Innalillah, Banyak Mahasiswa Deklarasi Dukung Paslon Pemilu 2019 - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday, 24 February 2019

Innalillah, Banyak Mahasiswa Deklarasi Dukung Paslon Pemilu 2019


YakusaBlog- Tidak habis pikir setelah melihat di berbagai media online memberitakan bahwa banyak mahasiswa di Indonesia ini mendeklarasikan dukungan kepada Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden di Pemilihan Umum (Pemilu) April 2019. Selain dukungan secara terbuka atau sebagai Tim Sukses (Timses) kepada Paslon Presiden-Wakil Presiden, terlibat juga banyak mahasiswa di Indonesia ini dalam Timses para calon legislative (Caleg). Hal demikian terlihat juga dalam akun pribadi media sosial online.
Keterlibatan banyaknya mahasiswa dalam politik praktis membuat eksistensi gerakan mahasiswa semakin miris. Saya bukan tidak melarang seorang mahasiswa untuk memberikan pilihan pada saat pemilihan, akan tetapi keterlibatan dalam tim menurut saya itu sangat miris sekali. Seharusnya mahasiswa itu tetap memegang independensinya atau idealismenya. Dalam posisinya, berada di posisi tengah-tengah. Memberikan pencerahan pada masyarakat dan juga memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.
Nah, jika pun seorang mahasiswa mempunyai sosok yang ingin di pilihnya, biarlah itu bergetar dalam hatinya. Berbunyi saat paku mencoblos kertas surat suara yang terbitkan oleh Komisi Pemilihan Umum (Pemilu).
Menurut saya, mahasiswa yang terlibat dalam apa yang saya sebutkan tadi, perlu kiranya mengikuti ospek kembali dan benar-benar mendengarkan materi tentang kemahasiswaan. Jika belum pernah mendapatkan materi tentang kemahasiswaan, bagaimana itu mahasiswa dan apa peran mahasiswa? Sebaiknya perlu kembali mengadakan diskusi tentang kemahasiswaan atau membaca buku-buku mahasiswa. Ingatlah, sejarah pergerakan mahasiswa itu bukan menjadi pendukung atau mendeklarasikan sang penguasa atau calong penguasa.
Di tengah-tengah hiruk pikuk menuju Pemilu 2019, kita sebagai mahasiswa memberikan ide dan gagasan, tuntutan-tuntutan perubahan kepada meraka yang ingin menjadi pejabat public yang duduk di pemerintahan dan menyampaikan ide-ide pembangunan lewat jalur keilmuan yang kita pelajari di kampus.
Saya tidak tahu pasti apa penyebab ini semua sehingga ada kelompok-kelompok mahasiswa yang rela menggadaikan keidealisan serta independensi mahasiswanya. Apakah mengisi kantong? Apakah karena perut kosong? Atau hanya sekedar ikut-ikutan atau sok-sok mengerti politik? Yang lebih parahnya lagi, ada seorang mahasiswa atau sekolompok mahasiswa sok paling paham politik saat ini tanpa ada kajian kritis. Dan yang paling parah lagi, ada seorang mahasiswa atau sekolompok mahasiswa yang fanatic terhadap calon-calon sehingga yang lain tidak ada benarnya. Sungguh keadaan kaum mahasiswa saat ini sangat miris dan amat memprihatinkan.
Perlu harus dipahami, gaya mahasiswa dalam mengisi demokrasi ini haruslah kiranya berbeda dengan gaya masyarakat biasa. Demokrasi itu bukan hanya saat Pemilu saja. Sebagai insan akademis yang bernuansa ilmiah, seharusnya mahasiswa harus banyak melakukan kajian dan analisis. Sehingga akan lahir pilihan-pilihan yang objektif. Akan tetapi saat ini, mahasiswa dan masyarakat biasa tidak ada lagi bedanya. Bahkan, kelompok intelektual ini (mahasiswa) menjadi alat suksesi dan budak para politisi.
Saya sebagai seorang mahasiswa biasa-biasa, yang tidak memiliki jabatan di kampus, saya merasa miris dan prihatin sekali dengan keadaan sekarang. Gerakan keilmuan dari mahasiswa tidak berbanding dengan gerakan mahasiswa yang terlibat di dalam politik praktis. Untuk itu, pemahaman perlu kita tingkatkan lagi, agar mengerti eksistensi mahasiwa itu. Mengerti apa peran fungsi seorang mahasiswa itu. Dan tetap memperkokoh idealisme serta independensi sebagai seorang mahasiswa.[]

Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa)


Ket.gbr: Ilustration
Sbr.gbr: http://sinarharapan.net/

No comments:

Post a Comment