YakusaBlog- Fenomena buruk pergantian periodesasi kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan kini terulang kembali. Pasca dikaraktekernya kepengurusan HMI Cabang Medan Periode 2022-2023 oleh Pengurus Besar HMI (PB HMI) sekitar satu tahun lalu, tugas utama HMI Cabang yakni perkaderan mengalami kendala, dan yang paling miris sejak koflik konfercab yang sudah memakan waktu selama kurang lebih delapan bulan, perkaderan HMI di Cabang Medan mati suri.
Konflik seperti HMI saat ini sudah beberapa kali terjadi di HMI Cabang Medan, tapi herannya kita menikmatinya. Kita menikmati dan merasa paling bangga dapat berkontribusi dalam “membunuh” jantung HMI (perkaderan). Kebodohan kita melebih kebodohan hewan keledai yang menikmati jatuh berungkali pada lobang yang sama.
Kita ketahu saat ini, banyak HMI Komisariat di HMI Cabang Medan yang mengalami banyak masalah, baik itu belum dapat melakukan pelantikan, terkendala administrasi penyegaran (reshuffle) kepengurusan, perkaderan, upgrading, dan lain sebagainya. Komisariat-komisariat di HMI Cabang Medan saat ini bagai anak ayam yang kehilangan induk.
Dimana
PB HMI?
Kondisi
HMI Cabang Medan saat ini tentu telah diketahui Pengurus PB HMI, tapi dimanakah
mereka? Apakah kondisi konflik HMI Cabang Medan saat ini sengaja dipelihara untuk
kepentingan Kongres HMI? Mengapa PB HMI tidak memiliki ketegasan untuk
menyelesaikan konflik di HMI Cabang Medan saat ini? Atau kondisi ini dijadikan “olahan”
oleh segelintir orang? Hanya Pengurus PB HMI dan setannya yang tahu.
Pengurus
PB HMI, wabil khusus, kader-kader HMI Cabang Medan yang sedang menjadi
Pengurus PB HMI saat ini, seharusnya berusaha memperbaiki kondisi HMI Cabang
Medan saat ini demi kepentingan berlangsungnya perkaderan. Jika terus seperti
ini, HMI di Medan akan terus mengalami degradasi secara organisasional dan
intelektual. Usaha-usaha yang menghancur HMI Cabang Medan harus dilawan. Kita ketahui
sendiri, organisasi yang dicintai ini bukanlah organisasi seperti partai
politik yang disibukkan dengan dinamika politik merebut kekuasaan. Di HMI
adalah tempat untuk melatih kader-kader agar lebih bermanfaat dan memiliki
kemampuan menjawab tantangan zaman ke depan.
Pengurus
PB HMI tampak hebat dan cerdas berbicara pembangunan bangsa dana negara, tapi
ia lupa internalnya saja berantakan. Dimana peran BADKO HMI Sumut yang
mengetahui kondisi ini? Jika tidak ada pembenahan, HMI Cabang Medan akan
tertinggal, bahkan mati suri.
Masih
Adakah yang Peduli?
Jika
ditelusuri, kader-kader (termasuk Alumni) yang berasal dari HMI Cabang Medan
sudah banyak menjadi orang-orang yang berpengaruh mulai dari tingkat daerah
hingga pusat, baik di lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan. Pertanyaannya,
melalui pengaruhnya apakah tidak bisa memperbaiki HMI Cabang Medan? Tentu bisa,
jika masih ada yang peduli. Gedung mewah saja bisa dibangun dengan biaya yang
cukup besar.
Dimana
KAHMI? Apakah ia lupa bahwa rahimnya dari HMI? Di manakah pengurus KAHMI yang
menjadi pejabat? Apakah ia lupa inti sari perkaderan yang ia dapatkan selama
ber-HMI?
Tak
ada lagi yang dapat kita banggakan dari HMI Cabang Medan saat ini, kecuali
hanya nostalgia sejarah. Gedung Insan Cita HMI Medan hanya tampak mewah secara
fisik, tapi tidak secara fungsi.
Penutup
Mungkin ada yang merasa bangga dengan apa yang diperbuatnya sehingga HMI Cabang Medan mengalami kondisi buruk saat ini. Mungkin bangga menjadi pembicaraan, dianggap hebat, berpengaruh dan merasa paling kuasa di HMI Cabang Medan. Tapi yang tak disadari, HMI Medan sedang dihantarkan ke pintu kehancuran.
No comments:
Post a Comment