Apakah Pengetahuan dan Bagaimanakah Jenis-Jenis Pengetahuan Itu? - Yakusa Blog

Yakusa Blog

Mewujudkan Komunitas Intelektual Muslim

Sunday, 31 December 2017

Apakah Pengetahuan dan Bagaimanakah Jenis-Jenis Pengetahuan Itu?

YakusaBlog- Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Drs. Sidi Gazalba, mengemukakan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil daripada kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu semua milik atau isi pikiran. Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan antara pengetahuan dengan kebenaran (antara knowledge dengan truth).
Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi. Bertrand Russel seorang realist, menulis: “I conclude that ‘truth’ in the fundamentak concept and that ‘knowledge must be defined in term of ‘truth’ not vice versa”.
Beranjak daripada pengetahuan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupannya manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Beberapa pengetahuan yang dimiliki manusia terbagai menjadi: (a) Pengetahuan biasa atau Common Sense. (b) Pengetahuan ilmu, secara singkat orang menyebutnya yaitu “ilmu” sebagai terjemahan dari “Science”. (c) Pengetahuan filsafat, atau dengan singkat saja disebut filsafat. (d) Pengetahuan religi (pengetahuan agama), pengetahuan atau kebenaran yang bersumber dari agama.
Pengetahuan Biasa (Common Sense)
Pengetahuan biasa atau dalam filsafat sering dikatakan dengan istilah “common sense”, dan sering diartikan dengan “good sense”, karena seseorang memiliki sesuatu di mana ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas, dan sebagainya.
Dengan common sense, semua orang sampai kepada keyakinan secara umum tentang sesuatu, di mana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan mengeringkan sawah tadah hujan, dan sebagainya.
Harold H. Titus, mengemukakan beberapa ciri khusus daripada Common sense, yaitu: (a) Common sense cenderung menjadi biasa dan tetap, atau bersifat peniruan, serta pewarisan dari masa lampau (ingat folkways pada masyarakat tradisonal). (b) Common sense sering kabur atau samar dan memiliki arti ganda atau juga sering disebut ambigu. (c) Common sense merupakan suatu kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji, atau tidak pernah diuji kebenarannya.
Randall, mengemukakan bahwa ada dua jenis ilmu (science) yang mencakup, yaitu: (a) Formal science, yang meliputi matematika dan logika formal. (b) Empirical science (ilmu pengetahuan empiris), yang mencakup dua cabang ilmu, yaitu: Pertama, Physical science, seperti kimia, biologi dan fisika. Kedua, Social science, seperti sosiologi, psikologi, antropologi, psikologi sosial, dan yang lainnya.
Ilmu Pengetahuan Formal (Formal Science)
Ilmu pengetan formal tidak tergantung kepada pengalaman, dan tidak berhubungan dengan gejala-gejala alam. Empirical science (ilmu pengetahuan empiris) berhubungan dengan aspek-aspek pengalaman, dan berusaha untuk merumuskan hukum-hukum tentang aspek-aspek tersebut.
Karakteristik daripada ilmu pengetahuan formal (formal science), adalah deduktif hipotesis. Ahli formal science, menanggap semua pernyataan hipotesis benar, dan dalam kaitannya dengan hukum-hukum  serta definisi-definisi yang menentukan, apakah pernyataan-pernyataan akan benar.
Pengertian formal menunjukkan, bahwa para ahli di bidang formal science, menitik beratkan pada kerangka atau bentuk-bentuk pernyataan atau pemikiran, bukan pada materi apa yang dibicarakan. Formal science tidak menaruh perhatian pada pengalaman empiris, juga tidak pada intuisi, melainkan pada hubungan-hubungan logis matematis yang murni.
Ilmu Pengetahuan Empiris (Empirical Science)
Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa empirical science berhubungan dengan aspek-aspek pengalaman (empiris). Namun bukan sekedar pengalaman biasa, seperti yang dilakukan dengan common sense. Dalam hal ini kita dapat membendakan antara ilmu pengetahuan empiris (empirical science) dengan ilmu pengetahuan biasa (common sense), yaitu sebagai berikut:
Pertama, Common sense merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman secara tidak disadari dan tidak disengaja, sedangkan ilmu pengetahuan empiris diperoleh melalui pengalaman secara metodologis (melalui proses dan cara-cara tertentu).
Kedua, Common sense bersifat random dan kebetulan, sedangkan ilmu pengetahuan emprisi (empirical science) berorientasi pada tujuan dan bersifat selektif.
Ketiga, Common sense bersifat kabur, obyek dan situasinya tidak dapat dibeda-bedakan, misalnya air menurut common sense merupakan sesuatu yang membasahi, bukan sesuatu kimiawi, seperti yang diselidiki oleh ilmu. Ilmu berhubungan dengan hal-hal atau sifat-sifat yang abstrak, seperti misalnya: energi, bias cahaya, reproduksi, refleksi, dan sebagainya. Sifat-sifat abstrak ini diperlukan dalam rangka merumuskan hipotesis, membuat sesuatu generalisasi atau hukum-hukum.[]


Sumber: Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal: 5-7.
Ket.gbr: Net/Ilustrasi
Sumbe gbr: https://www.deviantart.com/

1 comment: