YakusaBlog- Dalam khazanah intelektual Kader-kader HMI, salah satu materi kajian internal HMI; Nilai-nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (NDP HMI), kerap kali dijadikan materi yang paling "seksi". Maksudnya adalah materi ini tidak sedikit kader yang "takut" mengkajinya. Akan tetapi, kita yakin dan percaya bahwa masih ada kader yang sangat meminati NDP HMI, walau hanya sedikit yang mau mengkajinya.
Mengapa demikian? Tentunya setiap kader memiliki alasannya masing-masing. Nah, terlepas dari alasan-alasan tersebut sebenarnya itu dapat kita bantah jika ada kemauan. Akan tetapi, saat kemauan muncul kembali lagi terdwngar semacam keluhan bahwa mempelajari NDP HMI sangat sulit.
Dari keluhan-keluhan dan kendala-kendala dalam mempelajari NDP HMI, muncul suatu pertanyaan; bagaimana cara mudah mempelajari atau memahami NDP HMI itu?
Baik teman-teman, dalam kesempatan tulisan kali ini, saya coba sedikit membicarakan bagaimana cara mudah memahami NDP HMI. Perlu saya tekankan di sini, saya bukanlah orang yang paling paham tentang NDP HMI walau saya sering diminta menjadi Pemateri NDP HMI di LK I HMI Cabang Medan, LK I di HMI Cabang yang ada di Wilayah Sumut, dan di forum diskusi Komisariat-komisariat. Saya juga masih dalam tahap mendalami dari sejak saya tertarik dengan pembahasan NDP pada tahun 2014 hingga saat ini.
Saya belum sehebat Perumus NDP HMI, NDPers HMI Nasional seperti; Bg. Harun Sikasongge, Bg. Akmal, Bg. Kun, Bg. Arif, Bg. Andito dan NDPers Nasional lainnya serta NDPers di berbagai HMI Cabang. Saya juga masih sering mengutip beberapa pendapat mereka, seperti tulisan yang hendak saya sajikan kali ini. Sedikit banyaknya saya mencoba juga memberikan penjelasan dan pendapat menurut saya sendiri.
Mohon maaf jika nantinya ada kesalahan dan ketidak-puasan dalam tulisan sederhana ini. Saya sarankan, manteman semua lebih kritis lagi saat membaca tulisan yang belum sempurna ini. Tulisan ini bukan juga maksud menggurui atau mengajari yang sudah mendalami NDP HMI. Silahkan mengaplikasikan jika cocok, silahkan ditolak jika tak cocok. Di sini tak perlu ada intervensi senior, alumni, apalagi dari bapak-ibu pejabat. Cukup akal saja yang bekerja. Tak perlu melarikan akal sebagaimana melarikan forum. Tak perlu chaos karena HMI di isi oleh kaum intelektual (mahasiswa). Dan serta tak perlu dualisme karena ber-HMI adalah untuk umat, bukan untuk pejabat.
Untuk selanjutnya, mari kita bicarakan tiga cara mudah atau yang harus dipersiapkan saat memahami NDP HMI.
Pertama; dalam memahami NDP HMI, kita harus terlebih dahulu mempelajari tentang filsafat dan logika berpikir. Hal ini sebagaimana kata salah satu Perumus NDP HMI yang bernama Endang Saifuddin Anshari. Pendapat Endang tersebut tentunya diaminkan oleh tokoh utama perumusan NDP HMI, Nurcholish Madjid alias Cak Nur.
Mengapa kira-kira harus terlebih dahulu mempelajari, menguasai atau setidaknya ada dasar (basic) keilmuan filsafat dan logika berpikir? Sebelum kita melanjutkan perbincangan kita, saya hidupkan dulu rokok saya supaya pembahasan ini lebih nikmat. Rasanya seruputan kopi hitam ini tak terasa kenikmatannya tanpa tarikan dan hembusan asap rokok. Kalau manteman mau ikutan, tak apa. Silahkan manteman semua seduh kopimu. Bagi yang tak suka kopi, silahkan minuman yang lain. Silahkan, silahkan. Kita bebas merdeka tanpa intervensi dari pihak manapun.
Sekarang mari kita jawab!
Menurut salah satu Penceramah NDP tingkat Nasional dari Medan Azhari Akmal Tarigan, dalam bukunya yang berjudul "Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI; Teks, Interpretasi dan Kontekstualisasi." filsafat sangat penting karena di dalam NDP kita diajak berpikir mendalam atau radikal sampai kea akar-akarnya. (bukan radikal versi pemerintah ya, hehehe). Bg. Akmal menegaskan, kader yang tidak terbiasa berpikir abstrak, maka dapat dipastikan kesulitan memahami NDP HMI.
Nah, dari dua pendapat tokoh NDP di atas, sehingga sebelum masuk materi NDP HMI pada saat LK I, terlebih dahulu harus disampaikan materi Pengantar Filsafat. Selanjutnya, bagi kita yang sudah LK I, tapi masih berniat melanjutkan atau menambah kajian NDP, mempelajari filsafat suatu keharusan. Makin dalam kajian filsafat kita, maka makin mudah kita memahami NDP. Jika niat mendalami NDP tidak dibarengi dengan mendalami filsafat, maka keluhan selama ini yang mengatakan bahwa NDP itu sangat susah tidak akan terpecahkan.
Kedua; klik di sini!
Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).
Saya suka.
ReplyDelete