YakusaBlog- Tulisan ini sebenarnya berawal dari diskusi ringan saya
dengan seorang kader HMI Cabang Medan. Pembicaraan kami terkai kondisi HMI saat
ini, terkhususnya kondisi kader-kader HMI saat ini. Kondisi atau fenomena yang
dimaksud tersebut memang sudah lama ada di HMI. Ini mungkin baru ia (teman saya
tersebut) rasakan setelah melihat teman-temannya ada yang kurang aktif dan
bahkan tidak aktif lagi selepas Basic
Training atau Latihan Kader I (LK I).
Hukum Seleksi Alam berlaku. Itulah kira-kira fenomena yang
kita maksud. Pada pemakaian istilah tersebut tidaklah merujuk pada teori-teori
evolusinya Darwin. Tapi ini lebih tepatnya kita gunakan dalam gambaran
perubahan sosial-budaya manusia. Jikalau dalam konteks organisasi dapat kita
katakan: satu per satu “hilang”, tidak aktif karena mungkin tidak sanggup
mengikuti dinamika organisasi. Lingkungan organisasi sangat mempengaruhi dalam
keaktifan seorang kader atau anggota organisasi.
Teman saya itu menceritakan dengan penuh kekesalannya, “Ternyata
bukan Anggota Muda yang habis Maperca saja terseleksi oleh alam ya Bang?”,
ungkapnya dalam tanya. “Ternyata seorang kader yang sudah LK I pun ada juga
yang terseleksi alam”, lanjutnya.
“Ooohh...itu sudah biasa”, saya jawab dengan sedikit jutek. “Jadi itu bagaimana Bang?”, ia
bertanya lagi. “Bagaimana apanya?”, saya bertanya balik.
“Bagaimana supaya teman-teman itu aktif lagi? Sayangkan...sudah
LK I tapi kurang aktif. Padahal seleksi masuk LK I susah kali di HMI Cabang
Medan ini”, tanya lagi. “Yaa..., seleksi alam memang berlaku. Bukan di HMI
saja, bahkan disetiap organisasi. Apa lagi organisasinya tidak memberikan keuntungan
materil. Yang memberikan keuntungan materil saja, sering pekerjanya memecat
diri sendiri. Ada sesuatu faktor penyebab yang membuat kurang aktifnya mereka. Nah,
faktor penyebab itu harus dirubah, setidaknya diminimalisir. Pengurus organisasi
harus bisa men-disign lingkungan
organisasi senyaman mungkin tanpa menghilangkan substansi kualitatif HMI”, saya
mencoba menjelaskan.
Banyak memang kader HMI selepas Latihan Kader tidak
terlihat lagi aktivitasnya. Berbagai faktor penyebabnya pun tentu mempengaruhinya.
Ada sesuatu hal yang harus dilakukan supaya hal tersebut dapat diperkecil
peminatnya. Menurut saya, yang dilakukan adalah, pertama, harus ada motivasi yang kuat untuk setiap setiap kader
HMI. Ber-HMI bukan karena sesuatu yang sifatnya hedonisme-praktisme, tapi
betul-betul adanya dorongan sadar yang kuat untuk ber-HMI. Kedua, harus mempunyai tujuan (visi-misi) di HMI yang terarah dan
jelas. Ketiga, harus ikhlas dalam
mengerjakan aktivitas-aktivitas di HMI demi mengharap ridho Allah Swt.
Keadaan membosankan dan menjenuhkan sudah pasti menjadi
teman setipa aktivis organisasi. Tidak berorganisasi juga menjenuhkan. Membosankan
dan kejenuhan itu sudah sifat alamiahnya manusia. Maka dari itu, saya katakan
tai: buatlah suatu lingkungan yang senyaman mungkin tanpa mengurangi substansi
kualitatif HMI. Cara lain supaya tetap kuat dan bertahan, yang namanya
kesabaran dan keikhlasan harus ditingkatkan. Apa yang dilakukan itulah yang
didapatkan. Hasil tidak akan pernah menghianati proses. Yang namanya proses,
hasilnya bisa cepat datang dengan tidak disangka-sangka, bisa pula lambat. Laayukallifullaaha nafsan illa wus’aha,
lahaa makasabat wa’alaiha maktasabat.[]
Penulis: Ibnu Arsib Ritonga
Kader HMI Cabang Medan
Sumber gambar ilustrasi: http://irfansyah-fib12.web.unair.ac.id/
_________________________________________________________________________________
*Kirim tulisan teman-teman ke YakusaBlog. Alamat email: yakusablog@gmail.com (tulisan dalam file Microsoft Word dengan maksimal 800 kata).
Pesan kami: Perbanyaklah membaca dan menulis. Serta pegang teguhlah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. (YakusaBlog).
No comments:
Post a Comment