YakusaBlog- Tadi
malam aku nonton bebera vidio di youtube, entah kenapa aku tertarik ke luar kontrakan
sendirian membawa tas berisi laptop dan beberapa buku bacaan. Pas keluar dari kontrakan
menuju salah satu warung kopi di kotaku, aku sempat khawatir dan takut-takut
keluar dari kontrakan, karena dengar-dengar banyak aktivis mahasiswa yang
menjadi depe o, karena belakangan hari ini aktivis-aktivis mahasiswa “berperang”
terus dengan kelompok berbaju warna coklat.
Aku
keluar pelan-pelan dari kontrakan, kukunci pintu pelan-pelan bagai maling
sedang bergembira dalam hati setelah berhasil mengeksekusi beberapa barang
mewah dari dalam rumah. Setelah kukunci, aku pun meletakkan kunci di tempat
biasa kami menaruhnya, kawan-kawan yang lain sudah tahu tempat biasa itu,
tinggal maling yang belum mengetahuinya. Tapi kalau maling kelas kakap, maling
yang berdasi sudah pasti tahu, kuncinya adalah melemahkan kapeka.
Setelah
itu aku pun melihat ke kiri dan ke kanan, entah seseorang yang melihatku terus
kemudian aku ditangkap. Alhamdulillah, ternyata ada. Tapi itu si Manis,
kucing oren yang sempat mengeong karena meminta jatah makanan. Tak terrem,
mulutku pun gong-gong, “Hush, nanti baru makan. Sekarang cari dulu itu Tikus-tikus
berdasai yang telah menghianati rakyat.” Palak aku, langsung kusepak sapu lidi.
Aduh, sakit juga ternyata. Ujung lidi-lidi itu masuk ke sepatuku yang bolong
dan mengenai jari-jari kakiku.
Kuhidupkan
mesin kretaku, kalau di kotaku namanya kreta walau rodanya dua. Aku Tarik gas,
jadinyalah melaju. Di jalan aku perhatikan juga kiri dan kanan, entah ada yang
mengikutiku. Aku tetap waswas, kreta membawaku melaju dengan cepat, himbanglah
larinya dengan bebek. Wajarlah kecepatannya imbang dengan seekor bebek, karena
kretaku kreta bebek (kreta kecil). Sepanjang jalan aku waswas. Sesampai di Warkop,
tempat biasa aku ngopi dengan kawan-kawan, aku melihat lahi ke arah kanan, mana
tau ada kreta melaju dengan cepat. Oh ternyata tak ada, kalau ada itu lebih
berbahaya dari yang mengawasiku.
Sesampai
di Warkop, aku pun merasa tenang. Kalau aku diciduk di tempat itu, rasanya
tidak masuk akal sehat. Seperti yang dibilang Bang Rocky. Alhamdulillah, aku aman.
Setelah itu baru aku sadari, wajarlah aku aman, karena aku tidak ikut aksi dan
rusuh sama makhluk berbaju warno coklat. Bagaiamana mungkin aku jadi depe o,
iya toh. Hehehe.
Aku
memesan kopi kesukaanku, jenis kopinya ada Arabica, Robusta, Japanesa, Rusia,
Indonesia dan banyak pilihan lainnya, tapi aku lebih memilih jenis kopi
Arabica. Kemudian labtop kubuka, rencana ingin menulis skripsi. Tapi, karena
kata kawan-kawan yang turun ke jalan, skiripsi bisa nanti, jadi aku batal ngerjain
skiripsi. Kawan-kawan mengajak turun ke jalan, tapi karena aku tidak bisa ikut
turun ke jalan karena faktor sesuatu, aku pun melihat video dari Youtube
kawan-kawan yang turun ke jalan setelah di upload bebara chanel youtube. Setidaknya
ada aku yang menonton aksi mereka, itu juga mungkin sudah bagian dari dukungan
pada mereka. Sayang juga kan jika tidak ada yang menonton dan mendengar
tuntutan mereka. Belum tentu, bapak-bapak yang duduk di Dewan Penghianat Rakyat
(DPR) mau mendengar mereka. Buktinya sudah terlihat dan terdengar bahwa sampai
sekarang mahasiswa belum mendapatkan hasil dari tuntutannya, malah kawan-kawan
mahasiswa yang mendapat tindakan represif. Begitu sih kata media-media, aku tak
ngerti apa itu represif, tapi rep aku tahu, sejenis genre musik. Tapi karena
penasaran, akhirnya aku minta juga bantuan dari syekh gugel.
Saat
nonton chanel tivi di youtube, aku melihat pimpinan-pimpinan organisasi besar di Indonesia
ini masuk tivi dan mereka memberikan pendapat terkait gerakan kawan-kawan yang
melakukan aksi di jalan, yang sedang berjuang di jalan.
Setahu
aku, sebelumnya salah satu pimpinan pusat organisasi yang kuikuti sekarang
berada di Beijing, tapi eh ternyata udah sampai di Indonesia udah masuk tivi
aja. Aku pikir akan ikut di jalanan Bersama kader-kader atau mahasiswa yang
sedang berjuang di jalan atau di depan Gedung Dewan Penghianat Rakyat (DPR), eh
rupaya masuk tivi. Enak kali jadai Abang itu ya, baru pulang dari Beijing langsung
masuk tivi. Ruangannya sejuk, berpakaian rapi, habis itu mungkin lanjut ngopi
entah di mana.
Mungkin
itu sajalah dulu bacotko. Kita tunggulah dia entah di mana Abang tu ngopinya.[]
Penulis:
Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).
No comments:
Post a Comment