Meng-Counter Aliran-Aliran Terselubung Di HMI Cabang Medan - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Wednesday, 11 April 2018

Meng-Counter Aliran-Aliran Terselubung Di HMI Cabang Medan


YakusaBlog- Dalam tulisan saya sebelumnya, yang berjudul Jangan Menjadi Kader Semangka, saya menjelaskan bahwa ada beberapa kader yang luarnya hijau (HMI) tapi dalam pemikirannya merah (terkontaminasi aliran Komunis), dan hal ini sudah sering kita temukan. Perlu diketahui bahwasanya bukan hanya virus-virus itu saja yang menginfeksi kader-kader HMI. Akan tetapi, ada juga aliran-aliran pemikiran atau doktrin yang terselubung secara halus yang masuk ke dalam rumah HMI. Mempengaruhi pemikiran kader-kader HMI dan merekrut kader-kader HMI secara diam-diam kemudian mengarahkan kader-kader HMI ke dalam tujuan mereka, terlebih-lebih mengarakah kepada target besar mereka, yaitu politik kekuasaan lokal dan nasional (internal dan eksternal).
Hal itu saya melihat di dalam HMI Cabang Medan. Saya melihat bagaimana mereka memasukkan aliran-aliran terselubung mereka dalam perkaderan HMI Cabang Medan. Dan itu sudah sangat masif pergerakannya. Bukankah di HMI sudah mempunyai aliran pemikirannya sendiri yang berdasarkan Islam (Al-Qur’an dan Hadits) dan mempunyai tujuannya sendiri sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 4 Anggaran Dasar HMI (AD HMI).
Saya melihat HMI menjadi ladang basah mereka untuk merekrut dan menanamkan pemikiran mereka yang dibungkus dengan “Islam”. Anehnya, saya melihat Islam hanya dijadikan alat saja, akan tetapi untuk mencapai kekuasaan di HMI, baik itu bidang Struktural HMI maupun non-struktural HMI, mereka melanggar etika-etika keislaman. Pendek katanya, mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Mengklaim bahwa diluar kelompok mereka adalah orang awam.
Saya melihat para pelaku-pelakunya jika ditelusuri ke atas, maka akan berhenti di puncaknya. Di mana struktur puncak mereka ini adalah seorang politisi tingkat nasional. Yang hari ini mereka memkampanyekan sesuatu yang lagi viral di Media Sosial, yaitu seperti jargon “#2019gantipresiden”. Ada kampanye gelap yang mereka masukkan ke dalam pemikiran kader-kader HMI Cabang Medan.
Saya bukan anti dengan jargon itu (pro Jokowi), dan bukan pula setuju atas jargon itu (pro Prabowo). Akan tetapi, isu-isu tidak pantas dibawa ke dalam HMI, apalagi kader-kader HMI yang sedang berproses. Tarikan tujuan politik nasional dan daerahnya sangat kuat. Bukankah HMI ini sifatnya Independen? Setiap kader-kader tidak boleh terlibat dalam keadaan politik atau terjun dalam mensukseskan salah satu tokoh politik. Artinya, kelompok-kelompok yang membawa aliran-aliran terselubung itu tidak memahami independensi HMI lagi.
Nah, lantas bagaimanakah cara kita sebagai seorang kader HMI, khususnya kader-kader HMI Cabang Medan untuk meng-counter (melawan atau menangkis) dan juga memfilter (menyaring) aliran-aliran yang mereka bawa? Dan bagaimana jikalau sudah masuk ke dalam kelompok mereka apalagi sudah di Ba’iyat (disumpah) menjadi misonaris-misionaris mereka?
Jika yang sudah masuk di dalamnya dan sudah terlibat di pengajian-pengajiannya, terlebih dahulu Anda kritisi ajaran-ajaran mereka yang dibungkus dengan Islam itu. Lihat praktik-praktik yang mereka lakukan, apakah mencoreng Independensi HMI atau tidak. Ingat, HMI tidak mengenal eksklusivisme (tertutup), akan tetapi kelompok itu sangan eksklusiv (tertutup dan terselubung), jika itu terlihat maka tinggalkanlah. Apakah ajarannya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh HMI, menyimpang tidak dengan Islam atau tidak. Singkat katanya pada Anda yang telah diangkat derajatnya di kelompok itu, harus selalu kritisi, jangan langsung menerima sesuatu. Kita harus menjaga nilai-nilai Islam yang sifatnya universal di HMI. Karena di HMI kita berbeda latang belakang kelurga dalam ormas Islam.
Selanjutnya bagaimana dengan kader-kader HMI Cabang Medan yang lain? Setiap Pengurus Komisariat harus menjaga adik-adiknya setelah selesai Latihan Kader I. Biasaya orang yang mereka rekrut itu setelah baru-baru selesai LK I di HMI Cabang Medan. Sungguh kejam kelakuan mereka ini, orang yang niatnya ingin ber-HMI, tapi mereka memasukkan misi mereka ke HMI. Bukankah misi HMI telah ada? Dan misi HMI inilah yang terus kita pertahankan. Tujuannya bukan untuk kepentingan politik kekuasaan lokal dan nasional (secara internal dan eksternal), tapi misi HMI sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 4 AD HMI, “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Swt.”[]

Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan



Ket.gbr: Gedung Insan Cita-Sekretariat HMI Cabang Medan

No comments:

Post a Comment