YakusaBlog- Perjalanan panjang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
telah menyumbangkan pada negara Indonesia suatu poros gerakan
mahasiswa yang konsisten nan dinamis, bahwa sebagai kaum elitis (intelektual), kader-kader
HMI masih mampu memegang penuh peranannya
sebagai kader umat yang terwejahentahkan dalam semangat keindonesiaan dan keislaman
di dalam qalbu (hati)
maupun gerak langkah kader-kadernya. HMI masih tetap eksis seiring perkembangan
zaman dan dayungan waktu yang dibuktikan
dengan kader-kadernya yang dapat bertahan dengan segala proses panjang dinamika
organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia ini.
Didirikan 71 tahun yang lalu pasca dua tahun
kemerdekaan Indonesia, tepatnya 5 Februari 1947 di Yogyakarta, Lafran
Pane dan sekumpulan teman-teman lainnya berhasil memberikan kado
yang istimewa untuk negerinya dan para penerus bangsa ini yakni HMI, sebagai
wadah perjuangan umat dan bangsa untuk melawan segala bentuk sikap-sikap tirani
di Indomesia dengan ciri khas kemahasiswaannya.
Seiring perkembangannya, HMI tidak
lagi hanya dipandang sebagai perkumpulan mahasiswa yang biasa-biasa saja,
karena nilai-nilai (values) yang
membias oleh para tokoh-tokoh HMI, HMI dan Kader-kadernya
berhasil memberikan brand kepada
masyarakat Indonesia bahwa HMI merupakan kampus kedua
untuk mahasiswa dalam pengembangan keilmuan dan keintelektualan dalam kancah kaum
elitis tersebut. Hal ini mampu dibuktikan oleh HMI lewat segudang prestasi
kader-kadernya yang membuat HMI semakin tua semakin diminati oleh kaum
cendikiawan muda kampus diseluruh belahan Indonesia, dari data yang berhasil
dihimpun hampir ratusan juta kader kurang lebih yang telah dilahirkan dari
rahim HMI.
Sebenarnya apa sih ke Istimewaan HMI itu sendiri?
HMI Adalah
organisasi Independen
Bila meneropong lebih dalam lagi, ternyata HmI lah satu-satunya
organisasi mahasiswa yang tidak berafiliasi dengan lembaga, golongan atau bahkan
sekte-sekte tertentu. HMI bersifat bebas dari segala lembaga, golongan atau sekte-sekte
tertentu, atau dengan kata HMI nya ialah independen yang maknanya merdeka dipertegas
lagi lewat anggaran dasar HMI tentang sifat terdapat dipasal 6 AD HMI., independensi
bagi HMI adalah merupakan hak azasi yang pertama.
HMI Adalah Organisasi Kader
Disinilah letak keunggulan organisasi Mahassiswa tertua ini. HMI tidak
pernah mengenal istilah ayahanda dan ibunda melainkan kakanda secara umumnya.
Itu menandakan bahwa semua itu setara, kamu aku dan dia adalah kader yang
diilahirkan dari rahim yang sama, yakni rahim perkaderan HMI. Sebab di HMI itu
sendiri tidak dikenal siapa melahirkan siapa, tapi mengenal perkaderan
melahirkan kader, berbeda dengan organisasi masa yang mengenal siapa tuannya
siapa. Di HMI semua berusaha dengan sendiri, tidak ada pernah mengenal kasta,
siapa tuan siapa budak, semua sama. Syaratnya hanya dua saja jikalau ingin ber
HMI, Diakui sebagai mahasiswa aktif dan beragama Islam. Selagi mahasiswa itu
piawai memainkan usaha nya untuk mengikuti rangkaian proses perkaderan, maka
dapat dipastikan mahasiswa tersebut mempunyai panggungnya sendiri untuk
mengikuti proses perkaderan di HMI, setelah itulah mahasiswa Islam itu
dikatakan kader HMI, maka di HMI dikenal dengan istilah Yakin Usaha Sampai.
Segala proses perkaderan yang telah diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa Islam
tersebut memberikan dampak yang signifikan bagi proses perkembangan alur
berfikir maupun gerak langkah dari mahasiswa-mahasiswa Islam itu sendiri.
Bahkan tidak hanya itu, kader-kader HMI pun dianggap mapan dan layak kedepannya
untuk menjadi pemimpin-pemimpin dinegeri ini. Semua kaum elitis atau yang kita
sebut mahasiswa, yang telah melewati pintu perkaderan HMI dapat dikatakan mapan
dan layak untuk mengemban misi kekhalifahan dan menjalankan amanah UUD 1945
yakni mewujudkan masyarakat adil makmur.
71 tahun HMI telah berdiri, berarti telah selama itu pula lah HMI
mewarnai dinamika perkembangan kehidupan bangsa dan negeri ini, jika kita
meyakini bahwa Islam turun adalah sebagai rahmatan lil'alamin harusnya juga
kita meyakini bahwa HMI didirikan adalah sebagai rahmat juga untuk bangsa dan
negeri ini.
