Enak Kali Abang Itu Bah, Pulang Dari Beijing Lansung Masuk Tivi - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Thursday, 26 September 2019

Enak Kali Abang Itu Bah, Pulang Dari Beijing Lansung Masuk Tivi


YakusaBlog- Tadi malam aku nonton bebera vidio di youtube, entah kenapa aku tertarik ke luar kontrakan sendirian membawa tas berisi laptop dan beberapa buku bacaan. Pas keluar dari kontrakan menuju salah satu warung kopi di kotaku, aku sempat khawatir dan takut-takut keluar dari kontrakan, karena dengar-dengar banyak aktivis mahasiswa yang menjadi depe o, karena belakangan hari ini aktivis-aktivis mahasiswa “berperang” terus dengan kelompok berbaju warna coklat.
Aku keluar pelan-pelan dari kontrakan, kukunci pintu pelan-pelan bagai maling sedang bergembira dalam hati setelah berhasil mengeksekusi beberapa barang mewah dari dalam rumah. Setelah kukunci, aku pun meletakkan kunci di tempat biasa kami menaruhnya, kawan-kawan yang lain sudah tahu tempat biasa itu, tinggal maling yang belum mengetahuinya. Tapi kalau maling kelas kakap, maling yang berdasi sudah pasti tahu, kuncinya adalah melemahkan kapeka.
Setelah itu aku pun melihat ke kiri dan ke kanan, entah seseorang yang melihatku terus kemudian aku ditangkap. Alhamdulillah, ternyata ada. Tapi itu si Manis, kucing oren yang sempat mengeong karena meminta jatah makanan. Tak terrem, mulutku pun gong-gong, “Hush, nanti baru makan. Sekarang cari dulu itu Tikus-tikus berdasai yang telah menghianati rakyat.” Palak aku, langsung kusepak sapu lidi. Aduh, sakit juga ternyata. Ujung lidi-lidi itu masuk ke sepatuku yang bolong dan mengenai jari-jari kakiku.
Kuhidupkan mesin kretaku, kalau di kotaku namanya kreta walau rodanya dua. Aku Tarik gas, jadinyalah melaju. Di jalan aku perhatikan juga kiri dan kanan, entah ada yang mengikutiku. Aku tetap waswas, kreta membawaku melaju dengan cepat, himbanglah larinya dengan bebek. Wajarlah kecepatannya imbang dengan seekor bebek, karena kretaku kreta bebek (kreta kecil). Sepanjang jalan aku waswas. Sesampai di Warkop, tempat biasa aku ngopi dengan kawan-kawan, aku melihat lahi ke arah kanan, mana tau ada kreta melaju dengan cepat. Oh ternyata tak ada, kalau ada itu lebih berbahaya dari yang mengawasiku.
Sesampai di Warkop, aku pun merasa tenang. Kalau aku diciduk di tempat itu, rasanya tidak masuk akal sehat. Seperti yang dibilang Bang Rocky. Alhamdulillah, aku aman. Setelah itu baru aku sadari, wajarlah aku aman, karena aku tidak ikut aksi dan rusuh sama makhluk berbaju warno coklat. Bagaiamana mungkin aku jadi depe o, iya toh. Hehehe.
Aku memesan kopi kesukaanku, jenis kopinya ada Arabica, Robusta, Japanesa, Rusia, Indonesia dan banyak pilihan lainnya, tapi aku lebih memilih jenis kopi Arabica. Kemudian labtop kubuka, rencana ingin menulis skripsi. Tapi, karena kata kawan-kawan yang turun ke jalan, skiripsi bisa nanti, jadi aku batal ngerjain skiripsi. Kawan-kawan mengajak turun ke jalan, tapi karena aku tidak bisa ikut turun ke jalan karena faktor sesuatu, aku pun melihat video dari Youtube kawan-kawan yang turun ke jalan setelah di upload bebara chanel youtube. Setidaknya ada aku yang menonton aksi mereka, itu juga mungkin sudah bagian dari dukungan pada mereka. Sayang juga kan jika tidak ada yang menonton dan mendengar tuntutan mereka. Belum tentu, bapak-bapak yang duduk di Dewan Penghianat Rakyat (DPR) mau mendengar mereka. Buktinya sudah terlihat dan terdengar bahwa sampai sekarang mahasiswa belum mendapatkan hasil dari tuntutannya, malah kawan-kawan mahasiswa yang mendapat tindakan represif. Begitu sih kata media-media, aku tak ngerti apa itu represif, tapi rep aku tahu, sejenis genre musik. Tapi karena penasaran, akhirnya aku minta juga bantuan dari syekh gugel.
Saat nonton chanel tivi di youtube, aku melihat pimpinan-pimpinan organisasi besar di Indonesia ini masuk tivi dan mereka memberikan pendapat terkait gerakan kawan-kawan yang melakukan aksi di jalan, yang sedang berjuang di jalan.
Setahu aku, sebelumnya salah satu pimpinan pusat organisasi yang kuikuti sekarang berada di Beijing, tapi eh ternyata udah sampai di Indonesia udah masuk tivi aja. Aku pikir akan ikut di jalanan Bersama kader-kader atau mahasiswa yang sedang berjuang di jalan atau di depan Gedung Dewan Penghianat Rakyat (DPR), eh rupaya masuk tivi. Enak kali jadai Abang itu ya, baru pulang dari Beijing langsung masuk tivi. Ruangannya sejuk, berpakaian rapi, habis itu mungkin lanjut ngopi entah di mana.
Mungkin itu sajalah dulu bacotko. Kita tunggulah dia entah di mana Abang tu ngopinya.[]

Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).

No comments:

Post a Comment