Mencegah Pencemaran Politik Praktis Di Tubuh HMI - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Thursday, 1 February 2018

Mencegah Pencemaran Politik Praktis Di Tubuh HMI


YakusaBlog- Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) serentak 2018 tentunya sudah di depan mata. Banyak dari kalangan masyarakat menyatakan ini adalah pesta demokrasi, untuk memilih pemimpin di daerah yang melakukan Pilkada serentak 2018, dan macam-macam argumentasi lainnya. Bagi saya, pesta demokrasi itu adalah bohong belaka, pesta itu harus ditinggalkan. Tapi terserah kepada Anda, dalam tulisan ini, saya tidak membahas apakah kita mengikutinya tatu tidak. Fokus pembicaraan dalam tulisan ini adalah membahas tentang terjadinya pencemaran politik praktis di dalam tubuh organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Saya melihat bahwa HMI saat ini telah dicemari oleh praktik-praktik politik praktis. Praktik politik yang tak beradab. Sistem politik yang tidak berkualitas secara esensi bagaimana sistem politik itu. Sistem politik hari ini hanya banyak menghambur-hamburkan uang negara. Kegiatan-kegiatannya hanya untuk menyedot uang negara.
Pencemaran-pencemaran politik praktis yang maksud itu dapat kita lihat misalnya seperti berambisiusnya seseorang untuk menuju kekuasaan, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan kekuasaan, kelompok yang kuat menindas kelompok yang lemah. Kelompok-kelompok yang kecil tidak diperhitungkan walau benar. Terlihat praktik sistem Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), dan masih banyak lainnya yang tidak menunjukkan etika politik yang baik.
Pencemaran politik praktis yang tak beretika itu masuk ke dalam tubuh HMI itu sendiri. Menurut saya, hal ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Pertama, kader-kader HMI saat ini tidak memahami secara utuh apa yang menjadi tujuan, azas dan landasan perjuangan HMI. Jika kader-kader HMI memahami hal-hal yang baru kita sebutkan tadi, Insya Allah akan dapat menjaga HMI dari pencemaran.
Kedua, tentu ini sering sekali kita mendengarnya, yaitu memahami dan memegang teguh independensi HMI. Kader HMI tentu mengetahui ada berapa macam sifat independensi HMI. Independensi Etis (perilaku kader) dan Independensi Organisatoris (perilaku organisasional) harus dijaga dan dipegang teguh oleh setiap kader-kader HMI. Kader-Kader HMI itu hanya tunduk, patuh dan bergantung kepada kebenaran, yaitu Allah Swt.
Kader HMI tidak boleh takut pada pihak pemerintah dan pihak birokrasi kampus yang mendzalimi rakyat dan mendzalimi dirinya secara khusus di kampus. Kader-kader HMI tidak boleh bergantung diri kepada pemerintah, partai politik, dan kampus. Cukuplah hanya kepada Allah Swt. saja. Karena Dia-lah satu-satunya penguasa dan raja di dunia dan di akhirat.
Penyebab yang ketiga adalah dengan tidak memahaminya dan tidak memegang teguh apa yang kita sebutkan pada sebab yang pertama dan sebab yang kedua, maka kader-kader HMI yang masih berproses aktif, atau masih berstatus sebagai Anggota Biasa, terlibat di dalam suatu partai politik atau menjadi tim sukses dalam pertarungan calon-calon pejabat politik.
Keempat, banyak alumni-alumni HMI yang berada dalam jabatan politik atau aktif dalam partai politik melibatkan adik-adiknya di Komisariat, Cabang, Badko hingga PB HMI. Memanfaatkan massa HMI sebagai marketing politik di masyarakat.
Kelima, gagalnya kader-kader HMI saat ini memahmi tentang politik itu sendiri, baik secara teoritis dan praktik. Akibatnya maka terjadilah tiga kemungkinan, yaitu: (a) Kader-kader kita memahami politik itu apa yang sedang dilihatnya di media-media sekarang. (b) Kader-kader kita menjadi malas untuk mempelajari bagaimana politik itu. Bahkan politik dijadikan barang haram dan tidak layak untuk diiukuti dan juga dianggap merusak. (c) Akibat dari kemungkinan kedua, kader-kader HMI saat ini hanya memandang bahwa HMI ini hanya tempat berkumpul saja. Mereka akan malas, bahkan hilang nalar kritisnya terkait masalah sosial yang sedang terjadi.
Perlu kita luruskan bahwa, di HMI, kita tidak diharamkan untuk mempelajari apa dan bagaimana itu politik. Di HMI, kita mempelajari politik supaya dapat mengkritisi para pejabat (walau alumni HMI sekalipun) supaya berpihak kepada rakyat yang betul-betul dalam kesusuhan. Kader-kader HMI tidak boleh menempatkan diri sebagai “tangan kanan” pejabat-pejabat negara. Kader-kader HMI tidak boleh membiarkan pihak-pihak pejabat pemerintahan dan swasta melaukan suatu tindakan yang merugikan kelompok-kelompok banyak. Kita tidak boleh membiarkan adanya komersialisasi pendidikan di sekolah-sekolah dan di kampus-kampus dan juga dilembaga-lembaga lainnya. Tidak membiarkan adanya kedzaliman yang menimpa rakyat susah (kaum Musthada’afin)
Jika kita, sebagai kader HMI saat ini, ingin lepas dari pencemaran politik praktis, kita harus betul-betul meluruskan niat di dalam HMI. Jika ingin kritis dan HMI tidak dirusak oleh penguasa-penguasa negara, kita harus melepaskan diri dari sistem perbudakan yang mereka buat lewat Undang-Undang atau peraturan-peraturan. Undang-Undang atau suatu peraturan itu dapatlah kita tolak jika tidak sesuai dengan asas kita, yaitu Islam. hanya Islamlah yang menjadi ukuran kita. Hanya Al-Qur’an dan Al-Hadits-lah yang menjadi sumber utama perjuangan kader-kader HMI, dan hal itu telah ada di dalam NDP HMI. Tentunya setiap kader harus paham dan menjalankan apa yang ada di dalam NDP HMI.

