YakusaBlog- Tentunya dua hari belakangan ini menjadi hari yang sangat berbahagia dan
bersejarah bagi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps Alumni HMI (KAHMI).
KAHMI saat ini sedang melakukan Musyawarah Nasional (Munas) X KAHMI di Medan. Suatu
menjadi kebahagiaan bagi warga insan cita sendiri, karena di momen ini (Munas),
warga insan cita dapat bertemu dari Sabang hingga Merauke, di arena Munas
KAHMI.
Kebahagiaan HMI-KAHMI (baca: warga insan cita) bukan hanya itu saja,
beberapa hari belakangan, tepatnya pada saat pemberian penghargaan negara oleh
Presiden Jokowi kepada Alm. Lafran Pane (Pendiri HMI) sebagai Pahlawan Nasional
Republik Indonesia. Penghargaan tersebut, menjadi suatu bukti bahwa hari ini,
eksistensi warga insan cita di Indonesia sangat diperhitungkan.
Ada yang datang tentu pula ada yang pergi. Kebahagiaan ini pun terasa
berkurang. Berkurang dalam artian kata bukan tidak mensyukuri nikmat yang
diberikan Allah Swt. kepada warga insan cita. Akan tetapi, di dalam momen
kebahagiaan warga insan cita saat ini, kita mendapat duka cita yang datang dari
negara Australia, yaitu atas meninggalnya salah satu tokoh penting di negara
ini yang lahir dari rahim HMI. yaitu, Djohan Effendi.
Di katakan tokoh penting di Republik ini karena ia bagain daripada sahabat
dari mantan Presiden RI, Abddurrahman Wahid (Gus Dur). Semasa Gus Dur menjadi
Presiden RI, Djohan Effendi menjadi Sekretaris Negara, tahun 2000-2001.
Selain pernah
menjadi Sekretaris Negara, ia juga pernah menjadi: Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Agama (1998-2000), Staf
Khusus Sekretaris Negara dan Penulis Pidato Presiden
(1978-1995),
Peneliti Utama Departemen Agama (sejak 1993), Staf Pribadi Menteri Agama
(1973-1978), Staf Sekretaris Jenderal
Departemen Agama Jakarta (1972-1973), dan Pegawai Departemen Agama
Amuntai, Kalimantan Selatan (1960-1962).
Djohan Effendi lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan-Kalimantan, 1
Oktober 1939, dan tutup usia umur 78 tahun, 17 November 2017, di Rumah Sakit
Geelong, Australia.
Ia salah satu tokoh yang kontroversial di Indonesia karena beberapa gagasan
dan pemikirannya, sama hal seperti Nurcholish Majid (Cak Nur). Akan tetapi,
walau sering di sebut sebagai tokoh plularisme dan liberalisme di Indonesia, ia
tetap dipercaya oleh pemerintahan era Gus Dur, dan dipercaya sebagai Ketua
Dewan Pengurus ICR (Indonesia Conference
on Religion dan Peace), suatu organisasi berbadan hukum yayasan yang
bersifat independen, non-pemerintahan, non-sekretarian, dan non-profit. Organisasi
ini didirikan oleh tokoh-tokoh lintas agama yang bertujuan memperluas dialog
keagamaan, humanis dan demokratis dengan paham pluralis.
Sejak bermahasiswa, ia aktif di HMI Cabang Yogyakarta. Gagasan-gagasannya
yang progresif di HMI sering dianggap kotroversi. Di HMI juga, ia bersama sahabatnya,
Dawam Rahadjo dan Ahmad Wahib membentuk fraksi sendiri. Mereka pun dituduh
sebagai kelompok dari Partai Sosialis Indonesia (PSI). Jika kita sejenak
membaca Catatan Harian Ahmad Wahib, yang catatan harian tersebut langsung
disusun dan disunting kemudian diberi judul Pergolakan
Pemikiran Islam, oleh Djohan Effendi dan Ismet Natsir, disana beberapa kali
disebutkan nama Djohan Effendi oleh Ahmad Wahib.
Semasa ber-HMI lah pemikiran-pemikirannya terbentuk, walau pada akhir-akhirnya
ia lebih cenderung kepada pemikiran yang dianggap terlalu pluralis dan
liberalis. Dinamika intelektual Djohan terbentuk bersama Ahmad Wahib ketika
mereka aktif dalam kajian-kajian keilmuan, ia ikut membantu Ahmad Wahib dalam
kelompok studi yang bernama Limited Group.
Dari kelompok studi ini menghasilkan tokoh-tokoh pemikir yang sangat
berpengaruh di Indonesia.
Baca juga: Ahmad Wahib; Yang Mencatat Pembaharuan
Ia banyak dicintai oleh rakyat Indonesia, bukan hanya dari kalangan umat
Islam tapi dari non-muslim juga. Sebagai manusia biasa, kelebihan dan
kekurangan tentunya ada pada manusia. Semoga amal ibadahnya diterima disisi
Allah Swt. dan segala dosa-dosanya diampuni Allah Swt.[]
Sumber data: (a) Buku Pergolakan
Pemikiran Islam. (b) Wikipedia.
(c) Madinaonline
Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan
Ket.gbr: Djohan Effendi
sumber gbr: https://foto.tempo.co/
No comments:
Post a Comment