnya selama ini adalah memeluk agama Islam. Ia masuk Islam di Berlin dan mengubah namanya mejadi Mohammad Asad.
Setelah memeluk Islam, ia terus mempelajari ajaran Islam, seperti Al-Qur’an, Hadits, sejarah serta buku-buku tentang Islam, baik yang ditulis oleh lawan maupun kawan. Studi-studinya tentang Islam ini menciptakan keyakinan kuat bahwa Islam adalah satu landasan spiritual dan sosial yang modern, kemunduran yang terjadi adalah disebabkan oleh sikap masa bodoh kaum Muslimin. Dan sejak itu perhatiannya ia tumpahkan untuk mengembalikan Islam kepada kejayaan.
Pada tahun1932-1947, ia menjelajahi negeri-negeri Islam, kecuali Asia Tenggara. Ia membatalkan ke Indonesia karena ditugaskan di Departemen Rekonstruksi Islam Pakistan (1947-1951). Mohammad Asad pun pernah menjadi wakil negara Pakistan di PBB dan diangkat sebagai warga negara kehormatan di berbagai negeri Islam.[]
Sumber bacaan: Mohammad Asa, Islam Di Simpang Jalan, Sega Arsy, Bandung, 2015, hal: 7-9.
Sumber gbr: http://myvoiceunheard.com/

No comments:

Post a Comment