NDP HMI vs LML - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Wednesday 20 December 2017

NDP HMI vs LML


YakusaBlog- Sebelum penulis membahas apa maksud daripada judul tulisan ini, terlebih dahulu saya mengapresiasi tulisan dari saudara saya Muhammad Mualimin, dimana dia juga sebagai Instruktur HMI di Jakarta yang sangat produktif dalam dunia tulis menulis, bagian daripada budaya HMI yang sudah mulai tertinggal oleh berbagai faktor.
Dalam tulisannya Detik-Detik Kematian HMI yang terbit di media kritis qureta.com pada akhir November 2017, yang kemudian aku tanggapi dengan tulisan pula dengan judul Detik-Detik Kematian HMI, Benarkah? Yang terbit di media Yakusa Blog. Saudara Muhammad Mualimin pun menanggapi balik secara singkat di dalam tulisannya Postmodernisme, Galian Kubur NDP? yang diterbitkan media qureta.com juga, pada 19 Desember 2017. Tulisan itu pun mengingatkan pada tulisanku berjudul Menikmati Secangkir Kopi NDP yang terbit di Yakusa Blog dan blog pribadiku (https://kolomibnuarsib.blogspot.co.id).
Demikianlah pula yang harus kita bangun di HMI. Jika boleh meminjam perkataan saudara saya tersebut, walau berbeda pendapat, dan sekeras apapun reaksi dan argumentasi, asal tidak kekerasan fisik, hal itu sah-sah saja bagi kader HMI. Kader HMI sudah terbiasa berdialektika dan kebal atas perbedaan pendapat.
Tapi entah mengapa sudaraku Muhammad Mualimin, akhir-akhir ini kader-kader HMI tidak seperti yang kau katakan. Kader-kader kita sudah malas berdialektika dalam kajian keilmuan, apalagi kader-kader HMI saat ini menganggap bahwa perbedaan pendapat bagian daripada perpecahan. Bahkan ada yang tak suka berargumentasi baik dalam lisan maupun tulisan. Jarang sekali aku membaca tulisan-tulisan kritis dan membangun dari rekan-rekan kita sebagai Instruktur HMI, kecuali tulisan-tulisanmu. Apakah karena aku tidak mempunyai smart phone (aplikasi WA) atau belum Kids Zaman Now, aku pun tak tahu.
Di rumah kita sendiri (HMI) saat ini, sangat susah kita menemukan generasi-generasi penulis seperti Cak Nur, Endang Saifuddin Anshari, Mahmum Djunaidi, Agussalim Sitompul, AM Fatwa, Fachry Ali, Yudi Latief, Amien Rais, Alfan Alfian, dan penulis-penulis hebat lainnya dari HMI. Kader-kader HMI saat ini hanya jago di forum saja.
Nah, dalam tulisanku kali ini pun masih berkaitan dengan tulisan saudara Muhammad Mualimin terkait NDP HMI, yang sudah lama aku simpan dalam gudang tulisan-tulisanku. Ide tulisan inipun menjadi kuat dan segar ketika membaca tulisannya. Judul tulisan ini menggambarkan suatu masalah di dalam budaya kesehari-harian kader HMI saat ini, dengan judul Nilai Dasar Perjuangan versus Ludo dan Mobile Legends (NDP vs LML).
“Setelah lebih dari 48 tahun dijadikan dokumen resmi HMI, NDP terasa makin terasing dalam pergulatan wacana internal HMI. Daripada memperbincangkan makna dan intisari NDP, kader perempuan lebih asyik mendiskusikan model hijab terbaru, film korea, gosip artis, sementara yang laki-laki sibuk main Ludo atau Mobile Legend. Artinya, NDP hanya menjadi mantra saja, dianggap mengawang-awang lalu diabaikan.” Demikian dalam tulisan saudara Muhammad Mualimin.
Setelah beberapa minggu ini penulis amati, penulis sangat sependapat dengan apa yang dikatakannya. Wacana internal kader-kader HMI sudah sangat jarang membicarakan dan membahas NDP HMI secara dalam. Membentuk kelompok-kelompok kajian keilmuan dan membahas NDP tidaklah terlihat ghirah atau semangatnya dibanding membentuk kelompok-kelompok (skuad) Mobile Legends (ML). Dalam tulisan ini, penulis tidak membahas masalah muatan NDP-nya, akan tetapi lebih terfokus pada budaya atau pola laku kader-kader HMI saat ini.
