YakusaBlog- Seratus tahun yang lalu, pertanyaan “Berapakah
kedalaman lautan itu?” akan tetap tidak terjawab. Pengukuran-pengukuran telah
diadakan, terutama, dalam air dangkal di sepanjang pantai, tetapi eksplorasi
bagian-bagian lautan yang lebih dalam baru saja mulai. Pertama-tama, metode
pengukuran dalam-dalam yang dipakai pada masa itu benar-benar primitif. Suatu beban
diturunkan ke dasar laut dengan seutas tali rami. Setelah beban itu mencapai
dasar laut, beban itu ditarik ke atas lagi. Hanpir memakan waktu sehari untuk
mengadakan pengukuran-dalam di kedalaman 3-5 km, seperti yang terdapat di
sebagian besar laut. Dalam perjalanan tahun demi tahun berikutnya, tetapi tekni
ini masih didasarkan pada prinsip yang dilukiskan di atas dan pengukuran-dalam
berlangsung lambat serta menjemukan.
Pada tahun 1920-an suatu teknik baru dan
revolusioner, yang disebut pendugaan
dengan gema, telah diperkenalkan. Metode ini memungkinkan memperoleh
kedalaman laut di suatu tempat tertentu dalam waktu beberapa detik saja, tidak
lagi berjam-jam seperti sebelumnya. Inilah cara kerja pendugaan dengan gema. Suatu
lempeng di dasar sebuah kapal diketuk, dan gelombang bunyi bergerak menjauh
dari lempeng itu dalam suatu kerucut.
Setelah mencapai dasar latu, gelombang bunyi
itu memantul kembali sebagai gema dan diterima dalam suatu instrumen yang disebut
hidrofon, yang dipasang di dasar
kapal itu. Waktu yang ditempuh bunyi untuk mengenai dasar lautan dan kembali
diukur dengan suatu mekanisme yang berkemampuan khusus. Oleh karena kecepatan
bunyi diketahui, kedalaman lautan dapat dihitung dengan sangat mudah. Suatu catatan
bersinambung tentang kedalaman air di bawah lunas perahu kepal dibuat pada
suatu gulungan kertas yang dijalankan melalui alat pendugaan gema.
Dengan memakai pendugaan gema, para ilmuwan
telah dapat memperoleh gambaran terperinci mengenai dasar lautan di seluruh
dunia. Bangsa-bangsa maritim besar telah mengirimkan kapal-kapal untuk
ekspedisi penelitian yang lama. Orang-orang telah diturunkan ke dalaman laut
yang terbesar dalam kapal-kapal penelitian khusus. Kamera telah dipakai untuk
memotret dasar lautan dalam. Terdapat juga program-program ilmiah untuk
mengebor ke dalam dasar laut dan mengambil contoh-contoh untuk ditelaah. Hasil dari
semua program ilmiah ini telah merupakan suatu perubahan radikal dalam gambaran
kita tentang dasar laut.
Rumus mengukur kedalaman laut dengan menggunakan pendugaan gema:
Setelah dilakukan penelitian mengukur
kedalaman laut dengan memakai pendugaan gema, Francis P. Shepard dalam
tulisannya yang berjudul Kedalaman Laut
(edisi bahasa Indonesia) menjelaskan, dasar laut dapat dibagi menjadi tiga
lingkungan, atau tiga daerah menurut dasar kedalaman. Pertama, terdapat paparan benua, yang secara relatif
merupakan daerah-daerah rata yeng membatasi benua-benua. Kedalaman airnya
biasanya kurang dari 120 m. di tepi setiap paparan benua terdapat suatu zona
tempat lerengnya sangat bertambah miring. Daerah-daerah tempat ditemukannya
zona semacam itu disebut kaki benua (kedalam
yang kedua) . Kaki benua ini meluas ke dalaman 1 km atau bahkan lebih. Akhirnya,
di seberang lereng-lereng ini terdapat bagian-bagian lautan yang dalam, yang
merupakan kira-kira ⅔ dari daerah totalnya.
Dan yang ketiga adalah Palung-Palung. Pada palung-palung inilah terdapat kedalaman laut
yang terdalam. Pengukuran yang terdalam yang pernah dilakukan yaitu 11.003 m,
diambil dari Palung Mariana di sebelah timur dari Kepulauan Mariana. Palung ini
jauh lebih dalam dari tinggi gunung tertinggi di dunia. Pengukuran itu
dilakukan oleh seorang peneliti bernama Jacques Piccard bersama dengan Lernan
Angkatan Laut Amerika Serikat bernama David Walsh.[]
No comments:
Post a Comment