Dedikasi HMI Untuk Negeri - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Saturday, 10 February 2018

Dedikasi HMI Untuk Negeri


YakusaBlog- Perjalanan panjang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) telah menyumbangkan pada negara Indonesia suatu poros gerakan mahasiswa yang konsisten nan dinamis, bahwa sebagai kaum elitis (intelektual), kader-kader HMI  masih mampu memegang penuh peranannya sebagai kader umat yang terwejahentahkan dalam semangat keindonesiaan dan keislaman di dalam qalbu (hati) maupun gerak langkah kader-kadernya. HMI masih tetap eksis seiring perkembangan zaman dan dayungan waktu yang dibuktikan dengan kader-kadernya yang dapat bertahan dengan segala proses panjang dinamika organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia ini.
Didirikan 71 tahun yang lalu pasca dua tahun kemerdekaan Indonesia, tepatnya 5 Februari 1947 di Yogyakarta, Lafran Pane dan sekumpulan teman-teman lainnya berhasil memberikan kado yang istimewa untuk negerinya dan para penerus bangsa ini yakni HMI, sebagai wadah perjuangan umat dan bangsa untuk melawan segala bentuk sikap-sikap tirani di Indomesia dengan ciri khas kemahasiswaannya.
Seiring perkembangannya, HMI tidak lagi hanya dipandang sebagai perkumpulan mahasiswa yang biasa-biasa saja, karena nilai-nilai (values) yang membias oleh para tokoh-tokoh HMI, HMI dan Kader-kadernya berhasil memberikan brand kepada masyarakat Indonesia bahwa HMI merupakan kampus kedua untuk mahasiswa dalam pengembangan keilmuan dan keintelektualan dalam kancah kaum elitis tersebut. Hal ini mampu dibuktikan oleh HMI lewat segudang prestasi kader-kadernya yang membuat HMI semakin tua semakin diminati oleh kaum cendikiawan muda kampus diseluruh belahan Indonesia, dari data yang berhasil dihimpun hampir ratusan juta kader kurang lebih yang telah dilahirkan dari rahim HMI.
Sebenarnya apa sih ke Istimewaan HMI itu sendiri?
HMI Adalah organisasi Independen
Bila meneropong lebih dalam lagi, ternyata HmI lah satu-satunya organisasi mahasiswa yang tidak berafiliasi dengan lembaga, golongan atau bahkan sekte-sekte tertentu. HMI bersifat bebas dari segala lembaga, golongan atau sekte-sekte tertentu, atau dengan kata HMI nya ialah independen yang maknanya merdeka dipertegas lagi lewat anggaran dasar HMI tentang sifat terdapat dipasal 6 AD HMI., independensi bagi HMI adalah merupakan hak azasi yang pertama.
HMI Adalah Organisasi Kader
Disinilah letak keunggulan organisasi Mahassiswa tertua ini. HMI tidak pernah mengenal istilah ayahanda dan ibunda melainkan kakanda secara umumnya. Itu menandakan bahwa semua itu setara, kamu aku dan dia adalah kader yang diilahirkan dari rahim yang sama, yakni rahim perkaderan HMI. Sebab di HMI itu sendiri tidak dikenal siapa melahirkan siapa, tapi mengenal perkaderan melahirkan kader, berbeda dengan organisasi masa yang mengenal siapa tuannya siapa. Di HMI semua berusaha dengan sendiri, tidak ada pernah mengenal kasta, siapa tuan siapa budak, semua sama. Syaratnya hanya dua saja jikalau ingin ber HMI, Diakui sebagai mahasiswa aktif dan beragama Islam. Selagi mahasiswa itu piawai memainkan usaha nya untuk mengikuti rangkaian proses perkaderan, maka dapat dipastikan mahasiswa tersebut mempunyai panggungnya sendiri untuk mengikuti proses perkaderan di HMI, setelah itulah mahasiswa Islam itu dikatakan kader HMI, maka di HMI dikenal dengan istilah Yakin Usaha Sampai. Segala proses perkaderan yang telah diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa Islam tersebut memberikan dampak yang signifikan bagi proses perkembangan alur berfikir maupun gerak langkah dari mahasiswa-mahasiswa Islam itu sendiri. Bahkan tidak hanya itu, kader-kader HMI pun dianggap mapan dan layak kedepannya untuk menjadi pemimpin-pemimpin dinegeri ini. Semua kaum elitis atau yang kita sebut mahasiswa, yang telah melewati pintu perkaderan HMI dapat dikatakan mapan dan layak untuk mengemban misi kekhalifahan dan menjalankan amanah UUD 1945 yakni mewujudkan masyarakat adil makmur.
