Idealisme Yang Tergadaikan [Puisi] - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Wednesday, 31 July 2019

Idealisme Yang Tergadaikan [Puisi]


Idealisme Yang Tergadaikan. 
Oleh: Dirga Sena Akbari

innalillahiwainnailaihirojiun, telah berpulang entah kemana idealis pemimpin himpunan mahasiswa islam. 

Aku tidak mengerti bagai mana cara memaknai KEMASLAHATAAN UMAT, aku yang bodoh atau memang aku tidak pernah melihat perjuangan itu? 

Yang katanya bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi allah SWT, apa yang dikatakan ADIL? apa yang dikatakan MAKMUR?  Lantas siapa yang akan bertanggung jawab? 

Kompas perjuangan tidak digunakan lagi, sehingga kita buta akan akan masalah, kami tidak tau berkiblat kemana?  Kenapa kalian tega, bukannya kita satu tujuan? 

saya kurang paham, saya tidak mengerti, apakah ini kemajuan atau kemunduran, apakah ini semakin membaik atau memburuk, apakah ini benar ataukah salah

Sejauh ini saya tidak pernah membaca sejarah hijau hitam. para kader dan pemimpin ditelanjangi idealisnya sehingga tidak peduli lagi terhadap KEMASLAHATAN UMAT. 

mungkin petinggi HMI harus menggunakan lensa agar tidak buram dalam melihat perkara kebangsaan terlebih lagi keagamaan. 

Terlalu lama berlarut larut dalam kenyaman, terlalu lama berasyik asyikan, terlalu lama tidak peduli!!! 

Semua sibuk, semua sibuk, semua sibuk, tapi sayang!!! Kalian sibuk berpolitik di internal sendiri. Kalian mencerai beraikan internal sendiri, keharmonisan kalian gadaikan. Kenapa kalian sibuk melegitimasi eksistensi dan mensubordinasi esensi? 

Ayahanda lafran pane, kamu telah berpulang kerahmatullah, tapi cita citamu perjuangan mu, masih kami kenang, aku takut cita cita dan perjuangan mu ikut berpulang. Tapi aku tidak tau ia berpulang kemana? Semoga kau tidak kecewe ayahandaku

Aku masih bayi didunia hijau hitam ini, ajari aku merangkak, ajari aku berdiri, ajari teriak, akan kutirukan terikan teriakan penuh semagat seperti ayahanda dulu, akankah itu terjari? Ohhh sepetinya tidak mungkin

Sejarah mencatat masa kelam, taring hijau hitamlah yang paling tajam, aungan hijau hitamlah paling keras, kemana sekarang hijau hitam yang dulu. 

Aku semacam merindukan masa yang tak pernah kulampaui, hanya kubaca perjuangan kalian yang tertulis rapi dalam buku buku sejarah, sejarah mencatat, kalianlah perjuang kedzaliman, 

Apakah boleh aku merindu hal yang tidak pernah kulalui. 
Sejarah mencatat kita seperti kucing ompong yang sedang sibuk berebut tulang sesama kucing.[]

1 comment:

  1. ayo bergabung dengan saya di (D(E(W-A)P)K)
    menangkan uang jutaan rupiah dengan menguji keberuntungan kalian
    hanya dengan minimal deposit 10.000
    untuk info lebih jelas segera di add saja Whatshapp : +8558778142
    ditunggu lohhh add nya... terima kasih waktu nya ^-^

    ReplyDelete