YakusaBlog- Belum hilang rasanya duka warga insan cita (HMI dan KAHMI) dan bangsa
Indonesia atas meninggalkan Djohan Effendi, pagi tadi terdengar berita bahwa
tokoh bangsa sekaligus tokoh organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) dan
Himpunan Mahasiswa Islam, Andi Mapetahang Fatwa (akrab disapa AM. Fatwa) telah “berpulang”
menemui Sang Penciptanya, Allah Swt. di Jakarta, 14 Desember 2017, dengan usia
78 tahun.
Tokoh kelahiran 12 Februari 1939, Bone, Sulawesi Selatan, ini tokoh yang kerap mengkritisi rezim pemerintahan di Orde Lama (Orla) dan Orde Baru (Orba). Akibat keberaniannya mengkritisi kedua rezim, baik itu lewat tulisan-tulisannya dan khutbah-khutbah politiknya, ia sering mendapat teror hingga tindak kekerasan secara langsung oleh orang-orang yang tidak dikenal.
Tokoh kelahiran 12 Februari 1939, Bone, Sulawesi Selatan, ini tokoh yang kerap mengkritisi rezim pemerintahan di Orde Lama (Orla) dan Orde Baru (Orba). Akibat keberaniannya mengkritisi kedua rezim, baik itu lewat tulisan-tulisannya dan khutbah-khutbah politiknya, ia sering mendapat teror hingga tindak kekerasan secara langsung oleh orang-orang yang tidak dikenal.
Keluar masuk rumah sakit dan penjara sudah menjadi biasa baginya, dan ancaman itu tidak pernah memudarkan
semangatnya untuk terus melawan ketidak-adilan dan kesewenang-wenangan
pemerintah. Ia pernah di vonis penjara selama 18 tahun. Penjara dijalaninya
selama 9 tahun, kemudian tahanan luar, dan mendapat amnesti karena kasus
Lembaran Putih Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984.
AM Fatwa mengenyam pendidikan tinggi di IAIN Jakarta Fak. Dakwah (1960-1965
minus ujian akhir), merangkap Fak. Publisistik Univ. Ibnu Chaldun Jakarta
(1960-1964), melanjutkan ke UNTAG Surabaya Fak. Ketatanegaraan &
Ketataniagaan (1968-1970) ujian akhir S1 UNTAG Jakarta (1970). Selain aktif di
intra-universiter sebagai Ketua Senat dan Anggota Dewan Mahasiswa IAIN, ia juga
memelopori terbentuknya HMI Komisariat IAIN dan Cabang Ciputat.
Ia juga aktif dari awal terbentuknya Keluarga Besar PII sebagai Penasihat dan
kini Dewan Kehormatan. Demikian juga di KAHMI, ia pernah jadi Wakil Ketua di
awal terbentuknya, kemudian Dewan Penasihat. Belakangan juga ICMI, terakhir
sebagai Dewan Kehormatan.
Meski berstatus narapidana bebas bersyarat pada tahun 1993, yang mestinya
secara formal baru bebas tahun 2002, atas izin Presiden Soeharto, Menteri Agama
Tarmizi Taher menjadikannya Staf Khusus, dan berlanjut pada Menteri Agama
Quraish Shihab.
Mantan Sekretaris Kelompok Kerja Petisi 50 itu bersama eksponen bangsa
lainnya menggulirkan gerakan reformasi, hingga Presiden Soeharto mengundurkan
diri pada tanggal 21 Mei 1998.
AM Fatwa adalah salah seorang deklarator berdirinya Partai Amanat Nasional,
lalu menjadi Ketua DPP PAN (1998-2005), Wakil Ketua MPP PAN, dan Dewan
Kehormatan PAN (2015-2020).
Dalam Pemilu 1999, AM Fatwa terpilih menjadi Anggota DPR RI dari PAN. Ia
lalu menjabat Wakil ketua DPR RI (1999-2004). Dalam Pemilu 2004, ia terpilih
untuk kedua kalinya dari PAN, dan menjadi Wakil Ketua MPR RI (2004-2009). Pada
Pemilu 2009 dan 2014, AM Fatwa memutuskan maju sebagai calon perorangan dan
terpilih menjadi Anggota DPD RI, Senator dari DKI Jakarta. (wikipedia)
Oesman Sapt, Ketua DPD RI saat ini berkata: “AM Fatwa adalah seorang tokoh
yang benar-benar tulus dan ikhlas, pemberani. Dia adalah seorang petarung.
Kalah sudah dia mengambil keputusan, dia tidak bergerak sedikit pun.”
(http://nasional.kompas.com/)
Selanjutnya Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, mengenang: “Beliau adalah
seorang pejuang tangguh sejak masa mudanya. tiap berdiskusi, beliau selalu bawa
agenda tertulis dan selalu tuntas. Setiap mengobrol dengannya selalu terasa gelora
semangat juang yang tinggi. Usia raganya adalah 78 tahun, tapi semangatnya tak
pernah menua. Pak Fatwa selalu bersemangat muda hingga akhir hayatnya.”
Selamat jalan AM Fatwa, perjuangan dan jasa-jasamu takkan terlupakan. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, dan menerima amal ibadahmu, dan memasukkanmu ke dalam surga-Nya. Semoga di Indonesia ini, akan lahir generasi-generasi penerusmu.[]
Selamat jalan AM Fatwa, perjuangan dan jasa-jasamu takkan terlupakan. Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, dan menerima amal ibadahmu, dan memasukkanmu ke dalam surga-Nya. Semoga di Indonesia ini, akan lahir generasi-generasi penerusmu.[]
Ket.gbr: AM Fatwa ketika masih dipenjara
No comments:
Post a Comment