71 tahun HMI telah berdiri, berarti telah selama itu pula lah HMI mewarnai dinamika perkembangan kehidupan bangsa dan negeri ini, jika kita meyakini bahwa Islam turun adalah sebagai rahmatan lil'alamin harusnya juga kita meyakini bahwa HMI didirikan adalah sebagai rahmat juga untuk bangsa dan negeri ini.
Dalam kancah organisasi mahasiswa Islam, HMI telah berhasil dan piawai menempatkan dirinya sebagai teladan atau uswah bagi kehidupan dikampus maupun dimasyarakat pada umumnya. Terbukti dengan masih kokohnya HMI berdiri, setidaknya Indonesia masih punya asa untuk generasi pemimpin dimasa-masa yang akan datang. Walau HMI hanya dianggap kampus kedua untuk para cendikiawan muda, tapi HMI sendiri meyakini bahwa dirinya adalah sebagai teladan dan miniatur peradaban bagi Indonesia itu sendiri. HMI telah menyumbangkan dedikasihnya lewat tangan-tangan kader-kadernya seperti menelurkan ide-ide dan gagasan serta pemikiran yang bersifat inklusif maupun eksklusif dari sinilah masyarakat mampu melihat bahwa HMI adalah harapan bangsa dan negeri ini, sebagai mitra bagi masyarakat untuk melawan bentuk-bentuk kezholiman, tindak kejahatan atau kriminal seperti narkoba, seks bebas, miras dan lain sebagainya. Sebagai anak kandung Umat dan Pengawal keutuhan NKRI, HMI dan kader-kadernya akan terus berjuang untuk Indonesia sampai amanah UUD 1945 yang juga termaktub dalam tujuan HMI itu dapat terealisasi yakni terwujudnya masyarakat adil makmur.
HMI Organisasi Tertua Mahasiswa Indonesia
Tanpa terasa ternyata HMI sudah berada diusia 71 tahun, diusia seperti ini layaknya manusia sudah dikatakan parih baya dengan kata lain tidak produktif lagi. Namun jika dibandingkan dengan sebuah negara, HMI masih dikatakan anak baru lahir. Jika sejenak kita buka ensiklopedia, ternyata negara-negara dieropa dan asia yang dikategorikan sebagai negara maju adalah negara-negara yang sudah lama berdiri atau kata lainnya sudah tua bahkan karena proses panjang yang negara tersebut alami itulah yang membuat negara-negara seperti Swiss, Portugal, Andorra dan lainnya tersebut menjadi sebuah negara yang maju dan berdaya saing.
Tetapi HMI bukanlah negara, HMI adalah organisasi yang akan melahirkan kemajuan untuk negaranya lewat rahim perkaderannya lewat tangan-tangan kader-kadernya dimasa ini bahkan dimasa-masa mendatang. HMI dengan usia yang sudah dianggap tua merupakan suatu nilai lebih baginya untuk menarik perhatian kaum elitis pada umumnya, sebagai organisasi mahasiswa yang dianggap mapan dan mempuni, Himpunan Mahasiswa Islam tidak menemukan kesulitan dalam menjaring mahasiswa-mahasiswa Islam untuk berproses bersama di HMI. Namun, kondisi saat seperti ini membuat HMI terlena yang menyebabkan HMI lebih mementingkan aspek kuantitas dari pada kualitasnya. Maka pada saat ini, kader-kader HMI banyak yang tidak sesuai aturan dan bercirikan sebagai layaknya mahasiswa Islam pada umumnya, mungkin inilah yang dimaksudkan Kanda Agussalim Sitompul dalam bukunya 44 Indikator Kemunduran HMI yakni salah satunya adalah "HMI dan kader-kader penerus kurang mampu mengikuti jejak para pendahulunya yang memiliki pandangan visioner, sebagaimana dilakukan pemrakarsa pendiri HMI Lafran Pane dan para penerusnya".
Dalam rangka dies natalis HMI ke 71 tahun ini, Para Alumni HMI khususnya seperti Wakil Presiden RI kanda Jusuf Kalla, beliau berpesan agar HMI menghidupkan kembali tradisi dan semangat intelektual dikalangan HMI untuk ummat dan bangsa. kader-kader HMI harus lebih giat dan serius lagi dalam melaksanakan pembenahan demi perbaikan kedepan agar HMI dapat lebih banyak lagi mendedikasih kan gagasan dan upaya-upaya kemanusiaannya dalam rangka memanifestasikan nilai-nilai universal dari ideologi negara Indonesia yakni Pancasila. Semoga HMI hari ini dan seterusnya dapat tetap menjadi anak kandung umat dan pengawal keutuhan NKRI. Selamat Bahagia untuk HMI atas Dies Natalis ke 71 tahun ini, semoga HMI semakin terdepan dan berjaya dimasa kini, esok dan dimasa-masa yang mendatang, rukun berhimpun yakin usaha sampai.[]


Penulis: Muhammad Najib  
Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sumatera Utara-Medan


Ket.gbr: Penulis (kiri) dan Kakanda Alumni dari Komisariat penulis.

No comments:

Post a Comment