Ilmu yang Tiada Manfaat - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Thursday 13 February 2020

Ilmu yang Tiada Manfaat


YakusaBlog- Menulis itu mengikat ilmu agar tidak lepas (tidak lupa) dan bisa diingat kembali. Berapa banyak pengajian atau diskusi ilmiah yang kita hadiri, tapi masih ingatkah dengan semua ilmu yang disampaikan para pemateri atau tokoh yang handal dalam bidang ilmunya.

Rasulullah Saw. menganjurkan umatnya untuk mengikat ilmu dengan tulisan. Kalau bahasa arabnya “Qoyyidul ‘ilma bil-kitabi” (ikatlah ilmu dengan tulisan) sabda beliau sebagaimana diriwayatkan Ibnu 'Abdil Barr dari Anas bin Malik. 

Anas bin Malik pun pernah berkata kepada anaknya, “Ya Bunayya, qoyyidul ‘ilma bil-kitabi” (Wahai anakku, ikatlah ilmu dengan tulisan!).

Menurut Imam Syafi’i, “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, (tapi) setelah itu engkau tinggalkan terlepas begitu saja.”

Sebelum penulis menuangkan isi tulisannya sedikit pesan terhadap seorang murid dari Al Ghazali, yang tumbuh dan berkembang menjadi seorang ilmuwan, ia telah menguasai banyak ilmu. Tapi si murid belum juga puas dengan apa yg didapatnya. "Umurku kuhabiskan untuk menimba ilmu. Lalu manakah ilmu yang bermanfaat bagiku esok? Dan menghiburku di dalam kubur? Dan manakah yang tidak bermanfaat?" Begitu tanya murid kepada Al-Ghazali.

Nasehat itu sangat mudah, yang sulit adalah pengamalannya. Sebab, ia akan terasa pahit bagi mereka yang mengikuti hawa nafsunya. Hal hal yang terlarang itu disukai oleh manusia, khususnya bagi siapa yang menuntut ilmu yang menyibukkan diri untuk memiliki ke utamaan budi dan kebaikan kebaikan di dunia. Ia menduga, bahwa ilmu mujarrod akan dapat menyelamatkannya tanpa perlu beramal.
Rasullullah Saw dalam sabda lain berucap tentang siksaan orang-orang berilmu, "Manusia yang paling keras siksaannya di hari kiamat nanti adalah mereka yang berilmu, tapi Allah tidak memberikan manfaat dari ilmunya."

Pesan sabahat Nabi  Umar bin khattab, sering kita baca tentang ilmu itu memang sangat nyata bagi kita dan celaka untuk orang-orang yang sombong terhadap ilmu. Ada tiga tahapan , jika engkau memasuki tahap pertama ia akan sombong, jika dia memasuki tahap kedua ia akan rendah hati (tawadhu) dan jika ia memasuki tahap ketiga ia akan merasa dirinya tidak ada apa apa nya.

Janganlah kamu jadi seorang yang beramal tanpa mendapatkan pahala, dan jangan melewatkan saat-sat ibadahmu tanpa hasil. Yakinlah bahwa ilmu yang tak bermanfaat takkan bisa menyelamatkan pemiliknya.
Seandainya ada seorang pemberani dan suka berperang ia membawa sepuluh pedang. Dan ketika berada di padang sahara yang luas, ia diserang oleh seekor singa buas yang menakutkan, Apa dugaanmu? Apakah senjata-senjata itu bisa menangkis serangan singa itu tanpa menggunakannya?

Tentu saja senjata-senjata itu tidak dapat menangkis dengan sendirinya. Ia perlu digerakkan dan dihantamkan kepada singa itu. Demikian pula bila seseorang membaca banyak buku, dan melakukan seratus ribu kajian ilmiah (diskusi) tapi tidak diamalkannya, padahal ilmu itu tidak berfaedah bila tidak diamalkannya.

Meminjam istilah seorang sastrawan persia berujar,"seandainya kau timbang khamer 2.000 kati niscaya engkau takkan mabuk bila tidak meminumnya". Artinya seandainya engkau menimba ilmu selama seratus tahun menghimpun seribu kitab, tanpa amal engkau takkan mendapatkan rahmat Allah Swt.[]


Penulis : Riki Hambali Tanjung (Ketua Umum HMI Komisariat Persiapan FIS UIN SU periode 2019-2020).



Ket.gbr: Riki bersama teman

1 comment: