YakusaBlog- Sampai hari ini masih banyak sekali kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) tidak mengetahui mengapa nama Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) berganti nama menjadi
Nilai Identitas Kader. Menurut saya, hal itu disebabkan oleh kurangnya kader-kader HMI melakukan diskusi-diskusi tentang NDP HMI. Jikalau pun itu ada,
hanya sedikit saja yang melakukannya. Bahkan, ada yang terjebak dalam melakukan
pembahasannya. Maksud saya dengan kata terjebak adalah, kader-kader kita
menganggap bahwa NDP itu hanya berbicara tentang yang sifatnya teologis
(ketuhanan) saja.
Saat ini, NDP hanya dijadikan arsip historis belaka. Entah mengapa,
kader-kader HMI merasa “ketakutan” atau “ngeri” saat membahas NDP, sehingga
kader-kader malas melakukan kajian-kajian NDP HMI. kader-kader kita pun lebih
banyak menghabiskan waktu membahas kondisi politik yang tak beradab saat ini. Kader-kader
membaca peta politik dengan bijak, tapi hanya cuapan-cuapan kosong belaka. Memprediksi
tanpa data, bahkan mereka (kader HMI) banyak yang terjun menjadi Tim Sukses
salah satu calon, sungguh ini telah merusak independensi HMI.
Baca juga: Fungsi NDP HMI
Fokus kepada judul di atas, mengapa NDP HMI itu berganti nama menjadi NIK
HMI?
Untuk menjawab satu pertanyaan ini kita banyak jawaban simpang siur dan
sebab mengapa nama NDP HMI berganti nama menjadi NIK HMI. Jika kita mengetahui
apa yang terkandung di dalam NDP itu, dan betapa dahsyatnya NDP itu, kita pun
dapat mengetahuinya betapa takutnya orang-orang atau penguasa-penguasa dzalim
dari dahulu hingga kini kepada
kader-kader HMI. Akan tetapi, kader-kader HMI saat ini tidak menyadari dan
tidak mengetahui itu. Sehingga kader-kader kita pun merasa kecil di depan para
penguasa-penguasa dzalim dari tingkat pusat hingga tinggkat daerah.
Baca juga: Menikmati Secangkir Kopi NDP
Selanjutnya, untuk menjawab pertanyaan di atas, kita terlebih dahulu
mengetahui sejarah pergolakan pergantian azas HMI, dari azas Islam dipaksa
rezim Orde Baru supaya berazaskan Pancasila, yang kita kenal dengan sebutan
Azas Tunggal. Yang mana Pemerintah Orde Baru menerbitkan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1985 Tentang Pancasila sebagai azas setiap organisasi masyarakat yang ada
di Indonesia. Maka pada Kongres HMI yang ke-16 di Padang tahun 1986, azas HMI
pun berganti menjadi azas Pancasila. Sebab pergantian azas ini pulalah yang
mengakibatkan HMI terbagi dua, ada HMI DIPO dan HMI MPO.
Lantas mengapa nama NDP-nya pun diganti menjadi NIK? Apa sebenarnya sebab
pergantian nama itu?
Menurut hasil perbincangan saya dengan Bang Azhari Akmal Tarigan, pembicara
NDP HMI tingkat Nasional, yang masih sempat bertemu dengan Penyusun NDP, Cak
Nur. Bang Akmal memberitahukan kepada saya, bahwa NDP ini sangat ditakuti oleh
Penguasa Negara Indonesia di zaman Orde Baru. Kata “Dasar Perjuangan” ditakuti
karena bernilai sangat revolusioner. Pada masa itu, kata revolusioner sangat
ditakuti oleh Soeharto, akibat keotoriterannya.
Baca juga: Peranan NDP HMI Untuk Melakukan Perubahan
Saya sempat berdebat dengan Bang Akmal, mengapa itu ditakuti, bukankah itu
hanya sekedar nama saja? Ternyata nama itu memberikan semangat juang bagi
kader-kader HMI pada masa itu. Jika kader-kader HMI menjalankan apa yang ada di
dalam NDP itu secara betul-betul, maka kader-kader HMI akan mampu menumbangkan
kedzaliman pemerintah. Kader-kader HMI dapat meruntuhkan sistem kapitalis (kaum
pemodal) yang mendzaliman kaum-kaum miskin (Musthada’fin).
Nah, ini lah yang sekarang yang tidak disadari oleh HMI. NDP HMI hanya
tinggal teks belaka saja. NDP tidak dianggap lagi kedahsyatan dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya. Walau nama NIK diganti lagi menjadi NDP, akan
tetapi ruh dan semangatnyanya tidak lagi dijalankan dan diminati oleh kader-kader
HMI saat ini.
Baca juga: Mengapa NDP HMI Itu Sangat Luar Biasa?
NDP HMI itu juga sangat luar biasa, karena NDP itu disusun oleh Cak Nur
dari firman-firman Allah Swt. dan Hadits Rasulullah Saw. dengan tema-tema
(bab-bab) yang berbeda. Disusun secara universal dan revolusioner. Maka untuk
itulah kader-kader HMI wajib menjadikan ini landasan perjuangan kader-kader HMI
masa kini untuk menentang kedzaliman pemerintahan, baik di pusat hingga daerah.
Menentang dan melawan kedzaliman sistem pemerintahan yang mendzalimin kaum
miskin dan juga melawan sistem kampus yang mendzalimi mahasiswa.[]
Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan
No comments:
Post a Comment