Laki-Laki Pembunuh 100 Nyawa Manusia - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Tuesday, 5 February 2019

Laki-Laki Pembunuh 100 Nyawa Manusia


YakusaBlog- Tentang cerita ini, di antara teman-teman pembaca semua, pasti ada yang pernah membaca dan mendengar cerita yang akan kami tuliskan ini. Walau pun begitu, tak layak kiranya kita tidak menyampaikannya kepada teman-teman kita yang belum mengetahuinya. Nah, untuk itu pun cerita ini kami tuliskan kembali yang kami sadur dari berbagai literatur, karena cerita ini sering juga diceritakan oleh para penceramah-penceramah dan juga dalam banyak buku.
Tentang cerita kita ini, dari Abu Said Al Khudri ra. bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah berkata: “Di zaman dahulu sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang. Dia bertanya ke orang alim (jalan untuk taubat), maka orang itu menunjukkan kepada laki-laki tersebut ke rumah seorang pendeta, lalu dia pun mendatanginya. Di hadapan pendeta itu laki-laki itu bercerita, bahwa dia sudah membunuh 99 orang, apakah ada taubat baginya? Pendeta itu menjawab; tidak ada. Maka dia pun dibunuh oleh laki-laki itu, sehingga seluruhnya yang dia bunuh genap 100 orang.
Kemudian dia bertanya lagi ke orang alim, lalu ditunjukkan ke rumah pendeta yang lain. Laki-laki itu mendatangi pendeta tersebut, dan menceritakan bahwa dia telah membunuh 100 orang, adakah taubat baginya? Maka pendeta itu menjawab; ya masih ada. Dan siapa yang bisa menghalangi seseorang dari taubatnya? Maka pergilah kamu ke negeri yang begini dan begini. Di sana ada segolongan manusia yang selalu mengibadahi Allah Ta’ala, maka beribadahlah bersama mereka. Janganlah kamu kembali ke kampungmu, karena ia adalah kampung yang buruk.”
Maka laki-laki tersebut berangkat menuju tempat yang telah ditunjukkan. Namun, di tengah jalan dia meninggal dunia. Maka ketika itu Malaikat Rahmat dan Malaikat Adzab berselisih. Malaikat Rahmat berkata, “Telah datang seorang hamba yang bertaubat, dengan hatinya yang tulus kepada Allah Ta’ala.” Sedangkan Malaikat Adzab berkata, “Dia tidak pernah berbuat baik sedikit pun.”
Lalu datanglah satu Malaikat dalam wujudnya seperti Adam, dia menjadi hakim di antara kedua Malaikat yang berselisih tersebut. Dia berkata, “Sebaiknya ukur jarak antara dua negeri itu, mana yang lebih dekat ke laki-laki tersebut, maka dia menjadi miliknya.” Maka mereka pun mengukur jarak perjalanan laki-laki yang telah meninggal tadi. Ternyata, laki-laki yang sudah meninggal dunia tadi lebih dekat ke tempat yang dia tuju untuk bertaubat. Maka segera saja, ruhnya diambil oleh Malaikat Rahmat.” (HR. Al Bukhari dan Muslim, dari Abu Said Al Khuduri)
Cerita dari hadits di atas sangat popular. AM. Waskito dalam bukunya The Power of Optimism, menarik suatu pelajaran, bahwa seorang insan tidak boleh putus asa meskipun dia telah banyak melakukan dosa besar. Lihatlah laki-laki dalam cerita tersebut, dia telah membunuh manusia sebanyak 100, dia telah melakukan dosa besar 100 kali, dia telah merusak kehidupan banyak manusia yang punya hubungan dengan orang yang dia bunuh itu. Tetapi ketika dia sungguh-sungguh dalam bertaubat, maka Allah pun meluaskan jalan taubat baginya.
Nah, teman-teman. Perlu kita tekankan, bukan berarti manusia harus membunuh, kemudian lalu bertaubat. Tidak demikian cara memaknainya. Tetapi, andaikan saja kita sebagai manusia berdosa sebesar gunung, atau seluas lautan, maka tidak ada dan tidak boleh berputus asa dari ampunan Allah. Sesungguhnya Allah sangan mencintai dan menyukai orang-orang yang mengakui kesalahannya dan kemudian mengambil jalan bertaubat yang sesungguh-sungguhnya kepada Allah dan kemudia juga ia menjaga dirinya atau mensucikan dirinya dari perbuatan-perbuatan jahat. Hal demikian dapat kita renungkan dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 222.
Semoga kita yang sering melakukan dosa atau pun keburukan-keburukan, ke depannya dapat memperbaiki diri dan bertaubat kepada Allah. Dan sepanjang hidup kita ke depan terus menebarkan nilai-nilai kebaikan. Semoga dan harus![]

No comments:

Post a Comment