Kader-kader HMI zaman now tahan menghabiskan waktu berjam-jam di depan smart phone-nya hanya untuk bermain game Ludo dan Mobile Legends, dibandingkan membicarakan NDP atau kajian keilmuan lainnya. Membicarakan permain tersebut secara teoritis dan praktik lebih dikuasainya dibanding teori dan praktik NDP HMI. Bahkan ini bukan hanya kaum HMI-Wannya saja, tapi kaum HMI-Watinya juga.
Ketika sesama kader HMI bertemu pembahasan intefsifnya adalah bagaimana mengatur strategi bermain agar menang. Menurut penulis, mayoritas kader HMI saat ini tidak lagi memikirkan bagaimana strategi untuk mengembangkan HMI di era zaman now. Banyak apologi dari mereka bahwa, bermain Ludo dan ML dapat meningkatkan kesolitan sesama kader dan belajar strategi. Nampak-nampaknya, LK II pun sebentar lagi akan ditinggalkan kader-kader HMI. Jika LK II tidak menjadi syarat konstitusional menjadi Pengurus Cabang, mungkin LK II sudah ditinggalkan. Karena di ML sudah belajar strategi dan taktik (stratak), jadi untuk apalagi LK II.
Penulis bukan tidak sepakat jika kita bermain game. Akan tetapi, jika ia menjadi rutinitas yang terorganisir, berarti dia sudah menjadi aktivitas rutin. Sudah menjadi bagian daripada kebutuhan. Padahal, kita ketahui sendiri bahwa game adalah hanya untuk menghilangkan kepenatan, bukan menjadi rutinitas. Bahkan ada kader HMI, yang menghabiskan waktu malamnya (begadang) hanya untuk bermain ML (bukan ML original). Jika kader-kader HMI terkenal dengan budaya malamnya dengan membaca, berdiskusi, rapat dan mengatur strategi, untuk saat ini sudah terkenal dengan bermain Ludo dan Mobile Legends.
Dengan budaya seperti ini, kader-kader HMI menjadi miskin wacana, miskin ide pemikiran dalam berorganisasi dan bermahasiswa. Kader-kader HMI menjadi miskin ilmu tapi cita-citanya setinggi langit. Kader-kader HMI hanya mengaku sebagai kader intelektual, berada dalam organisasi yang pendirinya sudah menjadi Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Mengaku sebagai kader umat tapi jauh dari umat. Atau jangan-jangan kader-kader yang aktif bermain Mobile Legends ingin menjadi Pahlawan ML.
Yang lebih miris lagi, kader-kader HMI rela meninggalkan shalatnya dan tidak peduli pada kondisi keumatan, asal terus dapat main Mobile Legends. Ini sungguh sangat menghina NDP mengajarkan keimanan, peduli pada keadilan dalam kondisi keumatan. Kesadaran keimanan, keilmuan dan amal shaleh semakin hari semakin menipis.
Seharusnya NDP HMI, mejadi pegangan dan pedoman kader-kader HMI walau perlu penambahan berbagai literatur yang mendukung untuk mempelajari NDP dan konsisten mengaplikasikannya dalam pergerakan kehidupan sehari-hari seorang kader HMI.
Kembali penulis mengutip perkataan Muhammad Mualimin sebagai penutup tulisan ini, bila NDP sudah tidak lagi menjadi nilai dan pedoman kader HMI dalam bergerak, di situlah saatnya NDP masuk museum. Dan saya ingin menambahinya, maka Mobile Legends pun akan menjadi materi menarik dalam training-training HMI. Tak perlu mengundang ahli-ahli stratak, cukup kader-kader membentuk tim dalam forum (FGD LML) dengan tema “Menguatkan Kesolitan dan Loyalitas Kader-Kader HMI Melalui Ludo dan Mobile Legends.”[]

Penulis: Ibnu Arsib

Instruktur HMI Cabang Medan

Ket.gbr: Net/ilustrasi
Sumber gbrhttp://www.esportsinsider.com/

No comments:

Post a Comment