Manifestasi Inkoreksi HMI Untuk Negeri - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Tuesday, 2 January 2018

Manifestasi Inkoreksi HMI Untuk Negeri


YakusaBlog- Mengamati situasi pergerakan global yang semakin menunjukan eksistensinya dalam sebuah transisi politik negara-negara maju, membuat pengaruh yang cukup signipan bagi kehidupan masyarakat global. Berbagai macam problemmatika yang saat ini sedang melanda kehidupan umat manusia di muka bumi ini, di mana masih rawannya konflik, baik dalam bidang kriminalitas yang diakibatkan oleh kegagalan akan mencapai kualitatifisme  ekonomi, pengaruh sumber daya alam yang semakin menajadi sorotan mata dunia , dan rapuhnya kesadaran menjaga bagaimana bumi ini bisa terus berjalan sesuai koridor dan tujuan diciptakannya dunia ini bagi alam semesta umat manusia dan makhluk lainnya.
Pengaruh keserakahan manusia yang tak pernah berkesudahan bagaimana memikirkan nasib dunia ini yang semakin penuh fenomena dan tanda tanya, tanah air Palestina yang dari tahun ke tahun  semakin menjadi bahan gaeapan zionis Israel yang tidak memiliki ketahuan diri bahwa seharusnya mereka menyerahkan tanah yang telah menjadi penduduk pribumi Palestina untuk dijadikan tempat hidup yang layak bagi manusi-manusia yang tiada berdosa lebih-lebih umat Islam yang ada di tanah Palestina.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang seharusnya mengambil langkah strategis bagaimana melindungi segenap bangsa yang selalu saja dijajah bukan malah menurusi bagaimana mereka bisa merauf keuntungan dari konfilik-konflik yang terjadi antar negara, diakui memang bahwa semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, tak bisa dinaifkan oleh kita sebagai manusia generasi milenium yang menjadi persyataran besar mampukah kita mengendelakikan  perkembangan yang begitu pesatnya kemajuan teknologi informasi atau kita akan semakin dibodohi oleh ilmu pengetahuan yang dimana lebih banyak didominasi oleh pemikiran-pemikiran Barat dalam dunia informasi dan teknologi.
Indonesia dimana? Indonesia ini telah menghadapi masalah yang cukup signipikan yakni krisis jati diri dan keperibadian bangsa seakan tergadaikan hanya karena kepentingan ekonomi kapitalisme dan demokrasi liberalisme yang tiada berkeadilan dan hanya akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintah yang seharusnya menjadi tali pusar dalam persoalan yang tejadi atau yang menimpa bangsa ini kini telah dikenakan dengan persoalan-persoalan yang tidak jauh dari bagaimana memperkaya dirinya sebagai pejabat dan menggerogoti hak-hak rakyat sampai mereka lesu karena rakyat Indonesia yang semakin  kurang mengambil perannya dalam kehidupan berbangsa dan benegara, dimana Indonesia yang katanya kaya akan sumber daya alamnya yang itu hampir sebagaian persennya dikuasasi oleh asing-asing atau investor yang hanya akan memperkaya yang memiliki modal dan mempermiskin rakyat yang miskin.
Kemajuan teknologi dan informasi yang semkain tak terkendali membuat masyakat jauh dari nilai-nilai moral, estetika, dan dialektika yang produktif, semua berfikiran instan tak mau menuntut lagi untuk belajar bagaimana dahulu masyarakat yang masih jauh dari informasi dan teknolgi, manusia kini adalah manusia HOAX yang lebih banyak mengekspresikan gagasannya dalam media masa tanpa ada aktualisasi yang nyata dilapangan, seakan dunia ini telah menjadi dunia yakni dunia nyata dan dunia maya, yang jika kita telaah lebih dalam bahwa mansuia kini adalah manusia yang lebih nyaman hidup di dunia maya atau hayalan yang itu semakin menggusur kita pada pembodohan  masal.
