Mari Menarik Pelajaran Dari Kanda-Kanda di DPR RI - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Saturday, 28 September 2019

Mari Menarik Pelajaran Dari Kanda-Kanda di DPR RI


YakusaBlog- Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak Kanda Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang menjadi pejabat pemerintahan. Ada di lembaga Legislatif, Eksekutif, Yudikatif (bukan Yudi Latif yaa), dan profesi lainnya.

Ini salah satu kebanggaan adik-adiknya di HMI selain kebanggaan HMI sebagai organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, dan kuantitasnya yang bisa ditemui dari Sabang hingga Merauke. Bahkan tidak sedikit yang mendewa-dewakan Sang Kanda, hal itu dibuktikan banyaknya flayer-flayer kegiatan HMI yang memajang foto Sang Kanda.

Pemujaan-pemujaan terhadap Sang Kanda yang jadi pejabat pun banjir dan berlebihan. Sang Kanda yang berprofesi biasa-biasa saja, atau status jabatannya menengah ke bawah, hanya sedikit Kader HMI yang mengenal dan menemuinya. Hal ini bukan berarti saya anti terhadap Sang Kanda yang jadi pejabat, akan tetapi bagaimana kita dapat meletakkan sesuatu yang seharusnya diletakkan.

Jika sikap kita berlebihan, maka kita akan takut untuk mengkritisinya apabila salah dalam perilakunya sebagai pejabat negara yang seharusnya melayani rakyat. Bahkan, kemerdekaan atau independensi kader bisa terkikis. Saya ingin bertanya pada kita semua, seberapa kritis kader-kader HMI saat ini mengkritisi Sang Kanda yang ada di lembaga legislatif, khususnya DPR RI yang saat ini dipimpin oleh Sang Kanda yang pernah ber-HMI, Bambang Soesatyo?

Sebenarnya, jika publik menghujat mereka, siapakah yang dihujat? Jika boleh berkata, kitalah yang seharusnya paling bertanggungjawab atas tingkah mereka di DPR RI saat ini. Kita perlu pertanyakan kepada mereka, apakah mereka tidak lagi memegang nilai-nilai kebaikan yang pernah mereka dapatkan saat ber-HMI? Yang tak habis pikirnya, ada juga dari HMI yang masih pro pada Sang Kanda itu padahal jelas-jelas telah membuat gaduh negeri ini lewat regulasi hukum yang mereka lahirkan.

Seperti, Bambang Soesatyo saat ini sudah mensahkan RUU KPK yang kontroversial. Seharusnya, dalam AD/ART HMI, harus diatur pemecatan Alumni HMI supaya HMI tidak kotor namanya. Kita pun tidak dapat mengelak lagi, Sang Kanda yang banyak menjadi pejabat tidak sedikit yang tersandung kasus korupsi. Lantas apa yang kita lakukan?

Tidak ada, hanya diam melotot karena uang korupsinya tak kita sadar telah masuk ke dalam perut kita atau telah membantu kegiatan-kegiatan HMI. Masihkah kita menutup hal-hal buruk ini? Masihkah membanggakan mereka, terkhusus Sang Kanda yang di Gedung Senayan?

Apakah kita akan menjadi generasi penerus mereka? Sepertinya tidak. Kader-kader HMI saat ini, setelah selesai ber-HMI dan kelak mendapat status sosial yang tinggi, misalnya menjadi pejabat negara, tidak lagi mengulangi penghianatan pada HMI seperti yang mereka lakukan. Untuk apa kita belajar Sejarah Perjuangan HMI, Mission HMI, Tafsir Independensi, dan terpopulernya NDP HMI, jika kita tidak dapat menerapkannya saat ber-HMI dan setelah selesai ber-HMI (menjadi Sang Kanda atau Alumni HMI).

Pernah kita mendengar, hancurnya negara Indonesia saat ini, akibat ulah Kader dan Alumni HMI? Apakah kamu sepakat dengan perkataan itu?

Sepertinya perkataan tersebut mengandung kebenaran. Yang pertama, hancurnya negara ini karena kader-kader HMI, mayoritas tidak lagi memahami tujuan HMI didirikan. Tidak sedikit telah menghianati nilai-nilai Independensi HMI dalam ber-HMI. Organisasi hanya dijadikan untuk mencari money. Hanya sedikit Kader dan alumni yanga masih mempertahankan nilai-nilai yang diajarkan HMI, nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

Kedua, lihat mayoritas pejabat negara dari daerah hingga pusat yang bermasalah kita sulit menemukan adanya Alumni HMI di sana, belum lagi yang tidak terbongkar.

Sudah cukuplah kita terlalu "menyembah" Sang Kanda sehingga membuat kita tidak mendapat proses sebenarnya. Mari kembali kita membuka buku sejarah HMI, agar kita dapat mengambil hikmah dari sana. Lafran Pane telah menunjukkan pada kita bahwa, seorang kader dan alumni harus menjadikan HMI untuk kepentingan umat, bangsa dan negara. Bukan untuk diri pribadi, alumni-alumni, apalagi untuk para pejabat-pejabat negara yang dzalim.

Jenderal Soedirman pernah berkata dalam peringatan Milad HMI I di Yogyakarta, bahwa HMI harus menjadi Harapan Masyarakat Indonesia. Semoga![]


Penulis: Ibnu Arsib (Penulis bukanlah siapa-siapa, hanya manusia biasa).



Ket.gbr: Bambang Soesatyo (Ketua DPR RI 2014-2019 setelah Setya Novanto)

No comments:

Post a Comment