YakusaBlog- Udin seorang mahasiswa baru disebuah perguruan tinggi swasta. Diawal semester udin dicoba dirangkul beberapa organisasi eksternal maupun internal, akan tetapi segala upaya dan "intrik tipu daya" dalam merekrut anggota tidak dapat diterapkan kepada si Udin. Dia bersikukuh, bersikeras bahkan sampai "anti" dengan organisasi. Karena memegang teguh untuk menuntaskan perkuliahannya tepat waktu.
Disuatu ketika seiring berjalannya waktu, Udin yang sudah naik tingkatan semesternya dicoba lagi untuk merekrutnya. Kebetulan ada senior fakultasnya yang datang bersilaturahmi dan "entah apa yang merasukinya" dengan seketika mengambil keputusan untuk bergabung disebuah organisasi mahasiswa eksternal yang bercirikan "YAKUSA" Yakin Usaha Sampai.
Dia mencoba mencari tahu, kapan ada open recruitmen ormawa eksternal itu. Kemudian Udin dapat informasi ada MAPERCA (Masa Perkenalan Calon Anggota) yang diadakan oleh sebuah komisariat.
Udin mengikuti seluruh rangkaian Maperca, hingga Udin dinyatakan sebagai "anggota muda" Himpunan Mahasiswa Islam atau disingkat HMI.
Tidak sampai sebatas Maperca, Udin mencoba mengeksplor keinginan sejauh mana untuk ikut berorganisasi. Hal itu ternyata direalisasikannya, karena ingin mengoptimalkan diri berproses dan bukan ikut-ikutan atau ajakan senior semata.
Beberapa minggu kemudian, Udin membaca brosur HMI tentang Latihan Kader I yang diadakan sebuah komisariat. Di waktu yang bersamaan, tidak diduga kawan Udin sesama fakultas juga mengikuti kegiatan tersebut.
Singkat cerita, Udin setelah satu minggu kemudian menuntaskan Latihan Kader I (LK I) tersebut. Dia kembali ke komisariatnya dan berproses.
Beberapa bulan berproses, Udin menjumpai titik jenuh dalam berorganisasi yang hampir membuatnya untuk menyatak berhenti berproses.
Seketika itu, Udin mengikuti kontestasi untuk memimpin ormawa internal fakultas dan alhamdulillah diberi amanah untuk memimpin.
Kemudian setelah beberapa waktu berproses baik diinternal dan eksternal, Udin mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan lanjutan di HMI. Ditahapan proses inilah Udin melihat, betapa besar HMI atau diluar ekspektasi yang Udin bayangkan selama ini.
Udin menempuh pendidikan "S2" di HMI disebuah daerah yang banyak menghasilkan ulama, pemimpin atau tokoh bangsa serta dengan ciri khas makanan rendangnya.
Udin heran, kok sampe segitu banyaknya dan besarnya HMI ada yang dari pulau Sumatera dan Jawa. Tidak pernah ketemu dan saling kenal, tapi dalam tempo dan waktu yang sesingkat-singkatnya suasana itu terjalin seperti sudah pernah ketemu. Ternyata benar juga "Berteman lebih dari bersaudara" serta memilik darah yang sama yaitu hijau-hitam. Dan benar saja tidak dijumpai sekatan atau batasan.
Setelah menjalani pendidikan itu, Udin merasa nyaman berproses di HMI. Dan tanpa diduga dari proses yang dijalani, berkat di HMI, Udin menginjakkan kakinya ke Pulau Jawa lebih tepatnya di sebuah daerah dengan julukan "Kota Pendidikan" untuk pertama kalinya sebagai utusan ormawa internal kampus .
Meskipun berbeda almamater, Udin melihat tanda-tanda anak HMI. Dan benar saja, mayoritas peserta berlatarbelakang ormawa eksternal HMI. Di setiap sudut dijumpai HMI, di sana HMI, di sini HMI dan di mana-mana HMI. Terbesit di hati dan seketika Udib berucap Subhanallah (dengan mata yang berkaca-kaca), "segitu besarkah himpunanku ini." Ucapnya dalam hati. "dan mengapa sempit sekali Indonesia ini yaa Tuhan, di mana-mana aku jumpai anak HMI." Lanjutnya.
Udin bertanya dengan jarak waktu yang tidak bersamaan dengan pertanyaan "ikut organisasi eksternal apa bang?" kepada beberapa delegasi seperti dari Palu, Makassar, Mataram, Aceh, Jakarta, Bandung, Pontianak dan lain sebagainya, dengan menghasilkan jawaban organisasi mahasiswa tertua yang didirikan Ayahanda Lafran Pane yaitu Himpunan Mahasiswa Islam.
Dan hingga sejauh melangkah dan dikarenakan yang diperoleh dari HMI, sehingga Udin berpikir apa yang bisa diberikannya untuk himpunannya, maka Udin memutuskan untuk mengabdikan diri sebagai "guru" yang merawat perkaderan supaya jantung organisasinya tetap berdetak agar terwujudnya tujuan Himpunan Mahasiswa Islam yang termuat dipasal 4 Anggaran Dasar HMI : "Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah STW".
Dengan kebesaran Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan taufik kepada Udin untuk memilih dan dapat berproses diorganisasi yang terlalu besar yang membuat Indonesia terlalu sempit untuk si Udin dikarenakan tidak lain dan tidak bukan ialah Himpunan Mahasiswa Islam.
Semoga kader Himpunan Mahasiswa Islam, dapat merefleksikan diri untuk terus berproses di HMI dan pada akhirnya mewujudkan tujuan HMI.[]
Penulis: Iful (Instruktur HMI Cabang Kisaran-Asahan].
No comments:
Post a Comment