YakusaBlog- Ada sebuah perkataan dan saran bijak atau sebutlah itu ajaran dalam dunia aktivis mahasiswa bahwa, demonstrasi atau unjuk rasa dengan segala maksud pengertiannya adalah jalan terakhir ketika terjadinya kebuntuan saluran menyampaikan tuntutan atau aspirasi. Sebelum berdemonstrasi untuk menyikapi hak-hak yang didiskriminasi, terlebih dahulu melakukan langkah seperti melakukan kajian (diskusi) dan beraudiensi dengan segala pengertian dan maksud tujuan baik.
Secara teoritis gerakan mahasiswa adalah gerakan yang terencana, sistematis dan masif. Konon konsep gerakan ini pun digunakan oleh penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia dalam membuktikan sengketa Pemilu. Konsep tersebut kita dengar dengar dengan akronim TSM; Terukur, Sistematis dan Masif. Mungkin juga lebih dahulu diterapkan dalam berbagai gerakan. Bisa jadi lebih dahulu dalam dunia kemiliteran dibanding Gerakan Mahasiswa (Geram). Terlepas siapa yang lebih dahulu, intinya gerakan mahasiswa itu harus TSM.
Bicara soal demonstrasi dengan segala macam terminalogi lainnya, merupakan hak setiap warga dalam negara demokrasi. Di negeri kita sendiri dijamin dan diatur oleh Undang-Undang (UU) sehingga tidak boleh dilarang selama tidak bertentangan dengan peraturan hukum yang berlaku. Akan tetapi, ia bukan satu-satunya jalan atau metode menyampaikan aspirasi.
Gerakan demontrasi yang dilakukan oleh masyarakat salah satu bentuk metode representatif dikatakannya bahwa yang memegang kedaulatan ada di tangan rakyat. Sehingga, demontrasi ini jika benar-benar dilakukan untuk tujuan baik maka akan sangat ditakuti. Terlebih-lebih dapat menumbangkan kekuasaan. Salah satu contoh di negara kita ini adalah gerakan mahasiswa Indonesia yang menghasilkan era reformasi. Walau pun tidak murni pengaruh gerakan mahasiswa, akan tetapi perubahan sosial atau negara tidak bisa dilepaskan dari peran pemuda dan atau mahasiswa.
Para aktivis mahasiswa sangat disegani karena torehan sejarahnya dahulu dapat merubah tatanan negara. Titin puncak ini menjadi salah satu indikator bahwa mahasiswa memiliki peran agent of change and agent of control soccal.
Demontrasi HMI
HMI yang bergerak secara gerakan mahasiswa sepanjang sejarahnya tidak pernah absen dalam dunia demontrasi. Hal ini pulalah salah satu faktor yang disegani oleh orang-orang karena kuantitas kadernya begitu banyak. Selain itu, HMI juga memiliki kekuatan yang soft tapi memiliki pengaruh yang sangat besar, seperti gerakan intelektual dan gerakan penyadarannya. Sehingga tidak sedikit pihak yang ingin "mengamankan" gelombang massa HMI saat berdemonstrasi.
Jika dahulu HMI turun ke jalan, tapi gerakan itu bukan gerakan yang taktis. Bukan karena terpengaruh isu-isu tanpa kajian kritis. Dan langkah yang ditempuh pun bukan langsung berdemonstrasi. Sungguh sangat berbeda dengan HMI saat ini. Sehingga, akibatnya tidak sedikit gerakan demonstrasi HMI hanya berujung lelah dan bosan.
Yang terparahnya lagi ialah gerakan demonstrasinya karena isu-isu politik praktis dan murahan. Berdemonstrasi untuk menebalkan kantong. Jika dahulu gerakan demonstrasi HMI untuk kepentingan ummat, saat ini sungguh jauh dari itu.
Jika dahulu gerakan demonstrasi HMI digerakkan oleh kader-kader HMI yang idealis, kini telah diperkosa oleh Kader-kader bajingan. Bajingan secara pengertian yang kita ketahui saat ini adalah para penjahat dan pencopet.
Pernahkah kita bertanya, mengapa kita HMI melakukan aksi demonstrasi tidak dengan massa yang banyak padahal kader-kadernya ribuan? Untuk membuat pemerintah ini goyang sangat gampang sekali.
Apakah karena HMI tidak solid atau tidak peduli? Bukan. Bukan karena itu. Akan tetapi kita krisis kepercayaan dengan aksi yang akan dilakukan. Mengapa seruan-seruan aksi HMI sering diacuhkan atau malah bahan tertawakan? Apakah karena tidak peduli pada ummat.
Bukan! Bukan itu lagi alasannya. Akan tetapi karena yang menyerukan aksi tersebut adalah orang atau Sang Ketua sudah tidak dipercaya lagi. Alasannya adalah demontrasi sering dijadikan metode merampok atau Tarik Duit (Tardu). Hal ini karena demonstrasi HMI diperankan oleh para bajingan-bajingan.
Menurut saya, demontrasi HMI akan besar jika benar-benar murni tujuannya untuk kepentingan ummat. Membangun kepercayaan itu pun tidak cukup hanya seruan aksi. Tapi harus ada konsolidasi yang rutin dan kajian yang menyadarkan. Independensi HMI harus diperkokoh. Intelektualitas harus lebih prioritas di tengah-tengah derasnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dan meningkatkan kualitas spritualitas.
Ketika demontrasi HMI diperkosa para bajingan maka gerakan HMI itu akan menjadi bencana. Akan tetapi, jika demontrasi HMI dikendalikan oleh Kader-kader idealis, maka HMI akan menjadi subjek pembangunan bangsa dan negara yang produktif-konstruktif.[]
Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).
Ket.gbr: Ilustration
As stated by Stanford Medical, It's really the SINGLE reason women in this country get to live 10 years more and weigh an average of 42 pounds less than we do.
ReplyDelete(And by the way, it has NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and really, EVERYTHING about "how" they are eating.)
P.S, I said "HOW", not "WHAT"...
TAP this link to find out if this quick quiz can help you unlock your true weight loss potential
Poker online dengan presentase menang yang besar
ReplyDeleteayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :D
WA : +855969190856