“Politik
adalah sarana perjuangan untuk sama-sama melaksanakan politik atau perjuangan
yang mempengaruhi pendistribusian kekuasaan
baik di antara negara-negara maupun di antara hukum suatu negara.” ( Max
Weber )
YakusaBlog- Menyambut
pesta demokrasi, dengan mengedepankan kerukunan antar elit politik, warga
masyarakat sebagai wujud profesionalitas. Tahun 2019 yang disebut sebagai tahun
politik sudah mulai tiba tinggal beberapa bulan lagi pesta rakyat (baca: pesta
demokrasi) akan dilangsungkan secara serentak.
Sesuai
dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 14/PUU-XI/2013. Hal tersebut
dibuktikan dengan dikeluarnya Undang–undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Pelaksanaan Pemilihan Umum. Dan
Indonesia melaksanakannya secara serentak yang mana masyarakat akan bebas
memilih. Dan juga menentukan pilihannya untuk mewujudkan cita-cita serta
menjadi harapan rakyat lima tahun ke depan.
Dengan
menjunjung asas keterbukaan, sebagai upaya memberikan pendidikan politik yang
baik terhadap masyarakat, di pesta demokrasi ini akan ada pengalihan kekuasaan
yang sebelumnya terpilih akan bertarung kembali untuk mempertahankan posisinya.
Tentu hal tersebut tidaklah mudah mengingat datangnya rival yang akan bertarung
memperebutkan kursi yang ditempati sebelumnya. Maka pekerjaan untuk tetap
bertahan adalah menyakinkan masyarakat agar bisa terpilih kembali pada 17 April
2019 nanti.
Kini
masa kampanye para calon presiden-wakil presiden, calon legsilatif sedang
berlangsung dan sedang melakukan safari politik ke masyarakat guna meraih
simpatik masyarakat. Tentu komunikasi politik akan terjalin dengan masyarakat.
Harapan demi harapan akan dituangkan dalam janji politik para calon presiden-wakil
presiden, calon legislatif yang akan bertarung 17 April 2019 nanti.
Hal
itu dilakukan karena subtansi dari pada kampanye adalah meyakinkan pemilih.
Maka komunikasi politik yang baik akan mengantarkan calon presiden-wakil
presiden dan calon legislatif pada
puncak kekuasaan. Tentu hal ini masyarakat Buru Selatan akan mulai disibukan
dengan kedatangan para tim sukses untuk melakukan sosialisasi dan perkenalan
para kandidat mereka. Hal ini sebagai langkah agar keterlibatan masyarakat pada
pemilihan serentak nanti dan masyarakat Buru Selatan bisa memberikan hak memilihnya
pada calon yang diinginkan.
Kerukunan
dalam proses pemilu harus dibenahi, melihat dinamika politik yang semakin
memanas, yang kini terlihat dimedia sosial baik Facebook, Instagram, Twitter, maupun lingkungan masyarakat
nyata. Masing-masing tim menjagokan calonnya. Tak mengabaikan apa kata orang,
terpenting hasratnya sebagai tim harus puas tanpa memberikan sebuah gagasan
politik yang meyakinkan masyarakat.
Dalam
proses kampanye tentu ada yang melakukan pelanggaran. Hal tersebut harus
dihindari sebagai langkah mewujudkan pemilu jujur dan damai. Buru Selatan yang
setiap kali pelaksanaan pesta demokrasi, memberikan satu kesan dan ketakutan
terhadap pelaksanaan pesta demokrasi. Mengapa? Karena kurangnya profesionalitas
dari pada tim, maupun masyarakat. Hal tersebut terkadang sebagai pemicu ketidak
harmonisan antar sesama tim, maupun warga masyarakat.
Benturan
yang terjadi pasti ada, harapan agar pemilu yang dilaksanakan 17 April 2019
nanti bisa berjalan damai tanpa ada intrik yang mengganggu stabilitas dan
kenyamanan masyarakat. Setiap tim harus memberikan pendidikan politik yang
mengedepankan kerukunan. Agar pihak masyarakat bisa merasa memiliki pesta
demokrasi yang dilaksanakan lima tahun sekali tersebut.
Siapapun
yang terpilih, dialah yang terbaik dan menjadi wakil rakyat maupun pemimpin
kita semua. Karena mereka terpilih secara demokrasi sesuai ketentuan yang di
atur oleh pihak penyelenggara. Maka rakyat harus hati-hati dalam memilih.
Hilangkan money politic (politik
uang) yang menjerumuskan masyarakat pada pendidikan politik yang tidak
bermoral. Agar kedepan wakil rakyat maupun pemimpin bangsa kita bisa memberikan
kontribusi positif untuk kesejahtraan masyarakat. Singkat katanya, berpolitik harus
mengedepankan kerukunan.[]
Penulis:
Kamarudin Souwakil (Kader HMI Cabang Yogyakarta)
Ket.gbr: Foto Kamarudin Souwakil
No comments:
Post a Comment