Parpol Paham Keinginan Rakyat, Cius...??? - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday, 24 December 2017

Parpol Paham Keinginan Rakyat, Cius...???


YakusaBlog- “Parpol Paham Keinginan Rakyat” demikian judul tulisan (berita) dalam kabar Waspada, yang terbit pada sabtu, 23 Desember 2017. Benarkah partai-partai politik (parpol) paham apa yang menjadi keinginan rakyat? Dalam bahasa kids zaman now, cius...parpol-parpol yang ada di Indonesia saat ini paham apa yang menjadi keinginan rakyat?
Belajar dari pengalaman yang lalu, parpol hanya banyak menebar janji-janji palsu yang dibalut dengan retorika manis. Berkampanye di mana-mana, menyewa artis hingga ustadz, banyak dilakukan oleh parpol dengan tujuan merayu rakyat. Gombalan-gombalan busuk dibalut dengan kain-kain yang diberi parfum. Berjanji memperjuangkan hak-hak rakyat, tooh...pedagang-pedagang kaki lima digusur juga, sedangkan tempat-tempat maksiat kelas kakap dibiarkan terus bebas.
Di era politik transaksional di Indonesia sekarang, betulkah parpol paham akan kegiatan rakyat? Pertanyaannya, rakyat yang mana, rakyat yang menjadi mafia, pengusaha bejat atau rakyat biasa? Cukupkah hanya paham saja apa yang menjadi keinginan rakyat tanpa ada perbuatan yang nayata?
Jika parpol-parpol yang saat ini di Indonesia paham dan peduli pada rakyat biasa, mengapa orang-orang yang duduk di parlemen (DPR dan DPRD) terpecah-pecah? Tapi katanya perjuangannya untuk kepentingan rakyat, ya...seharusnya mereka bersatu. Bahkan mayoritas parpol-parpol yang ada kader-kadernya atau anggota parlemen dari parpol melakukan praktik korupsi.
Kebutuhan dan keinginan rakyat, baik materil dan non-materil sudahkah diperjuangkan parpol? Atau parpol hanya memperjuangkan kepentingan anggota-anggota dan para bankir-bankir yang memberi modal untuk kampanye-kampanye.
Adakah hari ini parpol yang betul-betul memperjuangkan hak-hak rakyat yang tergusur, peduli kepada petani, buruh, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan aspek-aspek kehidupan lainnya? Parpol di Indonesia saat ini hanya pandai merayu rakyat supaya mendapatkan dukungan ketika pemilihan umum (pemilu). Setelah selesai, What happened?
Orang-orang yang ada di partai politik masih sibuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya, sehingga korupsinyapun merajalela. Parpol yang ada saat ini semunya bunglon, haus akan uang dan kekuasaan. Anggota-anggota parpol yang duduk di parlemen dan di eksekutif tidak membuat tidak membuat peraturan yang menguntungkan rakyat, mulai dari pusat dan di daerah. Suatu regulasi hukum mayoritas menguntungkan para pejabat dan parpol.

Baca juga: Politisi Tanpa Visi Ujung-Ujungnya KKN
Golkar, Demokrat, Gerindra, PPP, PKS, PAN, Hanura, Nasdem dan parpol yang lainnya, semuanya tidak jelas arah perjuangannya. Hari ini mereka mengkampanyekan “ini” yang mereka lakukan “k” (korupsi). Di Pusat ada dua kelompok gabungan parpol yang saling menghujat dan saling bertentangan. Apakah itu persaingan yang serius atau hanya kamuflase politik, kita pasti mengetahuinya. Kalau kita melihat ke daerah, parpol-parpol tersebut berteman asal kepentingannya sama-sama di dapatkan. Hal tersebut merupakan potret parpol di Indonesia saat ini.
Yang dilakukan parpol adalah manipulasi dan sandiwara yang dibalut retorika akan kepedulian pada rakyat miskin atau rakyat biasa. Hari ini, parpol tidak jelas apa yang menjadi identitas dan visi perjuangannya. Mereka mengajak rakyat menguatkan persatuan dan kesatuan, tapi mereka mempertontonkan perpecahan. Sandiwara mereka juga dilapisi Pancasila. Sungguh sangat susah saat ini mendapatkan parpol seperti Masyumi, PNI, dan PKI.
Jika memang parpol paham akan kebutuhan atau keinginan rakyat, parpol tersebut harus terus bersama rakyat dalam keadaan suka dan duka. Memperjuangkan hak-hak rakyat. Tidak korupsi, tidak politik transaksional, dan tidak money politics. Jika tidak demikian, sebagai rakyat, kita harus membuang parpol-parpol yang ada saat ini ke tong sampah, atau kita buang ke dalam kloset.
Sebagai rakyat, kita jangan mudah terpengaruh oleh janji-janji manis yang di dalamnya busuk dan bau. Jangan mudah terutang budi dengan sembako-sembako yang dibagikan menjelang pemilu. Mereka (parpol-parpol) mengeluarkan banyak uang, pastinya mereka akan menariknya lagi. Dengan cara apa mereka mengembalikannya, ya...tentunya dengan cara korupsi dan bagi-bagi proyek di sana-sini.
Sebagai rakyat kita harus cermat dan cerdas. Harus pintar dalam melihat dan membaca perjuangan parpol. Apakah mereka hanya menarik dukungan, setelah mendapat dukungan kemudian melupakan kita. Bagi saya, parpol-parpol yang ada saat ini di Indonesia adalah lorong-lorong neraka. Karena dia (parpol) di isi oleh kaum-kaum munafik, penipu, koruptor, pejudi, pemorkosa rakyat dan penghianat cita-cita negara yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945,[]

Penulis: Ibnu Arsib                                      

Mahasiswa Fakultas Hukum UISU Medan

Sumber gbr: https://news.okezone.com/

No comments:

Post a Comment