Mengenal Stalagtit dan Stalagmit - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday 10 December 2017

Mengenal Stalagtit dan Stalagmit


YakusaBlog- Dalam kajian ilmu bumi (geologi) tentunya ada membahas tentang Gua. Tempat ini menjadi sautu hal yang banyak menarik peneliti sehingga meneliti kehidupan-kehidupan di gua. Di dalam dalam gua ada yang disebut Staligtit dan Stalagmit. Apakah maksud atau pengertian kedua kata tersebut yang sering ditemukan dalam kajian masalah gua.
Armin K. Lobeck (1986:8) menjelaskan bahwa, yang dimaksud dengan  stalagtit alur kalsium karbonant yang bergantung pada atap gua. Kata stalagtit berasal dari kata Yunani stalaktos yang artinya tetesan keringat. Stalagtit dapat bercabang-cabang dan tumbuh panjang, tetapi tidak seorang pun tahu mengapa menjadi begitu. Cabang-cabang ini disebut heliktit. Kata heliktit berasal dari bahasa Yunani helix yang artinya “spiral”. Bila air merembes melalui celah yang sempit, endapan-endapan batu dapat membentuk gorden atau tirai. Dalam hal semacam ini alur-alur yang menggantung bergaris-garis warna cokelat disebabkan oleh limonit atau karat besi.
Alih-alih menguap pada atap gua, air menetes kelantai gua tepat di bawah stalagtit. Bila tetesan itu jatuh di lantai gua, lama kelamaan terjadi timbunan kalsium karbonat. Timbunan ini semakin tinggi dan disebut stalagmit, berasal dari kata Yunani yang artinya “tetesan”. Bentuk stalagtit dana stalagmit disebut gumpalan.
Lama-kelamaan stalagmit yang semakin tinggi dapat bersatu dengan stalagtit dan terjadilah sebuah pilar. Bila stalagtit terus menerus terbentuk berderet-deret karena banyaknya celah-celah pada atap gua, maka pilar-pilar itu akan semakin banyak. Pilar-pilar itu akan membentuk sebuah pagar dan akhirnya terbentuk dinding yang membagi gua menjadi kamar-kamar.
Larutan kalsium karbonat dapat membuat jalan keluar di dalam gua dan sedikit demi sedikit menguap dan meninggalkan endapan menyerupai air terjun beku atau Niaga beku. Endapan semacam ini disebut batu mengalir. Kolam-kolam dilantai gua dapat meluap dan ceceran air menjadi lembaran-lembaran kalsit yang disebut batu lempengan.
Suatu jenis zat asing di kolam dapat menjadi satu unsur yang membentuk lapisan-lapisan kalsit. Lapisan-lapisan ini akhirnya membentuk lingkaran mutiara gua. Dalam beberapa kasus yang jarang, lapisan kalsit dapat terbentuk di sekeliling suatu gelembung atas dari air kolam, dan ini mudah pecah bila sedikit saja tersentuh.
Endapat kalsium karbonat yang ada di gua pada umumnya terdiri dari atas kalsit. Akan tetapi, kadang-kadang kalsium karbonat juga berbentuk kristal-kristal aragonit segera selah tidak lagi berupa larutan. Kristal-kristal ini bagaikan karangan bunga yang indah dan disebut antodit, yang mana kata tersebut berasal dari bahasa Yunani yaitu anthos yang artinya “bunga”.
Kadang-kadang air yang masuk ke dalam gua membawa mineral gips (kalsium sulfat) yang mengendap di permukaan gua apabila airnya menguap. Endapan kalsium sulfat itu menyerupai bunga mawar dengan diameter beberapa sentimeter dan sangat indah bentuknya. Epsomit atau magnesium sulfat (MgSO₄ • 7H₂O) yang juga terdapat di dinding gua, berbentuk seraput kristal yang sangat bagus.[]

1 comment: