Perbedaan Macam-Macam Ilmuwan - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Saturday, 18 November 2017

Perbedaan Macam-Macam Ilmuwan

YakusaBlog- Ada perbedaan antara social scientist, applied natural scientist dan pure natural scientist. Social scientist mempelajari masyara­kat dan selalu mencari metode-metode baru untuk menyelesai­kan problem-problem masyarakat. Mereka melakukan dan me­nemukan sesuatu yang belum ada sebelumnya (innovation).
Applied natural scientis berusaha mengubah apa yang dicip­takan Tuhan menjadi bentuk-bentuk yang bisa lebih berguna bagi manusia. Mereka mengubah yang alami menjadi sesuatu belum dibuat manusia (invention).
Pure natural scientist berusaha mencari dan menemukan apa yang telah diciptakan Tuhan terutama hukum-hukumnya yang berlaku abadi. Mereka mempelajari yang ada, mengerti dan menemukan sesuatu azas atau hukum di dalamnya (dis­covery).
Para pure natural scientist seperti ahli-ahli fisika dan ki­mia langsung berbicara dengan ciptaan Tuhan. Karena itu me­rekalah yang paling makin merasa tidak tahu dan paling ma­kin merasa banyak yang tak diketahui. Selangkah mereka lebih maju dalam penyelidikan dan pengetahuannya, lima langkah horison ilmu pengetahuan itu lebih meluas dan itu harus pula diketahuinya. Horison ilmu pengetahuan makin jauh. Yang ingin dicapai makin jauh. Karena itulah para ahli fisika, ki­mia, matematika adalah orang-orang yang paling mengetahui keterbatasan akal manusia, walaupun mereka itu yang paling banyak mempergunakan akal. Hal seperti ini tak akan dialami oleh “sarjana-sarjana” sosial, ekonomi, politik. Mereka akan sangat percaya pada akalnya, kagum dan silau akan kemajuan sains dan teknologi buah karya natural scientist. Natural sci­entist sendiri tak silau dengan karyanya. Itulah sebabnya, para ahli fisika, kimia dan matematika adalah yang paling potent­sial sebagai pengabdi Allah, sedang para ahli ekonomi, sosial, politik adalah yang paling potensial sebagai pemberontak ter­hadap Allah.
Saya bersyukur pada Allah karena dilahirkan dengan ke­sempatan besar untuk mempelajari alam fisika, matematika, biologi, yang obyek utamanya ciptaan Allah. Saya tak langsung berbicara dengan Dia, tapi saya telah berbicara langsung de­ngan ciptaan-Nya dan hukum-hukum-Nya yang jelas (sunatul­lah).[]
Penulis: Ahmad Wahib, 10 April 1969.
Sumber: Djohan Effendi dan Ismed Natsir, Pergolakan Pemikiran Islam; Catatan Harian Ahmad Wahib, Democracy Project (Edisi Digital), Jakarta, 2012, hal: 286-287.
Ket.gbr: net/ilustrsi
Sumber gbr: https://ramadan.sindonews.com/

No comments:

Post a Comment