YakusaBlog- Sebenarnya saya tidak berniat menuliskan hal ini bahkan mempublisnya. Akan tetapi,
melihat keadaan yang meresahkan akal pikiran saya, mungkin juga para
kader-kader HMI lainnya, bahkan alumni-alumni HMI Cabang Medan, dengan terpaksa
saya harus menuliskannya dan mempublikasikannya.
Tulisan ini memang seperti menampar air disungai, atau seperti meludah ke
atas. Akan tetapi, hendaknya tulisan ini tidak disalah-maksudkan. Maksud saya
atas tulisan ini adalah untuk membuka hati dan pikiran kita. Ya, lebihnya, terus
terang saja, supaya seluruh warga Insan Cita (Kader HMI dan Alumni HMI) kiranya
tergerak untuk memperhatikan dan bergerak memperbaiki HMI Cabang Medan saat
ini. Baik memperbaiki secara struktural maupun kulturalnya.
Kiranya juga tulisan ini tidak dianggap sebagai propaganda, tapi dianggap
suatu opini informasi yang bersifat otokritik-konstruktif untuk HMI Cabang
Medan saat ini dan yang akan datang. Sependapat atau tidak sependapat kembali
kepada pembaca.
Di saat berdirnya gedung indah, Sekretariat HMI Cabang Medan, ada beberapa masalah urgent di HMI Cabang Medan saat ini, yang ditutup-tupi padahal perlu harus kita ketahui dan dicari solusi bagaimana memperbaikinya. Baik itu dalam masalah strukturalnya maupun kulturalnya.
Di saat berdirnya gedung indah, Sekretariat HMI Cabang Medan, ada beberapa masalah urgent di HMI Cabang Medan saat ini, yang ditutup-tupi padahal perlu harus kita ketahui dan dicari solusi bagaimana memperbaikinya. Baik itu dalam masalah strukturalnya maupun kulturalnya.
Baik, saya akan mulai dari dari kondisi struktural HMI Cabang Medan. Jika memang
apa yang salah tuliskan tidak tepat, kiranya dapat diklarifikasi oleh para
stakholder HMI Cabang Medan saat ini.
Sejak pelantikan Pengurus HMI Cabang Medan Periode 2017-2018 (terlepas konflik Konferensinya),
Kamis, 21 September 2017. ada sesuatu yang menyalahi Konstitusi HMI yang
dianggap biasa-biasa saja. Pertama,
pengurus masih banyak yang tidak memenuhi syarat konstitusional sebagai
pengurus. Seperti banyaknya pengurus yang belum LK II (Intermediate Training), bahkan pengurus tersebut ditempat di
jajaran presidium. Kedua, ada
beberapa pengurus yang waktu dilantik masih menjabat sebagai pengurus
Komisariat. Dan masalah lainnya, yang dianggap biasa-biasa saja.
Mengapa itu terjadi, ah...mungkin semua pada mengetahui jawabannya. Silahkan
menganalisanya sendiri. Sehingga, saya pun memprediksikannya bahwa HMI Cabang
Medan, di mana gedungnya yang mewah, akan r###k dari dalamnya sendiri. Saya pun
ingat suatu firman, “Manusia tidaklah
mendapatkan sesuatu kecuali yang dia perbuat, dan bahwa hasil perbuatannya itu
akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan dibahas dengan balasan yang
setimpal.” (QS. Al-Najm:39)
Selanjutnya, dalam segi kulturalnya. Sampai hari ini, semenjak dilantiknya
pengurus HMI Cabang Medan, saya belum ada melihat adanya kegiatan-kegiatan yang
mencerminkan budaya intelektual selain daripada kegiatan-kegiatan normatif yang
harus dilakukan. Itu pun LK I (Basic
Training) baru satu kali dilakukan. Aksi-aksi yang dilakukan di jalan pun
masih sebatas pengikut, reaksioner dan atau Pantang Tak Top (PTT), bahkan terkesan politis. What
happened?
