YakusaBlog- Mengamati
situasi pergerakan global yang semakin menunjukan eksistensinya dalam sebuah
transisi politik negara-negara maju, membuat pengaruh yang cukup signipan bagi
kehidupan masyarakat global. Berbagai macam
problemmatika yang saat ini sedang melanda kehidupan umat manusia di muka bumi
ini, di mana masih
rawannya konflik, baik dalam bidang kriminalitas yang
diakibatkan oleh kegagalan akan mencapai kualitatifisme ekonomi, pengaruh sumber daya alam yang
semakin menajadi sorotan mata dunia , dan rapuhnya kesadaran menjaga
bagaimana bumi ini bisa terus berjalan sesuai koridor dan
tujuan diciptakannya dunia ini bagi alam semesta umat manusia dan makhluk
lainnya.
Pengaruh keserakahan
manusia yang tak pernah berkesudahan bagaimana memikirkan nasib dunia ini yang
semakin penuh fenomena dan
tanda tanya, tanah air Palestina yang dari tahun ke tahun semakin menjadi bahan gaeapan zionis Israel yang tidak
memiliki ketahuan diri bahwa seharusnya mereka menyerahkan tanah yang telah
menjadi penduduk pribumi Palestina
untuk dijadikan tempat hidup yang layak bagi manusi-manusia yang tiada berdosa
lebih-lebih umat Islam yang ada di tanah Palestina.
Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB)
yang seharusnya mengambil langkah strategis bagaimana melindungi segenap
bangsa yang selalu saja dijajah bukan malah menurusi bagaimana mereka bisa
merauf keuntungan dari konfilik-konflik yang terjadi antar negara, diakui
memang bahwa semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, tak bisa
dinaifkan oleh kita sebagai manusia generasi milenium yang menjadi persyataran besar
mampukah kita mengendelakikan
perkembangan yang begitu pesatnya kemajuan teknologi informasi atau kita
akan semakin dibodohi oleh ilmu pengetahuan yang dimana lebih banyak didominasi
oleh pemikiran-pemikiran Barat dalam
dunia informasi dan teknologi.
Indonesia
dimana? Indonesia ini telah menghadapi masalah yang cukup signipikan yakni krisis jati diri
dan keperibadian bangsa seakan tergadaikan hanya karena kepentingan
ekonomi kapitalisme dan demokrasi liberalisme yang tiada berkeadilan dan hanya
akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintah yang
seharusnya menjadi tali pusar dalam persoalan yang tejadi atau yang menimpa bangsa
ini kini telah dikenakan dengan persoalan-persoalan yang tidak jauh dari
bagaimana memperkaya dirinya sebagai pejabat dan menggerogoti hak-hak rakyat
sampai mereka lesu karena rakyat Indonesia yang semakin kurang mengambil perannya dalam kehidupan
berbangsa dan benegara, dimana Indonesia yang katanya kaya akan sumber daya alamnya
yang itu hampir sebagaian persennya
dikuasasi oleh asing-asing atau investor yang hanya akan memperkaya yang
memiliki modal dan mempermiskin rakyat yang miskin.
Kemajuan
teknologi dan informasi yang semkain tak terkendali membuat masyakat jauh dari
nilai-nilai moral, estetika, dan dialektika yang produktif, semua berfikiran
instan tak mau menuntut lagi untuk belajar bagaimana dahulu masyarakat yang
masih jauh dari informasi dan teknolgi, manusia kini adalah manusia HOAX yang lebih banyak mengekspresikan
gagasannya dalam media masa tanpa ada aktualisasi yang nyata dilapangan,
seakan dunia ini telah menjadi dunia yakni dunia nyata dan dunia maya, yang
jika kita telaah lebih dalam bahwa mansuia kini adalah manusia yang lebih
nyaman hidup di dunia maya atau hayalan yang itu semakin
menggusur kita pada pembodohan masal.
Coba kita telaah
lagi siapakah pencipta media massa seperti fecebook,
google, twiter, instagram
dan media massa lainnya yang itu jika
ditelaah lebih ekstrim semuanya hanya untuk menguras waktu kita. Pejabat bekerja
sedikit-edkit buka media online dan tak kala dimatai lagi mayoritas hanya
pencitraan dan melupakan kewajibannya bagaimana mengulas gagasan-gagasan untuk
menjadi sebuah solusi bagi kemaslahatan
kehidupan masyarakat khususnya masyarakat kelas bahwah yakni rakyat
miskin nan lagi jelata.
Indonesia
yang telah mengangkat falsafah hidupnya, ideloginya
Pancasila tak lagi menjadi landasan pemerintah dalam mengelola dan menjalankan
roda pemerintahan, kini pemerintan telah menjauhkan rakyatnya dari negara, dan
mejauhkan negara dari rakyatnya jiwa nasionalisme kini telah menjadi mitos yang
itu diakibatkan oleh tangan-tangan pejabat negara yang tidak bertanggungjawab,
ketika ada rakyat yang memikirkan nasib negara dan melawan pemerintahanan yang
serakah ia anggap sebuah perlawanan kepada negara dan
dianggap makar, dan tidak segan-segan dilucuti idealismenya dalam
berpartisipasi bagi kemajuan bangsa
dan negara, seakan pemerintah nasional sudah tahu semua yang meraka lakukan adalah
sebuah kebenaran yang tak bisa dibantah, dan lagi ditambah dengan persoalan
politik yang tidak stabil yang itu semua gerakan politik negara hanya
mengangkat tema-tema yang tidak produktif dan lebih banyak menguras energi
tenaga dan fikiran.
Himpunan
Mahasiswa Islam yang berdiri setelah dua tahun kemerdekaan Republik Indonesia
telah meletakkan dua tujuanya dalam
berdiri yakni mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dan mempertinggi
derajat bangsa Indonesia, Menyebarkan ajaran/syiar Islam
Semangat dua
tujuan tersebut harus dilaksanakan dan diimplementasikan dalam diri setiap
kadernya yang itu harus berkesinambungan dengan idelogi atau khittah perjuangan
Nilai-Nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (NDP
HMI), yang itu NDP adalah sebuah sistem nilai yang harus dijadikan
perilaku dalam diri setiap kadernya yang harus berlandaskan pada apa tujuannya
dibuat sebuah NDP yakni manifestasi dari kesimpulan
perjalanan Nurcholis Madjid atau yang biasa disapa Caknur.
Sebuah
tantangan yang harus dijawab oleh HMI adalah bagaimana dalam momentum 2018
sebagai tahun perhelatan Kongres bisa merubah HMI kearah yang lebih baik, jaun
dari intrik politik pragmatis dan lebih berafiliasi dan berkomitmen pada
gagasan besar bagaimana HMI kembali kepada ruh perjuangannya yakni Nilai-Nilai
Dasar Perjuangan dan terus memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia
dan menjadi sebuah gerbong intelektual muda dunia yang mampu memetakan
nilai-nilai Islam menjadi sebuah ideologi
besar yang terterima dalam masyarakat dunia dan internasional dan semua itu
butuh kemandirian organisasi dan bagaimana HMI menjadi wadah bagi kemajuan
kemasalahatan umat dan bangsa Indonesia dan menuju kejayaa Islam yang digagas oleh kader-kader HMI dan juga diaktualisasikan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
NDP harus
menjadi napas dan terus disosialisasikan kepada masyarakat dunia internasional
agar HMI dapat mencapai tujuan besarnya yakni diterima oleh masyarakat dunia
dan menjadi ruang terbuka luas bagi kepemudaan Indonesia dalam mencapai misi
umat dan bangsa terkuatkan pada independensi HMI yang itu adalah hanya tunduk
pada kebenaran (hanief).[]
Penulis: Santo Ali
Sekretaris Umum HMI Cabang Pohuwato Periode 2017-2018
Ket.gbr: net/ilustrasi
No comments:
Post a Comment