Coba kita telaah lagi siapakah pencipta media massa seperti fecebook, google, twiter, instagram dan  media massa lainnya yang itu jika ditelaah lebih ekstrim semuanya hanya untuk menguras waktu kita. Pejabat bekerja sedikit-edkit buka media online dan tak kala dimatai lagi mayoritas hanya pencitraan dan melupakan kewajibannya bagaimana mengulas gagasan-gagasan untuk menjadi sebuah solusi bagi kemaslahatan kehidupan masyarakat khususnya masyarakat kelas bahwah yakni rakyat miskin nan lagi jelata.
Indonesia yang telah mengangkat falsafah hidupnya, ideloginya Pancasila tak lagi menjadi landasan pemerintah dalam mengelola dan menjalankan roda pemerintahan, kini pemerintan telah menjauhkan rakyatnya dari negara, dan mejauhkan negara dari rakyatnya jiwa nasionalisme kini telah menjadi mitos yang itu diakibatkan oleh tangan-tangan pejabat negara yang tidak bertanggungjawab, ketika ada rakyat yang memikirkan nasib negara dan melawan pemerintahanan yang serakah ia anggap sebuah perlawanan kepada negara dan dianggap makar, dan tidak segan-segan dilucuti idealismenya dalam berpartisipasi bagi kemajuan bangsa dan negara, seakan pemerintah nasional sudah tahu semua yang meraka lakukan adalah sebuah kebenaran yang tak bisa dibantah, dan lagi ditambah dengan persoalan politik yang tidak stabil yang itu semua gerakan politik negara hanya mengangkat tema-tema yang tidak produktif dan lebih banyak menguras energi tenaga dan fikiran.
Himpunan Mahasiswa Islam yang berdiri setelah dua tahun kemerdekaan Republik Indonesia telah meletakkan dua tujuanya  dalam berdiri yakni mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dan mempertinggi derajat bangsa Indonesia, Menyebarkan ajaran/syiar Islam
Semangat dua tujuan tersebut harus dilaksanakan dan diimplementasikan dalam diri setiap kadernya yang itu harus berkesinambungan dengan idelogi atau khittah perjuangan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (NDP HMI), yang itu NDP adalah sebuah sistem nilai yang harus dijadikan perilaku dalam diri setiap kadernya yang harus berlandaskan pada apa tujuannya dibuat sebuah NDP yakni manifestasi dari kesimpulan perjalanan Nurcholis Madjid atau yang biasa disapa Caknur.
Sebuah tantangan yang harus dijawab oleh HMI adalah bagaimana dalam momentum 2018 sebagai tahun perhelatan Kongres bisa merubah HMI kearah yang lebih baik, jaun dari intrik politik pragmatis dan lebih berafiliasi dan berkomitmen pada gagasan besar bagaimana HMI kembali kepada ruh perjuangannya yakni Nilai-Nilai Dasar Perjuangan dan terus memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia dan menjadi sebuah gerbong intelektual muda dunia yang mampu memetakan nilai-nilai Islam  menjadi sebuah ideologi besar yang terterima dalam masyarakat dunia dan internasional dan semua itu butuh kemandirian organisasi dan bagaimana HMI menjadi wadah bagi kemajuan kemasalahatan umat dan bangsa Indonesia dan menuju kejayaa  Islam yang digagas oleh kader-kader HMI dan juga diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
NDP harus menjadi napas dan terus disosialisasikan kepada masyarakat dunia internasional agar HMI dapat mencapai tujuan besarnya yakni diterima oleh masyarakat dunia dan menjadi ruang terbuka luas bagi kepemudaan Indonesia dalam mencapai misi umat dan bangsa terkuatkan pada independensi HMI yang itu adalah hanya tunduk pada kebenaran (hanief).[]

Penulis: Santo Ali

Sekretaris Umum HMI Cabang Pohuwato Periode 2017-2018

Ket.gbr: net/ilustrasi

No comments:

Post a Comment