YakusaBlog- Timbulnya
Ilmu Jiwa Anak-anak, di awali dengan timbulnya anggapan-anggapan baru tentang
hakekat anak-anak. Anggapan baru tersebut ialah bahwa anak-anak adalah manusia
yang lain dengan orang dewasa, anak-anak hidup dengan dunianya sendiri,
mempunyai perasaan, minat, sfiat dan ciri-ciri yang berlaian dengan orang
dewasa.
Pandangan-pandangan
baru tersebut meskipun pada umumnya mengenai pendidikan dan pengajaran, tetapi
jelas akan memberi sumbangan yang besar terhadap perkembangan Ilmu Jiwa
Anak-anak.
Pandangan-pandangan
tersebut dalam garis besarnya sebagai berikut:
a. Pengajaran
harus diselaraskan dengan jalan perkembangan anak.
b. Pengajaran
harus dimulai dengan bendanya (Memperagakan).
c. Pengajaran
harus menggembirakan dan menarik (pendapat Johann Bernhard Basedow).
d. Manusia
pada dasarnya baik, lingkunganlah yang menjadikan jelek (pendapat Rousseau).
e. Pendidikan
itu harus mengembangkan dan melatih daya anak-anak (pendapat Zalzmann).
f. Pengajaran
itu harus bersandarkan pada kemungkinan-kemungkinan yang ada pada anak, bukan
hanya bersandar pada apa yang kiti ingini, sebab pada akhirnya pendidikan itu
harus dapat menolong diri anak sendiri. Semboyannya: Hilfe zur seibsthilfe” artinya pertolongan untuk dapat menolong
diri sendiri. (pendapat Johann Heinrich Pestalozzi).
Dengan
makin besarnya perhatian orang terhadap anak-anak ini, kemudian muncul pada
akhir abad ke-18, ilmu baru yang disebut: “Paedology” yaitu ilmu yang membahas
tentang perkembangan anak secara keseluruhan, baik mengenai perkembangan
jasmani maupun perkembangan kejiwaannya. Khususnya yang membahas tentang
perkembangan kejiwaan anak inilah yang kemudian dikenal dengan Ilmu Jiwa
Anak-anak.
Ilmu
Jiwa Anak-anak mulai dikenal dengan keluarnya karya dari Deitrich Tiedemann
(Jerman, 1748-1803), yang berjudul: “Beobachtungen
Uber Die Entwicklung Der Seelenfahigkeiten Bei Kindren” artinya Pengamatan
mengenai perkembangan kejiwaan kanak-kanak, pada tahun 1787.
Buku
tersebut adalah hasil penelitian terhadap perkembangan jiwa anaknya sendiri,
yang merupakan hasil karya pertama kali di bidang ilmu jiwa anak-anak, yang
disajikan secara teratur. Dengan hasil ini ternyata lebih banyak mendorong
timbulnya penyeledikan-penyelidikan yang mempelajari jiwa anak-anak.
Apa
yang telah dirintis oleh Pestalozzi dan Dietrich Tiedemann tentang Ilmu Jiwa
Anak-anak, seakan-akan lenyap lagi hampir seabad lamanya. Baru pada tahun 1882,
kedudukan Ilmu Jiwa Anak-anak keuat lagi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri dengan keluarnya buku hasil karya Wilhelm Preyer yang berjudul “Die Seele des Kindes”. Dengan buku
inilah Wilhelm Preyer termasyhur dan mendapat julukan sebagai Bapak Psychologi
Kanak-Kanak. Isi dari buku tersebut adalah hasil penyelidikan mengenai anaknya
sendiri, dengan menggunakan metode-metode yang dipandang dari kacamata
pengetahuan bersifat ilmiah, yaitu metode observasi sistematis, eksperimen dam
komparasi dengan hewan.
Ilmu
Jiwa Anak-anak ini makin berkembang dengan ditemukannya prinsip metodologi
ilmiah dalam penyelidikan Ilmu Jiwa oleh W. Wundt, di mana dia mempelopori
penggunaan metode ekperimen dalam penyelidikan-penyelidikannya. Dan dengan
penemuannya ini pula Ilmu Jiwa memulai babak baru sebagai Ilmu Jiwa Modern.
Adapun
prinsip-prinsip yang digunakan dalam penyelidikan adalah sebagai berikut:
a. Bahwa
dalam prose appersepsi, individu bersikap aktif, bukan hanya pasif sebagai
wadah.
b. Bahwa
pendorong utama dari manusia adalah kemauan dan proses kemauan.
c. Bahwa
keseluruhan itu, lebih dari hanya jumlah dari bagian-bagian.
Demikianlah
kemudian banyak ahli-ahli yang muncul dengan hasil karyanya antara lain: (a).
Ernest Meumann, menggunakan prinsip-prinsip metodologi Wundt, yang bersifat
eksperimentil untuk menyelidiki anak-anak. (b). Alfred Binet, mengadakan study experiment tentang intelegensi
anak, yang kemudian dia ditunjuk sebagai Pemerintah Perancis untuk mencari cara
yang dapat membedakan antar anak normal dan anak tidak normal. Kemudian dia
dikenal dengan test inteligensi, yang
disebut IQ (Intelegence Quotient).
(c). James Mark Badwin, dengan karya utamanya berjudul “Mental Development in the child and the Race” dengan konsepnya
bahwa perkembangan itu berlangsung sebagai proses imitasi dengan adaptasi dan
seleksi. (d). W. Stern yang dibantu oleh isterinya Clara, terkenal dengan teori
Konvergensi dalam pendidikan dan psikologi perkembangan. €. Maria Montessori,
dengan dua azas pokok yang terkenal, yaitu azas kebutuhan vital yaitu apa yang
terkenal dengan masa peka (teacheblemoment)
dan azas kesibukan sendiri.
Dan
masih banyak lagi, seperti Ch. Buhler, Koffka, Kroh, Decroly, Perez, Kohnstamm,
Waterink, Langeveld, dan sebagainya.
Mula-mula
Ilmu Jiwa Anak-anak, mempelajari peristiwa kejiwaan secara sendiri-sendiri,
seperti: ketakutan, fantasi, kejujuran, perasaan, ingatan dan sebagainya,
dengan jalan angket. Kemudian orang mempelajari ilmu jiwa anak sebagai suatu
kesatuan yang utuh, totalitas, pada suatu fase tertentu, secara berurutan. Misalnya
bagaimana perkembangan kejiwaan pada masa childhood,
infacy, dan lain-lain.[]
Sumber
tulisan: Moh. Kasiram, Ilmu Jiwa
Perkembangan; Bagian Ilmu Anak, Surabaya, Usaha Nasional, 1983, hal: 15-19.
No comments:
Post a Comment