Kehadiranmu Sangat Dinantikan, Kirana - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday, 31 March 2019

Kehadiranmu Sangat Dinantikan, Kirana


YakusaBlog-Sebelum membaca tulisan ini, ada baiknya terlebih dahulu anda membaca cerita yang ditulis oleh Kak Yael Stefani Sinaga yang berjudul; Ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku Di Dekatnya agar tidak gagal paham. (Klik di sini).

Aku baru saja membaca sebuah tulisan yang belakangan viral di bulan-bulan ini, terkhusus di Medan, yaitu sebuah cerpen fiksi yang ditulis seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Medan yang publikasikan sebuah situs Pers Mahasiswa.
Tak ada yang mengagetkan, memukau, ataupun berisi konten seksual, yang ada hanyalah kritikan belaka. Bagiku tulisan itu tak jau berbeda dari cerpen-cerpen yang kubaca di Basa-Basi. Akan tetapi tak tau mengapa, sikap Reaksioner seorang Rektor yang kurang tepat dalam menyikapi tulisan tersebut yang Katanya tulisan tersebut adalah pro kepada LGBT.
Saya mencoba mencermati dan memahami makna dari tulisan tersebut, tulisan tersebut mencoba memberi tau kepada pembaca soal permasalahan seorang yang berprofesi jurnalis, akan tetapi dalam sudut pandang yang berbeda. Jaman sekarang banyak intimidasi yang diderita oleh seorang jurnalis. Salah satu contoh saya mengutip dari tulisan cerpen tersebut “ibu menjadi buronan pemerintah. Ketika itu ibu menuliskan sebuah tulisan panjang yang berisikan kebohongan pemerintah dalam kurun waktu lima tahun belakangan. Ibu membuat kritikan tajam yang saat itu sangat membahayakan oknum siapapun. Dua minggu setelah tulisan ibu beredar, dikabarkan ibu hilang tanpa jejak” kutipan ini hampir sama dengan kisah hidup seorang pejuang HAM yang mati 7 Desember 2004 lalu, yaitu Abangda kami Munir yang kini penyebab kematian yang tak dapat dipastikan atau cerita seorang perempuan pujuang buruh, Marsinah yang mati 8 Mei 1993 lalu dan kini penyebab kematiannyapun masih belum jelas, kedua tokoh perjuang HAM tersebut sama-sama tak ada kabar yang rill sampai sekarang.
Sah-sah saja Kirana menyukai seorang perempuan bernama Larasati yang mana sifat dan kelakuan Larasati yang kritis sama seperti Ibu Kirana sebagai pejuang HAM yang hilang tanpa jejak setelah berani menulis sebuah kritikan kepada pemerintah.
Rasa cinta Kirana bukanlah rasa cinta seksual birahi seorang perempuan kepada seorang lelaki, walaupun penulis menggambarkan rasa cinta tersebut seperti rasa cinta birahi yang dilakukan seorang perempuan kepada seorang perempuan. Gaya tulisan tersebut biasa ditulis oleh seorang penulis untuk membuat tulisan menjadi menarik dan mengajak pembaca untuk berpikir.
Awalnya kehidupan Kirana sangat bahagia akan adanya Ayah dan Ibu disisinya, sama seperti kehidupan pada normalnya, tetapi kehidupan tersebut seketika berubah saat penguasa mengambil harta ayahnya dan menyebabkan sang ayah sakit lali meninggal.
Tak ada seorangpun yang mampu mencerminkan sifat sang Ibu yang sangat Kirana cintai kecuali Larasati yang membuat Kirana jatuh cinta.
Akan tetapi kebahagiaan yang indah tersebut juga lenyap ketika penguasa mayoritas datang untuk menindas, yaitu Aryo, lelaki yang akan menikahi Larasati karena dijodohkan. Kirana datang diacara pernikahan mereka dan mengambil mikrofon lalu berdiri diatas panggung dan mengutarakan rasa cintanya kepada Larasati, bahkan mengajaknya menikah. Hal hasil Kirana tertindas dengan diseret dan tak seorangpun iba menolongnya.

Penulis: Muhammad Muqaffa (Setiap tempat adalah sekolah, apapun bisa jadi guru)
NB. Tidak ada maksud menyinggung siapapun, kami mohon maaf. 
Ket.gbr: Ilustration
Sbr.gbr: https://www.popbela.com

No comments:

Post a Comment