Baca juga: Mengapa NDP HMI Itu Sangat Luar Biasa?
Kader-kader HMI dipersilahkan untuk berpolitik, karena berpolitik adalah hak alamiah dalam diri setiap manusia. Karena berorganisasi itu juga bagian daripada politik. Hidup tidak bisa lepas dari politik. Akan tetapi, politik itu selayaknya digunakan untuk kemaslahatan seluruh umat manusia. Dalam berpolitik harus ada etika politik yang baik dan karakter politik yang terpuji. Bukan politik yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaan atau tampuk kepemimpinan. Setalah berkuasa atau memimpin kemudian melakukan suatu penindasan, baik secara halus dan secara kasar, dan atau melakukan kedzaliman kepada manusia lainnya.
Dalam tulisan terakhir pada pembahasan ini, saya salinkan etika berpolitik yang baik menurut filosof Islam, Ibnu Khaldun, dalam bukunya yang sangat terkenal baik di Timur juga terkenal di belahan dunia Barat, yang berjudul Mukaddimah.
Ibnu Khaldun mencontohkan bahwa etika berpolitik yang baik itu seperti kedermawanan, mudah memaafkan kesalahan-kesalahan, mau menerima dan berinteraksi dengan orang-orang yang tidak mampu, menghormati dan memuliakan tamu-tamu yang datang, membantu semua orang, memberikan mata pencaharian kepada yang tidak memiliki pekerjaan, bersabar atas berbagai cobaan, menepati janji, mendermakan sebagian harta benda untuk menjaga harga diri dan kehormatan, mengagungkan hukum agama dengan menjalankan dan menegakkannya, memuliakan dan menaruh hormat kepada para ulama yang wara’ dengan keilmuannya, mengikuti petuah dan nasihat mereka untuk mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya dan berbaik sangka terhadap mereka, mempercayai orang-orang yang ahli dalam agamannya, tunduk pada kebenaran dan menyerukannya kepada orang lain, berempati kepada orang-orang cacat dan berupaya meringankan kondisi mereka dan mengikuti kebenaran yang dinasihatkannya, bersikap rendah hati kepada orang-orang miskin, mendengar keluhan orang-orang yang meminta bantuan, bersikap dan berprilaku sesuai dengan perintah agama dan aturan-aturan syariat, bersungguh-sungguh dalam beribadah dan berupaya meningkatkannya, menjauhkan diri dari penghianatan, menjauhkan diri dari penipuan, dari monopoli, tidak melanggar perjanjian, dan berbagai karakter terpuji lainnya.
Kiranya etika berpolitik yang baik atau karakter-karakter terpuji yang disebutkan di atas dapat diaplikasikan oleh setiap kader-kader HMI sesuai dengan kondisi dan kemampuan. Serta juga dapat diaplikasikan oleh alumni-alumni HMI yang telah menjadi pejabat atau juga sebagai masyarakat biasa. Tentunya sesuai dengan kondisi dan kemampuan kita juga.
Semoga Allah Swt. meridhoi usaha-usaha baik HMI dan meridhoi kader-kader HMI, serta alumni-alumni HMI dalam merealisasikan terbentuknya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanu wata’ala. Aminn.[]

Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan

No comments:

Post a Comment