Baca juga: Pertarungan Tolol Kader-Kader HMI Saat Ini
Baca juga: Pertarungan Tolol Kader-Kader HMI Saat Ini
“Tapi LK II (Intermediate Training)
sudah dilakukan?” Ah, sepertinya perlu untuk dievaluasi bagaimana proses LK II
tersebut mulai dari awal hingga akhir. Perlu untuk diketahui apa yang
sebenarnya terjadi di dalamnya, mulai dari pra-forum hingga pasca. Sepertinya tak
etis dibicarakan dalam tulisan singkat ini. Tapi ada satu pertanyaan yang harus
dijawab pengrus cabang baik sekarang yang menjabat di lembaga otonom yang
menaungi perkaderan atau pelatihan. Mengapa ada beberapa orang instruktur yang
aktif, dan bahkan ikut mengelola LK II tingkat nasional pada periode
kepengurusan Ketua Umum Mustafa Habib, tidak dilibatkan dalam kepengelolan LK
II?
“Tapi HMI Cabang Medan mau melakukan SC (Senior Course)?” Ya, dengar-dengar sih begitu. Kemarin malam telah diputuskan dalam rapat harian. Bolehkan
kita bertanya, Why it’s do? Apakah HMI
Cabang Medan saat ini kekurangan instruktur sehingga harus dibuat SC? Ah...sepertinya
tidak. Lebih dari 10 orang saat ini instruktur HMI Cabang Medan, dalam tahap ngamat, magang, job dan co (tingkatan-tingkatan instruktur di
HMI Cabang Medan). Dan juga, lebih dari 5 orang instruktur dengan status Instruktur Penuh, yang bisa jadi MoT
dalam LK I dan LK II.
Jadi mengapa harus melakukan SC? Sedangkan LK I sampai hari ini baru satu
kali dilakukan. Apakah ada hubungannya dengan Musyawarah Lembaga (Muslem) Badan
Pengelola Latihan (BPL), untuk memenangkan salah satu calon yang diinginkan? Allahua’lam.
Atau ingin menggagalkan saya, yang dengar-dengar (kata orang sih) calon terkuat? Tak perlu buat SC kalau begitu, jika
pun saya naik, dan ada naik dari teman insruktur yang lain, tak perlu voting,
kita musyawarah saja dan silahkan menjadi Ketua Umum BPL. Nah, apa sebetulnya
tujuan SC itu dilakukan, apakah untuk memperbanyak suara politis ketika Muslem
BPL nanti, atau memang melahirkan instruktur-instruktur HMI yang berkualitas. Ah...mungkin
ini masih duga-duga, dan bisa jadi benar.
Oh iya perlu juga diketahui, awalnya, sesuai informasi yang diberitahukan
oleh Sekum BPL HMI yang masih menjabat saat ini, lewat akun fb-nya, bahwasanya Muslem BPL di adakan
pada hari Sabtu-Mingu, 16-17 Desember 2017. Dan ternyata informasi terakhirnya,
setelah rapat harian Pengurus Cabang, Muslem di tunda, dan baru diadakan
setelah SC nanti. Mungkin ada satu catatan bagi BPL, jika BPL yang notabenenya
seorang instruktur bisa diintervensi dan dipolitisasi, bagaimana perkaderan HMI
Cabang Medan ke depannya. Bukankah BPL HMI/Instruktur itu sebagai benteng pertahanan terakhir HMI?
Baca juga: BPL HMI Sebagai Benteng Pertahanan HMI
Baca juga: BPL HMI Sebagai Benteng Pertahanan HMI
Demikianlah potret HMI Cabang Medan saat ini. Sangat banyak lagi masalah-masalah urgent
di HMI Cabang Medan saat ini. Kiranya seluruh warga HMI Cabang Medan
(Kader-kader HMI dan Alumni-Alumni HMI), memperhatikan masalah-masalah ini. Kiranya
kita semua membuka mata atas r###knya HMI Cabang Medan. Jika kooptasi dan politisasi
ini terus dibiarkan, maka saya turut berduka atas r###knya HMI Cabang Medan.[]
Penulis: Ibnu Arsib
Instruktur HMI Cabang Medan
Ket.gbr: Gedung baru sekretariat HMI Cabang Medan
No comments:
Post a Comment