Dalam kancah organisasi mahasiswa Islam, HMI telah berhasil dan
piawai menempatkan dirinya sebagai teladan atau uswah bagi kehidupan dikampus
maupun dimasyarakat pada umumnya. Terbukti dengan masih kokohnya HMI berdiri,
setidaknya Indonesia masih punya asa untuk generasi pemimpin dimasa-masa yang
akan datang. Walau HMI hanya dianggap kampus kedua untuk para cendikiawan muda,
tapi HMI sendiri meyakini bahwa dirinya adalah sebagai teladan dan miniatur
peradaban bagi Indonesia itu sendiri. HMI telah menyumbangkan dedikasihnya
lewat tangan-tangan kader-kadernya seperti menelurkan ide-ide dan gagasan serta
pemikiran yang bersifat inklusif maupun eksklusif dari sinilah masyarakat mampu
melihat bahwa HMI adalah harapan bangsa dan negeri ini, sebagai mitra bagi
masyarakat untuk melawan bentuk-bentuk kezholiman, tindak kejahatan atau
kriminal seperti narkoba, seks bebas, miras dan lain sebagainya. Sebagai anak
kandung Umat dan Pengawal keutuhan NKRI, HMI dan kader-kadernya akan terus
berjuang untuk Indonesia sampai amanah UUD 1945 yang juga termaktub dalam tujuan
HMI itu dapat terealisasi yakni terwujudnya masyarakat adil makmur.
HMI Organisasi Tertua
Mahasiswa Indonesia
Tanpa terasa ternyata HMI sudah berada diusia 71 tahun, diusia
seperti ini layaknya manusia sudah dikatakan parih baya dengan kata lain tidak
produktif lagi. Namun jika dibandingkan dengan sebuah negara, HMI masih
dikatakan anak baru lahir. Jika sejenak kita buka ensiklopedia, ternyata
negara-negara dieropa dan asia yang dikategorikan sebagai negara maju adalah
negara-negara yang sudah lama berdiri atau kata lainnya sudah tua bahkan karena
proses panjang yang negara tersebut alami itulah yang membuat negara-negara
seperti Swiss, Portugal, Andorra dan lainnya tersebut menjadi sebuah negara
yang maju dan berdaya saing.
Tetapi HMI bukanlah negara, HMI adalah organisasi yang akan melahirkan
kemajuan untuk negaranya lewat rahim perkaderannya lewat tangan-tangan
kader-kadernya dimasa ini bahkan dimasa-masa mendatang. HMI dengan usia yang
sudah dianggap tua merupakan suatu nilai lebih baginya untuk menarik perhatian
kaum elitis pada umumnya, sebagai organisasi mahasiswa yang dianggap mapan dan mempuni,
Himpunan Mahasiswa Islam tidak menemukan kesulitan dalam menjaring
mahasiswa-mahasiswa Islam untuk berproses bersama di HMI. Namun, kondisi saat seperti
ini membuat HMI terlena yang menyebabkan HMI lebih mementingkan aspek kuantitas
dari pada kualitasnya. Maka pada saat ini, kader-kader HMI banyak yang tidak
sesuai aturan dan bercirikan sebagai layaknya mahasiswa Islam pada umumnya,
mungkin inilah yang dimaksudkan Kanda Agussalim Sitompul dalam bukunya 44 Indikator
Kemunduran HMI yakni salah satunya adalah "HMI dan kader-kader penerus
kurang mampu mengikuti jejak para pendahulunya yang memiliki pandangan
visioner, sebagaimana dilakukan pemrakarsa pendiri HMI Lafran Pane dan para
penerusnya".
Dalam rangka dies natalis HMI ke 71 tahun ini, Para Alumni HMI
khususnya seperti Wakil Presiden RI kanda Jusuf Kalla, beliau berpesan agar HMI
menghidupkan kembali tradisi dan semangat intelektual dikalangan HMI untuk
ummat dan bangsa. kader-kader HMI harus lebih giat dan serius lagi dalam
melaksanakan pembenahan demi perbaikan kedepan agar HMI dapat lebih banyak lagi
mendedikasih kan gagasan dan upaya-upaya kemanusiaannya dalam rangka
memanifestasikan nilai-nilai universal dari ideologi negara Indonesia yakni
Pancasila. Semoga HMI hari ini dan seterusnya dapat tetap menjadi anak kandung
umat dan pengawal keutuhan NKRI. Selamat Bahagia untuk HMI atas Dies Natalis ke
71 tahun ini, semoga HMI semakin terdepan dan berjaya dimasa kini, esok dan
dimasa-masa yang mendatang, rukun berhimpun yakin usaha sampai.[]
Penulis: Muhammad Najib
Ketua
Umum HMI Komisariat Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Sumatera Utara-Medan
Ket.gbr: Penulis (kiri) dan Kakanda Alumni dari Komisariat penulis.
No comments:
Post a Comment