Makna Perjuangan Sebagai Peran Organisasi HMI - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Monday, 9 April 2018

Makna Perjuangan Sebagai Peran Organisasi HMI

YakusaBlog-Secara konstitusional (Anggaran Dasar, selanjutnya disingkat AD) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada pasal 9 disebutkan bahwa, “HMI berperan sebagai organisasi perjuangan.” Artinya, setiap aktivitas HMI merupakan suatu perjuangan kader-kader HMI dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, sering muncul suatu pertanyaan, apakah yang diperjuangkan oleh HMI (baik secara organisasi maupun kader-kader HMI) dari awal berdirinya hingga sampai saat ini?
Dalam tulisan sederhana ini, terlebih dahulu saya membatasi bahwa tidak akan membahas secara panjang apa yang diperjuangkan oleh HMI atau kader-kader HMI. Secara singkat saya menjelaskannya dengan padat.
Jika kita membicarakan apa yang diperjuangkan HMI dari sejak didirikan oleh Lafran Pane beserta kawan-kawannya, pada 5 Februari 1947 M (dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia) hingga saat ini, tentunya setiap fase-fase HMI pasti berbeda. Karena setiap zaman berbeda kondisi dan tuntutan zaman. Akan tetapi, walau berbeda zaman dan kondisinya, secara esensinya tidak pernah lepas dari tujuan-tujuan HMI. Yang mana tujuan HMI pun berubah sejak didirikannya hingga saat ini.

Baca juga: Apakah Out Put Konkrit Dari NDP HMI?
Kondisi yang dihadapi oleh HMI dari masa ke masa berbeda beda. Jika kita melihat kebelakang, peran HMI sebagai organisasi perjuangan tidak lepas dari tujuan awal didirikannya organisasi ini. Artinya, setiap perjuangannya HMI bermuara atau mensukseskan apa yang menjadi tujuan HMI. HMI sebagai organisasi yang dinamis harus terus bisa bertahan dalam setiap tantangan yang dihadapinya. Untuk itulah perjuangan harus dapat dimaknai dalam ber-HMI, sehingga ia terus menjadi semangat. Walau berbeda zaman dan kondisinya, ghirah perjuangan harus terus ada dalam diri setiap kader HMI.
Selanjutnya, jika kita mendalami makna dari kata ‘Perjuangan’ dalam peran HMI, seperti yang disebutkan dalam pasal 9 AD HMI, maka kita akan terus mencintai, mengharumkan nama baik organisasi dan selalu setia pada HMI. Kita pun akan dapat melukan kerja-kerja ikhlas dalam berorganisasi.
Perlu sangat kita ketahui bahwa yang namanya berjuang itu tidak enak, tidak nyaman, ada yang dikorbankan, penuh ujian dan tantangan, sakit, membutuhkan tenaga dan pikiran. Yang namanya berjuang harus siap lapar, kurang tidur, siap lelah dan hal-hal yang tidak enak menurut persfektif orang banyak.

Baca juga: HMI-Ku Sayang, HMI-Ku Malang
Tokoh-tokoh HMI di setiap fase telah menunjukkan bagaimana perjuangan HMI itu. Misalnya, kita lihat perjuangan para pendiri HMI, sosok Lafran Pane menjadi tokoh sentral dan perjuangannya sungguh luar biasa. Perjuangan HMI pada awal-awal berdirinya langsung menghadapi penjajah dan kelompok-kelompok komunis yang mencoba mengganggu stabilitas kemerdekaan yang masih baru. Selanjutnya, jika kita lihat bagaimana sejarah perjuangan HMI pada tahun 1960-an, yang mana HMI mengalami tekanan dan fitnah. HMI hampir saja dibubarkan dan komunis selalu menyerang HMI. Akan tetapi semangat perjuangan kader-kader HMI tetap masih hidup. Walaupun nyawa menjadi taruhannya, kader-kader HMI pada masa itu tetap berjuang. Semata-mata berjuang demi organisasi (HMI), agama (Islam), negara dan bangsa (ummat).
Akan tetapi, jika di HMI kita ingin mencari kenyamanan, kesuksesan materil dan non-materil, mencari eksistensialisme, mengamankan perut, jabatan kekuasaan, mengamankan kantong, mengharapkan gaji atau penghasilan, dan hanya mencari enak atau kesenangan, itu namanya HMI bukan organisasi perjuangan. Alangkah lebih baiknya, kita keluar dari HMI dan mencari organisasi yang menampung niat-niat jahat itu. Niat-niat yang tidak bisa menjaga independensi dan idealismenya mahasiswa itu.
Untuk itu setiap kita harus meluruskan niat dalam ber-HMI. Ahmad Wahib pernah berkata bahwa HMI ini harus dijadikan lembaga pendidikan dan pembelajaran. Maka dari itu, menurut saya perjuangan kita harus dalam dunia pendidikan, baik secara pendidikan formal dan non-formal. Hal ini juga senada dengan Tujuan HMI yang disebutkan dalam pasal 4 AD HMI. HMI bukan organisasi partai politik atau sayap partai politik. Artinya, kerja-kerja di HMI tidak seperti asas-asas kerja di suatu lembaga politik yang hari ini terkesan buruk. HMI adalah organisasi kader, bukan organisasi massa.
Ber-HMI bukan semata-mata berorganisasi. Bagi saya, ber-HMI adalah suatu pekerjaan baik (amal sholeh) yang begitu kompleks (lengkap), baik secara teori dan praktik. Pekerjaan baik itu tidak lepas dari sebagaimana Status HMI sebagai organisasi Mahasiswa. Kita mengetahui bahwa mahaiswa itu berperan dan berfungsi sebagai agen perubahan, pengontrol kondisi masyarakat, generasi penerus bangsa, duta-duta pembaharu dan tugas-tugas mulia lainnya. Untuk mewujudkan itu tentunya tidak mudah. Dalam proses praktiknya, kita akan menghadapi sesuatu apa yang saya jelaskan bahwa makna perjuangan itu penuh ujian dan tantangan yang harus dihadapi, posisi kitapun berada di luar garis zona nyaman manusia secara umum.
Maka dari itu, kader-kader HMI harus siap mental menghadapi zona-zona tantangan itu. Inilah pentingnya setiap kader HMI terus menambah keimanan dan keilmuannya sebagai benteng atau alat dalam perjuangan. Sesuatu yang baik kita kerjakan akan membuahkan hasil yang baik pula. Dalam perjuangan di HMI ini, kita harus bersikap ikhlas, tanpa pamrih. Orang bijak lestari berkata, “tidak ada perjuangan yang sia-sia.” Perjuangan HMI jangan pernah berhenti, sebab guru-guru kita mengajarkan jangan sesekali menghitung hasil perjuangan, tapi mesti dinilai adalah proses perjuangannya.

Baca juga: Memerdekakan Diri Dari tuhan
Sebagai penyemangat perjuangan kita, mari kita renungkan dalam hati dan pikiran, tentang makna dari Hymne HMI yang kita nyanyikan setiap pembukaan kegiatan-kegiatan formal atau non-formal HMI, “Besyukur dan Ikhlas/Himpunan Mahasiswa Islam/Yakin usaha sampai/Untuk kemajuan/Hidayah dan taufik/Bahagia HMI. Berdo’a dan ikrar/Menjunjung tinggi syiar Islam/Turut Al-Qur’an Hadits/Jalan keselamatan/Ya Allah berkati/Bahagia HMI.”[]

Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan

No comments:

Post a Comment