Mudik Dulu Ya Yunda… - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Thursday 30 May 2019

Mudik Dulu Ya Yunda…

YakusaBlog- Setahun kurang lebih kita jalani proses bersama di HMI. Menjalani dinamika organisasi yang terkadang sangat membosankan dan terkadang sangat mengasyikkan. Semuanya takkan terlupakan walau usia tak lama mampu bertahan. Aktivitas yang kita lakukan pun kiranya untuk meneguhkan perjuangan dan memupuk kualitas menjadi kader umat dan kader bangsa.
Hari-hari kita begitu sibuk dengan aktivitas kuliah, organisasi, turun ke jalan, berdiskusi, bersama umat dan aktivitas yang membuat kita menjadi seorang manusia. Melatih diri untuk menemukan jati diri sebagai seorang mahasiswa, khususnya sebagai seorang manusia.
Dinamika demi dinamika kita jalani bersama dan teman-teman kita. Terkadang membuat hati kesal, dan terkadang membuat tawa terpingkal-pingkal. Terkadang kita semua sedih, tapi kesedihan itu lepas begitu saja saat kita semua makan bersama di atas daunan pisang. Terkadang pikiran kita begitu suntuk dan penat. Tapi, dengan begitu cepat terobati ketika kita ngopi bersama sambil berceloterh ilmu pengetahuan.



Tiba lah saat kita pada bulan suci ramadhan. Bulan yang penuh berkah dari Allah Swt. Bulan yang ditunggu-tunggu oleh banyak umat Islam untuk mempertebal ibadah dan mengharapkan kemuliaan di bulan suci Ramadhan.
Hari ini, bulan suci telah berjalan begitu jauh. Senbentar lagi mendekati bulan kemenangan, di mana setiap muslim merayakan hari kemenangan setelah bulan suci ramadahn ini.
Yunda, kamu masih ingat kegiatan kita beberapa hari yang lalu? Kegiatan yang menghiasi aktivitas kita semua selama menjalankan ibadah bulan suci ini. Ya, kita sama-sama mengadakan sahur bersama, buka puasa bersama. Buka puasa bersama di sekretariat, di rumah kader, di rumah alumni dan dan di tempat-tempat yang menurut kita enak untuk berbuka puasa.
Bukan hanya berbuka puasa bersama. Kita juga telah melakukan khataman qur’an, membuat kegiatan berbagi takjil dan juga dengan seikhlasnya memberikan santunan kepada anak yatim. Kita banyak melakukan kegiatan yang mudah-mudahan meningkatkan spiritual kita dan semata-mata mengharapkan ridho dari Allah Swt.
Kamu masih ingat Yunda? Secara asupan intelektual juga tidak kita lupakan. Sebagai kader HMI, yang terkenal dengan keintelektualannya, kita tidak mau hanya dijadikan slogan belaka. Kita terus mengadakan diskusi-diskusi baik formal maupun non-formal. Aku masih ingat beberapa hari yang lalu sewaktu kita mengadakan sahur beramai-ramai di jalanan. Kita membagi-bagikan makanan sahur dan kemudian kita ngobrol barang sedikit terkait politik, peniddikan, filsafat, agama dan khasanah pemikiran lainnya.
Sungguh asyik apa yang kita rasakan. Sebagai seorang kader yang merantau untuk mencari ilmu pengetahuan, di HMI kita mendapatkannya. Bukan hanya ilmu pengetahuan, tapi kita juga mendapatkan saudara yang saling membantu bukan saling sikut menyikut. Di HMI ini juga, aku menemukanmu yang aku tak tahu kelak kau jadi apaku. Apakah jadi pendamping hidupku? Atau tetap sebagai temanku atau saudaraku sehimpunan? Sang Waktulah yang akan menjawabnya.
Tapi, yang terpenting adalah aku telah menemukanmu. Aku telah bertemu denganmu. Tak peduli kelak kau jadi apaku. Semampuku aku hanya berusaha. Selebihnya urusan Sang Penentu segalanya.
Saatnya, tiba lah hari mudik mulai. Suatu kebudayaan yang tak baru lagi bagi masyarakat kita. Banyak manusia hilir mudik, pulang kampung, kembali kepada keluarganya untuk merayakan hari kemenangan, Idul Fitri. Hehee…tentunya menyiapkan THR.
Aku pun tidak tahan menahan rindu pada keluargaku, semoga menjadi keluargamu juga. Yang nantinya juga rindu itu akan berganti sehingga menjadi rindu tempat di mana ada kita berdua, di mana kita dan teman-teman, dan tempat di mana kita terus menempah diri.
Tibalah saatnya aku harus mudik, meninggalkanmu sementara untuk kuceritakan pada seisi rumahku. Tentang pengamalanku, pengalaman kita dan pengalaman kita bersama teman-teman. Kutitipkan himpunan ini padamu. Mohon kau jaga agar tetap sehat dan baik-baik saja. Aku hanya pergi barang sebentar. Menemui orang yang telah melahirnkanku. Menemui orang yang banyak menggendongku sejak kecil. Orang yang mengajariku banyak hal tentang bagaimana sejatinya menjadi seorang laki-laki. Dan pastinya, mereka menunggumu juga jika sudah waktunya.
Yunda, aku mudik. Hubungan kita tak pernah tercabik-cabik. Walau matahari nantinya telah terik, aku tetap berteriak bahwa kita berdua tetap akan sejuk. Walau arus mudik padat dan macet, tapi rindu tidak akan pernah seperti kendaraan-kenderaan yang mengalami arus mudik.

Baca juga: Surat Yunda Untuk Kanda yang Mudik
Yunda, kutitipkan himpunan ini lagi padamu. Hanya panjinya yang dapat selalu kubawa dan kutanamkan selalu di hatiku. Kepergianku hanya barang sebentar. Walau tubuh nantinya jauh di sana, tapi hati dan pikiranku dekat di himpunan kita ini, bersamamu.[]

Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).


Ket.gbr: Ilustration
Ket.gbr: https://www.facebook.com/

No comments:

Post a Comment