YakusaBlog- Banyak begitu permasalahan di muka bumi ini, mulai dari terjadi masalah
global, ditetapkannya Jerusalem oleh Presiden Amerika sebagai Ibu Kota Israel,
masalah internal negara, seperti isu-isu Pilpres 2019 yang akan datang, sampai
masalah individu yang membuat rohani dan pikiran kita tak dapat bekerja sama
yang menyebabkan depresi yang menekankan jiwa sehingga perasaan menjadi kacau
dan tak merasa ketenangan jiwa.
Permasalahan tersebutlah yang seolah membuat diri kita
menjadi tak berguna, hidup terasa hampa dan pikiran kosong sehingga
naluri-naluri jahat menguasai pikiran dan batin diri. Dalam buku Reza AA Wattimena
berjudul “Tentang Manusia” hal tersebut adalah racun yang dapat membuat diri
manusia melakukan hasrat jahat sehingga racun tersebut harus segera
dihancurkan, ”Jika pikiran kita bisa sejalan dengan kenyataan sebagai ruang hampa
yang besar ini, maka segala racun di dalam pikiran kita bisa dihilangkan”, akan
tetapi saya sedikit menambahkan dari kutipan buku tersebut yaitu kerohanian
agama, artinya pembersian diri dengan metode agama.
Himpunan Mahasiswa Islam pada masa latar belakang
berdirinya organisasi Islam tersebut, Ayahanda Lafran Pane memandang situasi
umat Islam di Internasional dan di Indonesia berkurangnya nilai-nilai keIslaman
umat terkhusus masyarakat Indonesia.
Seyogyanya kader HMI menjadi organisasi Islam terdepan
dari Organisasi Islam lainnya, kenapa tidak, PB HMI mencatat HMI mempunyai 203
Cabang dan banyak komisariat pada tiap-tiap cabang di Nusantara. HMI Cabang
Medan mampu mengkader 1000 lebih Anggota Muda ke Biasa pada satu priode,
kalikan saja dengan 203 Cabang di Nusantara ini, berapa banyak anggota yang
menjadi Kader di HMI.
Akan tetapi bahkan sangat disayangkan nilai-nilai
keIslaman itu sendiri berkurang pada diri HMI itu sendiri, padahal salah tujuan
berdirinya HMI adalah mengembalikan nilai-nilai KeIslaman itu sendiri, maka dari
itulah Nurcholis Madjid mencetus NDP sebagai bahan bacaan kader HMI agar tidak
tertinggal dari Organisasi Komunis pada saat itu.
Harus kita akui, NDP sendiri sekarang sudah jarang
menjadi buku saku kader HMI, jadi apa buku saku kader HMI milenial sekarang?
HMI memiliki banyak sekali anggota, tetapi hanya sedikit
yang dapat dikatakan Kader. Selebihnya hanya Kader Jalang seperti puisi Chairul
Anwar yaitu “Aku Ini Binatang Jalang” yang artinya adalah tidak bergunua. Kader
Jalang itu sendiri dapat dilihat dari anggota HMI yang tidak sadar arti tujuan
HMI itu sendiri yang menginginkan tercapainya masyarakat cita yang telah lama
di idam-idamkan.
Kader Jalang itu sendiri anggota HMI yang enggan aktif
dalam setiap kegiatan HMI di struktur Komisariat maupun Cabang. Dari memudarnya
kegiatan-kegiatan Intelektual HMI yang menjadi literatur HMI itu sendiri yang
menyebabkan kemunduran HMI pada masa sekarang. Mungkin dapat kita lihat HMI
terbelakang dari Organisasi KeIslaman lainnya. Itu lah yang sangat disayangkan
di Jiwa HMI dan Kader HMI itu sendiri.
Penulis: Muhammad Muqaffa, Instruktur Muda HMI Cabang Medan
ket.gbr: https://www.deviantart.com
No comments:
Post a Comment