YakusaBlog- Dari seluruh uraian yang telah di kemukakan, dapatlah
disimpulkan dengan pasti bahwa inti dari pada kemanusiaan yang suci adalah Iman
dan kerja kemanusiaan atau Amal Saleh (95:6).
Iman
dalam pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak yaitu Tuhan Yang Maha
Esa, serta menjadikanya satu-satunya tujuan hidup dan tempat pengabdian diri
yang terakhir dan mutlak. Sikap itu menimbulkan kecintaan tak terbatas pada
kebenaran, kesucian dan kebaikan yang menyatakan dirinya dalam sikap pri
kemanusiaan. Sikap pri kemanusiaan menghasilkan amal saleh, artinya amal yang
bersesuaian dengan dan meningkatkan kemanusiaan. Sebaik-baiknya manusia ialah
yang berguna untuk sesamanya. Tapi bagaimana hal itu harus dilakukan manusia?.
Sebagaimana
setiap perjalanan kearah suatu tujuan ialah gerakan kedepan demikian pula
perjalanan ummat manusia atau sejarah adalah gerakan maju kedepan. Maka semua
nilai dalam kehidupan relatif adanya berlaku untuk suatu tempat dan suatu waktu
tertentu. Demikianlah segala sesuatu berubah, kecuali tujuan akhir dari segala
yang ada yaitu kebenaran mutlak (Tuhan) (28:88). Jadi semua nilai yang benar
adalah bersumber atau dijabarkan dari ketentuanketentuan hukum-hukum Tuhan
(6:57). Oleh karena itu manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak.
Gerakan itu tidak lain dari pada gerak maju kedepan (progresif). Dia adalah
dinamis, tidak statis. Dia bukanlah seorang tradisional, apalagi reaksioner
(17:36). Dia menghendaki perubahan terus menerus sejalan dengan arah menuju
kebenaran mutlak. Dia senantiasa mencarai kebenaran-kebenaran selama perjalanan
hidupnya. Kebenaran-kebenaran itu menyatakan dirinya dan ditemukan didalam alam
dari sejarah umat manusia.
Ilmu
pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran
dalam hidupnya, sekalipun relatif namun kebenarankebenaran merupakan tonggak
sejarah yang mesti dilalui dalam perjalanan sejarah menuju kebenaran mutlak.
Dan keyakinan adalah kebenaran mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai
oleh manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam dan
sejarahnya sendiri (41:53).
Jadi
ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya mereka yang
dibimbing oleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas kebenaran-kebenaran, yang
menyampaikan kepada kepatuhan tanpa reserve kepada Tuhan Yang Maha Esa (35:28).
Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan
yang tertinggi (58:11).
Ilmu
pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara benar tentang
dunia sekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar antara manusia dan
alam sekelilingnya ialah hubungan dan pengarahan. Manusia harus menguasai alam
dan masyarakat guna dapat mengarahkanya kepada yang lebih baik. Penguasaan dan
kemudian pengarahan itu tidak mungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan tentang
hukum-hukumnya agar dapat menguasai dan menggunakanya bagi kemanusiaan. Sebab
alam tersedia bagi ummat manusia bagi kepentingan pertumbuhan kemanusiaan. Hal
itu tidak dapat dilakukan kecuali mengerahkan kemampuan intelektualitas atau
rasio (45:13).
Demikian
pula manusia harus memahami sejarah dengan hukum-hukum yang tetap (3:137).
Hukum sejarah yang tetap (sunatullah untuk sejarah) yaitu garis besarnya ialah
bahwa manusia akan menemui kejayaan jika setia kepada kemanusiaan fitrinya dan
menemui kehancuran jika menyimpang daripadanya dengan menuruti hawa nafsu
(91:9-10).
Tetapi
cara-cara perbaikan hidup sehingga terus-menerus maju kearah yang lebih baik
sesuai dengan fitrah adalah masalah pengalaman. Pengalaman ini harus ditarik
dari masa lampau, untuk dapat mengerti masa sekarang dan memperhitungkan masa
yang akan datang (12:111). Menguasai dan mengarahkan masyarakat ialah mengganti
kaidah-kaidah umumnya dan membimbingnya kearah kemajuan dan kebaikan.[]
Sumber: Teks NDP HMI Bab VII, Hasil-Hasil
Kongres HMI XXIX. Hal: 155-156.
Baca Juga : BAB VIII NDP : Kesimpulan dan Penutup
No comments:
Post a Comment