Selayang Pandang Sejarah Perjuangan HMI - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday 10 October 2021

Selayang Pandang Sejarah Perjuangan HMI

 


Fase awal berdirinya  himpunan mahasiswa islam ( HMI ) ialah fase konsolidasi spiritual ( 1946 – 1947 ) di prakarsai oleh Lafran pane seorang mahasiswa dari sekolah tinggi islam ( STI ) yang sekarang sering di sebut universitas islam indonesia (UII). Latar belakang Lafran pane mendirikan organisasi HMI ini tujuannya ialah: “ Melihat dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama islam pasa masa itu, Yang pada umumnya belum memahami dan belum mengamalkan ajaran agamanya.” Faktor besar latar belakang munculnya pemikiran untuk mendirikan HMI ini adalah karena penjajahan belanda terhadap indonesia.


Pada awal terbentuknya HMI, Tujuannya ialah untuk mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat indonesia, Untuk menegakkan dan mengembangkan ajaran agama islam. Sementara tokoh-tokoh pemula yang mendirikan HMI antara lain:

1.     Lafran pane ( Yogya )

2.     Karnoto zarkasyi ( Ambarawa )

3.     Dahlan husein ( Plembang )

4.     Siti zainah istri Dahlan husein

5.     Maisaroh hilal cucu KH.A.Dahlan ( singapura )

6.     Soewali ( jember )

7.     Yusdi ghozali ( Semarang )

8.     Mansyur

9.     Anwar ( Malang )

10.  Hasan basri ( Surakarta )

11.  Marwan ( Bengkulu )

12.  Zulkarnaen ( Bengkulu )

13.  Tayeb razak ( jakarta )

14.  Toha mashudi ( Malang )

15.  Bidron hadi ( Yogyakarta )


Fase selanjutnya perkembangan HMI adalah fase pengokohan ( 5 FEB 1947 – 30 NOV 1947) pada fase ini dimana organisasi HMI menghadapi dan menjawab berbagai reaksi dan tantangan yang datang silih berganti, Semua tantangan yang datang malah semakin mengokohkan eksistensi HMI hingga dapat berdiri tegak dan kokoh.


Fase selanjutnya yaitu perjuangan bersenjata ( 1947 – 1949 ). Sesuai dengan namanya, Pada masa itu HMI terjun langsung dengan senjata bedil dan bambu runcing sebagai staf, Penerangan, Penghubung. Bertujuan untuk ikut memberontak PKI di Madiun 18 September 1948, Sejak itu lah PKI menanamkan dendam terhadap HMI, Dendam itu tampak dan menonjol saat terjadi peristiwa G30SPKI.


Fase selanjutnya adalah pertumbuhan dan perkembangan HMI ( 1950 – 1963 ). Selama masa pemberontakan, Di situ lah pembinaan HMI terabaikan, Namun pembinaan tersebut terlupakan secara sadar, Karena itu termasuk tujuan atau tugas agama dan bangsa. Pada penyerahan kedaulatan tanggal 27 desember 1949, Bermunculan lah niat-niat untuk melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Sejak tahun 1950 dilaksanakanlah tugas-tugas konsolidasi internal organisasi, Dan di sadari lah bahwa tugas ini adalah masalah besar sepanjang masa. Pada bulan Juli 1951 BP HMI di pindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta.


Fase selanjutnya yaitu fase tantangan ( 1964 – 1965 ). Dengan adanya dendam PKI terhadap HMI dan PKI menganggap HMI adalah kekuatan islam yang ke tiga. PKI berusaha membubarkan HMI dengan cara: Memfitnah, Menghasut, Propaganda hingga melakukan penculikan. Usaha-usaha PKI dalam membububarkan HMI malah semakin membuktikan bahwa siapa kontra revolusi dalam aksi nya pada 30 September 1965.


Fase selanjutnya adalah kebangkitan HMI sebagai pelopor orde baru ( 1966-1968 ) HMI ikut mempelopori tegaknya orde baru dan menghapus orde lama, Usaha-usaha itu tampak pada wakil ketua BP Mari/ie Muhammad memprakarsai kesatuan aksi Mahasiswa ( KAMI ) 25 Oktober 1965 yang tugasnya antaralain:


Mengamankan pancasila, Membantu dan memperkuat ABRI dalam penumpasan Gestapu/PKI sampai ke akar-akarnya. Dalam aksi KAMI yang pertama kali yaitu rapat umum yang di laksanakan di halaman fakultas kedokteran UI salemba Jakarta. Puncak aksi KAMI yaitu dengan mengumandangkan tuntutan rakyat yang berbentuk tritura, Dalam tuntutan tersebut mendapat perlakuan yang represif dari aparat keamanan sehingga banyak dari mahasiswa yang menjadi korban.


Fase selanjutnya yaitu pembangunan ( 1969-1970 ). Sejak tanggal 1 April 1969 dimulailah rencana pembangunan lima tahun ( Repelita ). HMI turut membantu dalam pembangunan ini yaitu deangan memberikan sumbangan dan berpartisipasi dalam era pembangunan ini. Bentuk partisipasinya yaitu dalam pembentukan suasana, Pemberian konsep-konsep dan pemikiran, Pelaksanan langsung dalam pembangunan. 


Fase selanjutnya ialah fase pergolakan dan pembaharuan pemikiran ( 1970 – 1998 ). Di sebut fase pergolakan nampak pada tahun 1970 yang di mana masalah-masalah rutin organisasi telah terselesaikan, Sementara itu muncul persoalan ekstren. Pada tahun 1970 Nrcholis Madjid menyampaikan ide pembaharuan dengan topic keharusan pembaharuan di dalam pemikiran islam dan masalah integritas umat.


Fase selanjutnya adalah fase reformasi. Sejak tahun 1995 HMI mulai melaksanakan reformasi dengan menyampaikan gagasan, Pandanagan, Dan kritik terhadap pemerintahan. Keritik tersebut di sampaikan pada konggres XX HMI di istana negara pada tanggal 21 Januari 1995. Kmudian pada hari milad HMI ke 50 Ketua umum Taufik Hidayat menjawab kritik yang di sampaikan kepada HMI bahwa HMI terlalu dekat dengan kekuasaan, Pada milad HMI yang ke 51 di Graha insan cita depok pada tanggal 22 Februari 1998 dengan judul “ Urgensi reformasi bagi pembangunan bangsa yang bermartabat”.

 

Penulis: Hasian Rambe (Peserta LK1 Panitia Saintek UINSU Medan)

IG:hasian.rambe

No comments:

Post a Comment